Bagian 10 : Mendekat

1.1K 74 4
                                    

"Oe Sasuke!! Temeee!!!" teriak Naruto jengkel.

"Iyaa... Apaan sih?!" balas Sasuke.
"Habisnya gue ngomong kaga di dengerin sih. Jawab dong, jelasin gimana kejadiannya??" paksa Naruto.

Akhirnya mau tak mau dengan malasnya Sasuke menceritakan kejadian bagaimana bisa pakaiannya hancur.

"Jadi terima saja yang ada dulu. Nanti kalau situasi sudah terkendali kita bisa membeli yang baru mencari perkampungan terdekat. Yang terpenting sekarang pulihkan dulu kondisimu. Biar nanti kalau kita keluar dari sini dan langsung dicegat oleh gerombolan Akatsuki kamu tidak mati konyol. Dan untuk teman-temanmu tak usah kawatir mereka pasti baik-baik saja ada Kakashi dan Yamato. Lagian yang mereka incar adalah kamu, jadi mereka lebih memilih mengejarmu dari pada buang waktu untuk menghabisi mereka." ujar Sasuke dengan santainya sambil memanggang ikannya. Terkesan acuh memang namun kalian bisa lihat kan niat hatinya menenangkan Naruto. Yandere memang ckckck...

Ssiiinggg~~ Hening tak ada tanggapan. Sasuke yang heran pun mengalihkan fokusnya melihat ke arah Naruto. Naruto dilihatnya hanya terbengong dengan mata terbelalak berkedip-kedip tak jelas melihatnya.

"Why?" tanya Sasuke.
"Lu tau ga Sas? Ini tuh kalimat terpanjangmu yang pernah kau ucapkan tahu! Aku juga ga nyangka ternyata kamu tuh perhatian juga sama aku, aku sungguh terharu loh hehehe!" jawab Naruto amazed dengan gaya malu-malu kucing tapi ga malu sama sekali.

Memutar bola matanya malas, Sasuke tak menanggapi ke absurdan ocehan Naruto barusan. Dia memilih kembali fokus pada pekerjaannya.

"Oe teme.. " panggil Naruto pelan.
"Hm" balasan singkat andalan Sasuke tanpa menoleh.

"Tadi.. kau bilang.. 'kita'.. Apakah.. itu artinya.. kau akan menemaniku?" tanya Naruto canggung.

Sasuke yang mendengarnya terkejut untuk yang kedua kalinya hari ini. Rasa tertohok kembali menyadarkannya. Namun lagi-lagi berkat muka temboknya, polemik batinnya ini tertutupi rapi jadi Naruto tak bisa melihatnya.

'Bagaimana bisa si idiot ini bisa jadi baka dan pinter secara bersamaan hari ini?' batin Sasuke.
'Bahkan aku yang genius saja tak menyadari ucapanku sendiri. Apakah otak kami tertukar?? Tsk. Damnit!!' gerutu Sasuke dalam hati.

"Oe! Jangan diem aja. Kerja! Enak saja tinggal makan." omel Sasuke menyorongkan ikan segar hasil tangkapannya pada Naruto, menyuruhnya ikut memanggang.

"Kalau ga mau, ga usah makan. Gampangkan?" lanjutnya kejam.

"Ukh~ dasar teme! Iyaa iyaaa!" jawab Naruto kesal.

Naruto tahu jikalau Sasuke tak mau menjawabnya. Namun dia tak mau menyerah begitu saja.

"Sasuke.." panggilnya lagi namun tak dijawab oleh Sasuke.
"Ayo pulang..." lanjutnya pelan.
"Mari kita pulang sama-sama Sas.." ajak Naruto lagi meski tak ada jawaban dia tahu Sasuke mengerti maksudnya.

"Cepat habiskan makananmu lalu tidur." perintah Sasuke lalu pergi keluar membawa hasil panggangannya.

Naruto hanya memandang kepergian sahabatnya dalam diam. Kata sedih sudah bukan lagi rasa yang bisa menggambarkan perasaannya saat ini. Saat ini perasaannya lebih dari kata itu, rasanya dadanya teramat sesak yang menyesakkan.

Malam semakin larut namun Sasuke masih belum juga menampakkan batang hidungnya didalam pondok mereka. Sebersit rasa takut menyisip kedalam hati dan pikiran Naruto. Bukan takut terjadi apa-apa dengan Sasuke diluar sana. Karena dia sangat yakin Sasuke sangat mampu melindungi dirinya sendiri. Bukan pula dia takut dengan kesendirian di malam gelap ditengah hutan belantara. Karena jikalau binatang buas yang menerjang masuk pondoknya dia yakin bisa menghabisinya, atau kalau pun ada musuh yang datang dia yakin dia bisa mengatasinya meski pun tenaganya saat ini belum pulih kembali sempurna. Hal lain yang bikin bergidik yakni hantu dan semacamnya meski ngeri juga dengan hal begitu tapi bukan itu yang dia takutkan. Yang lebih menakutkan baginya adalah lebih ke rasa takut ditinggalkan oleh Sasuke. LAGI.

Backstreet ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang