"Aku tak mengerti jalan pikiranmu. Sakura itu gadis yang cantik. Blah blah blah..." Naruto terus mengoceh sendiri terus membicarakan tentang Sakura pada Sasuke meski tak di tanggapi namun Naruto tahu dia di dengarkan.
"Tsk. Berisik! Bisa diem ga sih? Tidur sana!" Kesal Sasuke.
"Jelasin dulu, yang salah dimananya dengan Sakura?" Tuntut Naruto masih ngeyel.
"Terus maumu aku kudu gimana?" Balas Sasuke lelah ingin cepat obrolan ini berakhir.
"Eh? Kok mauku sih, ya maumu dong. Ini kan tentang kamu bukan aku." Timpal Naruto.
"La kok kamu yang ngotot?" Balik Sasuke.
"Ya kan aku sahabat kalian berdua. Aku peduli lah..." Ngeles Naruto. Sasuke memutar bola matanya malas."Kan aku udah bilang ga berminat yang artinya TI-DAK TER-TA-RIK." Tekan Sasuke mencoba membungkam Naruto.
"Kenapa?" Ternyata Naruto masih ngeyel terus lanjut tanya. Entah kesabaran dari mana yang membuat Sasuke tak menchidori Naruto saat ini juga saking jengkelnya.
"Apanya yang kenapa?" Jengah Sasuke.
"Haruskah aku mengikuti inginmu untuk bersama Sakura?" Tanya Sasuke membalik.
"Itu kah maumu?" Tuntut Sasuke.
"Aku dengan Sakura. Apakah kau bahagia melihat itu? Itu kah maumu? Apa setelah itu kau akan puas hah?" Sungguh Sasuke sudah jengah, lelah ingin tidur. Tubuhnya sudah mulai teriak karena tiga malam ini terus terjaga menjaga Naruto.Naruto terdiam.
"A-aku..." Naruto tergagap bingung menjawab. Mulutnya hanya membuka nutup tak jelas.
"Hahh... Maafkan aku..." Setelah membuang nafas besar Naruto meminta maaf. Dia sadar telah mencampuri urusan pribadi sahabatnya terlalu berlebihan. Dia menundukkan kepalanya.
Melihat itu Sasuke tak bisa untuk tak lagi-lagi bernafas lelah. Beranjak berdiri perlahan Sasuke menghampiri Naruto, menuntunnya ke satu-satunya dipan di gubuk mereka. Setelah berhasil mendudukkan Naruto dia menarik wajah Naruto untuk melihat ke arahnya yang sedang berdiri didepannya. Dengan menengadah Naruto menatap ke wajah Sasuke. Perlahan Sasuke menundukkan wajahnya mendekat ke wajah Naruto. Naruto yang menyadari itu terbelalak dengan posisi mereka saat ini. Ingatan kejadian pada malam purnama di air terjun malam itu terngiang kembali. Wajar Naruto mulai memerah.
"Sa-sasuke... Ma-mau apa kau?" Dengan gugup Naruto mencoba bertanya.
Sasuke hanya diam tak menjawab, masih menatap Naruto intens. Jemarinya mulai mengusap wajah Naruto dengan lembut dan itu sukses membuat jantung Naruto berdebar kencang.
"Apa kau juga merasakannya?" Tanya Sasuke lembut masih sambil menyusuri wajah Naruto. Dan sekarang bertengger di bibirnya.
"Ap-apa?" Gugup Naruto bingung.Tanpa aba-aba Sasuke menyatukan bibir mereka begitu saja dan langsung memagut-magutnya dengan lembut. Lagi-lagi karena shock, Naruto tak berkutik. Ciuman Sasuke semakin intens, Naruto mencoba menghentikan namun seakan tenaga hilang entah kemana dia lemah.
"Emm~ Sas.. hen-... ugh~hmm" disela desahannya Naruto mencoba memanggil Sasuke berharap mau berhenti.
Ciuman panas mereka terus berlanjut hingga tuntutan untuk bernafas di ujung tanduk barulah mereka berhenti. Dengan deru nafas memburu saling bersaut mereka saling menatap satu sama lain.
"Apakah kau masih saja dobe padahal sudah sampai begini?" Tanya Sasuke. Dengan nada mengejek namun tidak dengan tindakannya yang lembut mengusap sisa saliva mereka dari dagu Naruto. Wajah Naruto sudah seperti kepiting rebus merah sekali, belum lagi detak jantungnya yang tak karuan di tambah tubuhnya yang gemetar dia tak tahu harus berbuat apa dan menjawab apa seakan lidahnya kelu tubuhnya kebas. Dia hanya mampu merunduk mengalihkan pandangannya dari Sasuke. Dia malu dan bingung.
Sasuke menengadahkan wajah Naruto kembali untuk menatapnya. Untuk pertama kalinya Sasuke menatap Naruto dengan tatapan begitu lembut dan syahdu. Seperti terhipnotis Naruto tak bisa berpaling.
KAMU SEDANG MEMBACA
Backstreet ✔️
FanfictionBackstreet bisa dikatakan sebagai hubungan percintaan yang dilakukan diam-diam atau sembunyi. Hubungan yang terlarang memang membuat seseorang akhirnya menjalin hubungan diam-diam. Takut ketahuan, takut menyakiti hati orang lain, atau takut dilarang...