PART^ 11

681 47 2
                                    

Diruangan rawat Nuca Kevin di kagetkan dengan Nuca yang mengeluh sesak dan punggungnya terasa sakit, Kevin langsung memencet tombol tak lama kemudian Dr.Tama bersama suster masuk Nuca yang masih berada di rengkuhan Kevin memegang tangan Kevin erat serasa tak ingin di tinggal oleh kevin.

Badan lemas Nuca bersandar pada  Kevin, peluh bercucuran dari pelipisnya rasa sakit yang selalu ia rasakan itu kembali dengan sesak yang membuat Nuca sedikit kesusahan untuk bernafas.

Dr.Tama memasangkan masker oksigen pada Nuca dan di pegang oleh suster nafas Nuca tersenggal -senggal tidak teratur Dr.tama menambahkan kadar oksigennya terlihat Nuca sangat kepayahan untuk mengambil nafas.

"Sa--kitt".lirih nuca

"Tenang Ka abang disini."membisikan ketelinga nuca untuk menangkannya.

"Nuca.. dengar dokter".

Dibalas anggukan lemas nuca dengan masih berusaha meraup oksigen sebanyak- banyaknya, wajahnya Nuca sudah penuh dengan peluh dan matanya sayu terlihat lelah dan jejak air mata.

"Hirup pelan-pelan".intruksi Dr.tama dengan menyuntikan cairan penenang pada Nuca.

"engghh..".

lengguh nuca dari balik masker oksigennya badannya mengeliat sakit dahinya mengkerut, matanya sedikit demi sedikit tertutup dengan nafas yang teratur.

Masker oksigen yang masih di pegang oleh suster di benarkan dan dipakaikan pada nuca, badan Nuca berada di rengkuhan Kevin dibantu Dr.Tama untuk di tidurkan merapihkan selimut dengan sebatas dada.

"kenapa bisa kaya gini Vin?".

"ayah sama bunda bertengkar di depan Nuca".

"Ada - ada aja".mengusap kasar wajahnya.

"Om keluar dulu mau ketemu orang tuamu dulu".putus Dr.Tama pada Kevin keluar dari ruang rawat Alvin, Kevin duduk didekat ranjang Nuca memegang tangan dingin Nuca erat.

Zaki dan Rara sudah duduk di hadapan Dr.Tama mereka tak menucapkan sepatah katapun.

"Kalian ini sudah dewasa seharusnya kalau lagi ada masalah selesaikan dengan baik-baik bukan dihadapan anak kalian". Zaki dan Serena diam memalingkan wajahnya masing-masing .

"Anak kalian itu sedang sakit.. bukan sakit sepele ingat Nuca itu pengidap kanker orang yang mengidap kanker tidak boleh stres tidak boleh ada tekanan jangan berfikir yang berat- berat".

"Tiga hari lagi Nuca akan Kemo kalian tidak boleh ada pertengkaran apalagi seperti tadi di hadapan Nuca, buat dia untuk yakin kalau dia akan sembuh beri semangat untuknya kalian harus ada di sampinnya".Dr.Tama

"Aku akan selalu di samping Nuca pekerjaan bisa di handle".ucap zaki

"Aku gak bisa lima hari ini aku bakalan keluar kota buat syuting gak bisa di batalin".putus Serena.

"gak bisa gitu dong..  kamu itu bundanya kamu itu harus ada di sampingnya Nuca."

"Aku gak bisa, Aku bakal melunasi administrasinya aja buat perawatan Nuca".

"Enggak! Pokonya kamu besok harus ada di sini!". te tang Zaki.

"Terserah aku engga bisa" . Serena berdiri dari duduknya berjalan keluar membuka pintu.

"Kamu memang bukan bunda yang baik buat Nuca".lirih Zaki membuat Serena berhenti dari jalannya dan mengahadap ke arah Zaki dengan sedikit menitikan air mata.

Deg

"Terserah kamu yang penting aku bekerja untuk Nuca dan Kevin mereka pasti mengerti ". Serenakeluar dengan mata yang sudah menangis.

Zaki hanya diam menumpahkan air matanya rasa kesal masih ada di hatinya, segampang itu Serena meninggalkan Nuca tak bisa kah mantan istrinya itu menemani Nuca yang membutuhkannya saat ini, Zaki menangis menumpahkan air matanya Dr.Tama mengusap pelan pundak Zaki menenangkannya.

"Sebagai ayah harus nya lebih kuat dari Kevin dan Nuca, Nuca sekarang butuh ayahnya untuk menjadi penyemangat nya".Dr.Tama

●●●

"Gimana kata Dokter tentang Nuca?."

Lutfi bertanya pada Serena di abaikan, Serena yang terus berjalan meninggal kan ruangan itu mengusap air matanya pelan dan mengirim pesan pada Kevin.

Bunda❤

Kevin maafin bunda selama tiga hari bunda engga bisa nemenin kamu sama Nuca, Bunda bakalan keluar kota bunda juga enggak bisa dampingin Nuca kemo sampaikan maaf Bunda ke Nuca.
Bunda sayang kalian🤗😘

Terdengar suara pesan masuk di hp Kevin ketika ia melihatnya itu pesan dari sang bunda kevin langsung membaca Kevin tersenyum sudah ia duga pasti akan terjadi seperti ini dari awal omong kosong bila bundanya sayang Nuca dan dirinya.

"kevin".

"Ayah".

air mata Kevin tak terbendung lagi karna pesan dari sang Bunda membuatnya sakit hati Zaki memeluk Kevin dengan hangat.

"Bunda yah.."lirih Kevin sela tangisnya seperti mengadu pada Zaki.

"Ayah tetep disini ayah janji.. ayah enggak bakal ninggalin kalian lagi ayah janji".

"Bunda jahat".lirih Kevin

Bagaimanapun ia masih remaja usia 18 tahun Kevin rak setegar itu menghadapi kenyataan, hatinya sangat sakit bunda sudah mengingkari janjinya akan selalu ada bersamanya dan Nuca menemani nya namun sekarang Bunda berkata lain malah sibuk dengan pekerjaan, padahal Nuca akan menjalani kemo tiga hari lagi.

Nuca pasti akan menanyakan sang bunda apa yang harus Kevin jawab bahwa sang bunda memilih keluar kota untuk bekerja dari pada harus menemani kemo Nuca. Entah apa yang di fikirkan bundanya.

 Entah apa yang di fikirkan bundanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dua MASA [🌏]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang