15. Last Chapter

1K 58 7
                                    

Prank!!!

Gelas yang berada di genggaman Widya tiba-tiba terjatuh dan pecah berkeping-keping di lantai.

"Astaghfirullah! Ada apa ini? Perasaanku ... mengatakan ada hal yang tidak baik. Apa maksudnya ini?" Widya kemudian berjongkok dan membersihkan pecahan gelas yang berserakan di lantai.

Setelah selesai membersihkan pecahan kaca Widya kemudian pergi ke ruang tamu untuk berehat sejenak.

"Astaghfirullah! Ada apa sebenarnya ini? Semoga tak terjadi apa-apa. Semoga ini bukan bertanda buruk."

Widya mengarahkan pandangannya ke arah foto Evano yang terpajang di dinding ruang tamu. "Evano ..." Seketika cairan bening menetes dari sudut netranya. Perasaannya menjadi kalut dan entah kenapa dalam dirinya, ia ingin menangis setelah melihat foto Evano.

"Evano ... hiks ... apa yang terjadi padamu Nak? Evano sayang kamu kenapa?" ucapnya pada foto Evano.

Di rumah sakit, Chandra tak henti-hentinya berdoa untuk keselamatan Evano. Chandra tak peduli dengan keadannya saat ini. Ia mengabaikan bajunya yang dipenuhi bercak darah Evano dan ia juga mengabaikan luka yang ada di kakinya. Yang ada dipikirannya saat ini adalah kesembuhan Evano, anak sulungnya.

"Ya Allah aku mohon! Selamatkanlah anakku! Jangan kau ambil anakku Yaa Rabb!" ucapnya di tengah isakannya.

"Evano, Papa mohon! Kamu harus selamat! Ingat Nak! Di sini ada Papa, Mama, Ayah Mahesa, Ibu Roseline dan juga adikmu, Reyhan. Jangan tinggalkan kami Nak! Papa mohon, berjuanglah!"

Chandra semakin terisak melihat anak sulungnya yang sedang ditangani oleh paramedis dari balik jendela ruang ICU.

■■■

Mahesa, Reyhan, dan Widya, mereka baru saja tiba di rumah sakit dan dengan kondisi yang masih panik mereka memasuki gedung rumah sakit.

Satu jam yang lalu, Chandra menelepon Widya dan mengabari bahwa Evano mengalami kecelakaan selepas shalat ashar bersamanya. Widya menangis histeris dan tak lama, ia jatuh pingsan.

Setelah Widya sadar, ia menangis histeris. Syukurlah Mahesa sudah pulang ke rumah. Dengan terisak Widya menceritakan pada Mahesa bahwa Evano kecelakaan. Tanpa berpikir panjang mereka pergi ke rumah sakit untuk melihat keadaan Evano dan sebelum sampai di rumah sakit, mereka menjemput Reyhan di tempat lesnya.

"Chandra!" panggil Mahesa setibanya di lorong ruang ICU. Chandra berbalik ke arah sumber suara.

Bugh!

Tanpa basa-basi Mahesa meninju wajah Chandra, hingga Chandra jatuh tersungkur. Dengan keadaan amarah yang masih menggebu-gebu, Mahesa mencengkeram kuat kerah baju Chandra hingga Chandra berdiri.

"Cukup Ayah! Jangan pukul Papa! Hiks ... Papa juga terluka!" Reyhan merelai amarah Mahesa yang menggebu-gebu pada Chandra. Tetapi Mahesa tak mengidahkan ucapan anak sambungnya itu.

"Kamu benar-benar lalai menjaga Evano! Kenapa tak kamu saja yang celaka sialan!" Chandra tak bisa melawan. Perasaannya tengah kalut dan pikirannya hanya tertuju pada keadaan Evano yang tengah terbaring lemah di ranjang ICU.

"Silahkan kau menghajarku habis-habisan! Aku memang lalai menjaga anakku hiks ... seharusnya aku yang tertabrak! Bukan Evano!" Chandra menangis histeris mengingat kejadian yang menimpa anaknya.

"Hentikan Mas Mahesa!" relai Widya saat Mahesa hendak kembali memukul Chandra.

"Sudah jangan menghajarnya Mas! Ini kecelakaan. Ini murni kecelakaan!"

Wanita Tangguh (END)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang