PART^19

588 44 6
                                    

Siang ini Nuca berada di ruang kerja sang Ayah melihat berkas-berkas kantor menumpuk dimana-mana, banyak dokumen penting juga.

Sudah hampir dua jam memperhatikan Ayahnya bergelut dengan kertas dan di depan layar laptop, sedangkan Nuca rebahan sekali-kali duduk di sofa yang tersedia di rungan ini bermain game di gadgetnya.

"Ayah".

"Hemm".

Nuca mulai terasa bosan sekarang, Kevin sekolah sedangkan Zaki meskipun ada di hadapannya tetap sibuk dengan pekerjaan.

Nuca menghampiri Zaki yang duduk di kursi kerjanya memaksa ingin duduk panggkuan Zaki yang melihat hanya tersenyum memegangi badan Nuca takut terjatuh dan kembali fokus, Nuca hanya diam bersandar.

"Bosan hmm?". Zaki melihat dari tadi Nuca mulai cemberut.

"Ayah masih lama?".

"Sebentar lagi selesai". Nuca hanya mendengus kesal, ia sangat bosan.

Zaki meregangkan otot yang sedikit pegal,
Ingin minum tapi air minumnya habis sudah kosong, dilihatnya nuca sedang cemberut dengan pandangan kosong.

"Nuca tolong ambilkan ayah minum di dapur ayah haus, bisa?".

"Nanti kalau ketemu Nenek dan Kake gimana?". Jujur saja bertemu dengan masih ada Zaki di sampingnya saja membuat jantung Nuca berdebar takut, apalagi berhadapan sendirian.

"Nuca takut masih takut?".Nuca mengangguk tapi tak lama kemudian mengelengkan kepala.

"Oke Nuca ambilin ". Dengan membawa gelas kosong di meja sang ayah.

"Anak baik, hati-hati bawa gelasnya jangan sampai pecah". Zaki tersenyum akhirnya Nuca sedikit berani.

"Iya".

Nuca keluar dari ruang kerja sang ayah menuju lift turun ke bawah menuju dapur untung Nuca masih ingat jalannya karena mension kake sangat luas, memegang gelas kaca tersebut dengan kedua tangannya.

"Bibi tolong isi air".

"Baik tuan muda".

Untung saja ada bibi yang memper mudah Nuca mengambil air minum untuk ayahnya.

"Ini tuan muda, apa perlu bantuan untuk membawanya?".

"Engga perlu bibi Nuca bisa, termakasih".
Tersenyum memegangi gelas berisi air dengan kedua tangannya hati-hati.

"Sama-sama tuan muda". Bibi tersenyum bungsu adiraksa sangatlah manis saat tersenyum.

Nuca berjalan sangat hati-hati menuju lift kembali ke ruangan kerja sang ayah, tapi naas saat berpapasan dengan Hasna membawa pas bunga mawar di tangannya tak memperhatikan Nuca yang pendek membawa air minum tersenggol sehingga membuat gelas yang berisi air dan juga pas bunga mawar itu pecah di lantai berserakan.

Prang

"Heyy apa-apaan ini!". Sentak Hasna tak terima pas bunga mawarnya jatuh pecah.

"Maaf nenek".

Gumam Nuca bergetar takut masih menunduk tak berani menatap Neneknya yang sedang marah, ini yang Nuca hindari.

Pagi ini Hasna sangat marah bunga mawar yang baru saja ia petik di taman akan di pajang disimpan di pas bunga jatuh begitu saja, gara-gara anak kecil yang baru saja menempati mensionnya kemarin.

"Apa kamu tidak bisa melihat?"

Hasna heran sekarang adalah hari senin seharusnya Nuca bersekolah kenapa anak itu tak sekolah Hasna benci anak yang nakal membolos sekolah.

Dua MASA [🌏]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang