9. Lukisan untuk Roseline

612 58 5
                                    

Reyhan baru tiba di rumahnya pada pukul 21.00 WIB. Ia memasuki rumah dengan mengendap-endap agar tak mengganggu ibu dan kakaknya yang sudah tertidur lelap.

Ctlek!

Seseorang menyalahkan sakelar lampu. Lampu kemudian menyala. Reyhan terkejut saat lampu di rumahnya tiba-tiba menyala.

"Dari mana saja kamu Reyhan?" Widya memergoki anak bungsunya yang baru saja pulang.

"Mama?"

"Kenapa? Terkejut? Kamu kira Mama sudah tertidur?" Reyhan mematung dan menunduk tak berani menjawab pertanyaan ibunya.

"Maaf Ma," Reyhan masih menunduk.

"Bagaimana Mama bisa tertidur pulas Reyhan kalau kamu masih belum pulang? Jangan membuat Mama khawatir!" Widya meneteskan air matanya. Kemudian menghampiri anak bungsunya dan memeluk tubuhnya dengan erat.

"Maafkan Mama Nak. Mama tahu Mama salah. Mama tahu, Mama tak bisa seterusnya menyembunyikan semuanya darimu dan Evano. Semuanya butuh waktu."

"Seharusnya Reyhan yang meminta maaf pada Mama. Reyhan salah. Maafkan Reyhan sudah membuat hati Mama dan Kak Evano terluka. Mama maafkan Reyhan." Reyhan menangis meluapkan emosinya yang sudah ia tahan.

"Mama memaafkanmu Nak."

"Kak Evano bagaimana keadaanya Ma?"

"Sudah mendingan keadaanya Nak. Panasnya sudah turun."

"Mandi, makan, shalat, setelah itu tidur!"

"Baik Ma."

■■■

Reyhan dan Evano pagi hari ini tengah melukis di sebuah taman yang jaraknya lumayan jauh dari rumah mereka.

Evano tengah melukis lukisan bunga mawar nan indah. Sedangkan Reyhan, ia melukis lukisan seorang wanita yang mengenakan gaun putih di tengah hamparan bunga-bunga yang cantik.

Setelah selesai melukis, mereka memberikan tanda di sisi kanan bawah lukisan mereka. Reyhan dengan tulisan Ravindra sedangkan Evano dengan inisial namanya, E.X.O.

"Siapa wanita yang ada di lukisan Reyhan? Siapa dia? Siapa dia?" tanya Evano pada adiknya.

"Ini Mama. Lukisan ini mencerminkan diri Mama."

"Mama sangat cantik. Lukisan Reyhan sangat mencerminkan diri Mama. Kakak suka lukisanmu. Kakak suka."

"E.X.O?" Reyhan mengernyit bingung saat membaca tulisan di ujung lukisan Evano.

"Oh ini nama inisial Kakak. Evano Xavier Oktavian." engeh-nya.

"Kenapa? Reyhan tak suka? Reyhan tak suka?"

"Reyhan kurang suka. Xavier lebih bagus."

"Baiklah. Kakak akan mengganti nama ini." Evano pun mengganti nama di lukisannya.

"Bunga mawar ini, melambangkan apa Kak?"

"Seorang ibu yang Kakak temui di busway ketika Kakak pulang. Nama ibu itu Roseline. Lukisan mawar ini Kakak lukis untuknya."

■■■

Chandra dan ibunya, Fara mereka mengunjungi pameran seni yang diadakan di sebuah gedung pameran. Mereka hanya berdua ke pameran tanpa mengajak Roseline karena Roseline tengah sibuk dengan pekerjaannya.

Setelah melihat-lihat ke sekeliling gedung pameran, netra Chandra terfokus pada stand lukis yang berada di ujung gedung. Kemudian ia mengajak ibunya untuk pergi ke sana.

Wanita Tangguh (END)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang