PART^18

266 23 0
                                    

Hatinya sangat senang hari ini dari mulai pulang dari rumah dakit, di izinkan tinggal di mension, dan Nenek yang selalu Nuca takutkan memanggil namanya sekaligus membantunya meminum obat senang rasanya apalagi saat menyuapi strawberry manis.

"Anak bungsu ayah kenapa dari tadi senyum-senyum?".

Zaki menghampiri Nuca di kasur mata anak itu sudah setengah watt tapi masih senyum gembira, takut tentu ini sudah malam apalagi Nuca senyum-senyum dari tadi.

"Nuca lagi senang". Ucapnya dengan mata berbinar gembira tersenyum.

"Senang tinggal di mension?". Berbaring di sebelah Nuca mengusap surai hitamnya.

"Hum ayah tau gak tadi Nenek panggil Nuca".

"Ohh ya". Zaki tersenyum menanggapinya

"Terus bantu minum obat.. terus di kasih strawberry manis~".

"Nenek baik kan". Zaki sedang berusaha agar Nuca tidak takut lagi dengan Hasna, keadaan sekarang berbeda Ganjar dan Hasna sudah menerima Nuca.

"Iya nenek baik, Nuca seneng". Lirih Nuca dengan mata yang terpejam menguap, menandakan mengantuk.

"Sekarang waktunya tidur".

Mengecup kening Nuca menggelus kepalanya lembut membuatnya nyaman, hati Zaki sedikit tenang dengan respon Nuca yang baru satu hari tinggal di mension rasa khawatirnya sedikit memudar.

●●●

"Nenek!".

Kevin tersenyum memanggil Hasna yang sedang berada di taman, menghampiri neneknya dengan memegang erat tangan Nuca berjalan beriringan. Nuca kecil juga bahagia akan bertemu dengan Nenek sedangkan sang ayah Zaki pergi kekantor siang nanti akan menjemputnya pulang.

Hasna yang sedang melihat-lihat bunga mawar kesukaannya tersenyum melihat cucunya datang, tadi ia di kabari bahwa Zaki menitipkannya tapi yang Hasna kira hanya Kevin ternyata dengan Nuca. Membuat senyumnya luntur seketika menatap Nuca tajam dengan amarah.

"Siapa yang mengijinkan mu masuk kesini hah!".

"Nuca mau ketemu Nenek". Ucap Nuca tersenyum gembira karena ini pertama kalinya Nuca bertemu sang Nenek meskipun tanpa ayah.

"Kevin jangan dekat dengannya dia anak pembawa sial". Hasna menarik badan Kevin membuat pegangan erat tangan terlepas pada Nuca.

Nuca yang mendengar ucapan Hasna terkejut sekaligus takut kenapa neneknya semarah ini, Nuca tidak melakukan kesalahan bahkan ia baru datang bersama abangnya Kevin.

"Nuca adik Kevin nenek". Kevin juga bingung menatap Hasna yang sedang marah.

"Bukan adik mu, dia bukan adik mu!". Tegas Hasna

"Nuca adik bang Kevin!".

Ucap Nuca lantang kedua tangan mengepal, air mata sudah keluar dengan badan yang bergetar menahan tangisnya menunduk mulai tak berani menatap di hadapannya.

Hasna menghampiri dengan kilat amarah di pegangnya erat dagu Nuca untuk menatapnya, mata yang berkaca-kaca dan pipi basah oleh air matanya terdengar ringisan dari Nuca tapi Hasna acuhkan.

"Kau tahu anak haram pembawa sial dilarang berada di mension ini karena tak pantas ada disini". Hasna penuh penekanan.

Dagu nuca yang di pegan erat itu Hasna hempaskan membuat Nuca sedikit mundur, memegangi kedua pipi yang  memmerah akibatnya sakit tentu saja secara fisik maupun hati.

"Pergi! pergi sekarang!".

Hasna mendorong dorong badan Nuca sedikit lumayan kencang membuatnya jatuh terduduk, Nuca menangis terisak menggeleng ia tak akan pergi kata ayah ini juga adalah rumah nya lantas kenapa mengusir untuk pergi.

Dua MASA [🌏]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang