Bagian 9 : Kenapa oh Kenapa

1K 67 17
                                    

Selama 48 jam ke depan Naruto belum juga sadarkan diri. Sebenarnya Sasuke sedikit cemas mengenai itu. Namun dirinya tak punya alternatif lain saat ini. Mencari bantuan dan meninggalkan Naruto sendiri bukanlah pilihan yang bagus. Atau membawa Naruto keluar dengan keadaan begini juga bukan keputusan yang baik. Sedang situasi diluar sana dia masah belum yakin. Selama dirasa kondisi Naruto tak sampai berbahaya dia hanya bisa menunggu untuk saat ini. Menunggu sampai Naruto tersadar dengan sendirinya. Semoga tak akan ada apa-apa.

"Ugh~"

Dan akhirnya Naruto pun tersadar dari komanya.

"Naruto?" panggil Sasuke memastikan.
"Urgh... Air..." rintih Naruto pelan.

Dengan sigap Sasuke segera membantu Naruto duduk untuk minum. Setelah mendapat asupan air Naruto mulai benar-benar tersadar. Dia dengan linglung melihat sekeliling. Raut wajah kebingungan sangat jelas tercetak di wajahnya yang masih agak sedikit pucat di kulitnya yang rada tan. Dan sampailah pandangannya pada Sasuke yang ada di belakangnya sedari tadi menjadi sandarannya dari dia minum tadi.

"Sa-Sasuke?" tanyanya bingung campur terkejut.

Naruto mulai mengingat-ingat tentang kejadian sebelumnya. Tentang bagaimana dia bisa sampai bersama Sasuke. Namun yang di ingatnya hanya pertempurannya melawan para shinobi dari Akatsuki bersama rekan-rekannya yang memang sedang menjalankan misi. Dimana ditengah pertempuran team mereka kedatangan bala bantuan yakni Kakashi dan team anbunya. Lalu pembicaraannya dengan Kyuubi dan dari situlah dia tak mengingat apapun kejadian setelahnya. Bagaimana dia bertemu dan bisa bersama Sasuke saat ini dia tak ingat apapun. Bahkan dia tak mengetahui bagaimana ending pertempuran mereka saat itu. Bagaimana nasib teman-temannya. Naruto merasa rada gamang.

'Apakah aku sedang bermimpi?' pikir Naruto.

"Urgh.. "

Naruto merintih tiba-tiba merasakan sakit yang teramat sangat menghantam kepalanya saat dia terus memaksa otaknya untuk berpikir keras.

"Baka! Otak dobe mu memang sangat dobe sekali baka dobe! Ngapain kamu memaksakan otakmu yang jelas dobe itu untuk berpikir keras jika mulutmu bisa kau gunakan untuk bertanya!" ujar Sasuke sarkastik mengetahui tentang kebodohan apa yang dilakukan mantan temannya tersebut. Entah kenapa ada sepercik rasa kawatir melihat mantan sahabat dobenya itu kesakitan.

"Ah! Bodohnya aku cih!" ujar Naruto yang menyadari maksud dari ucapan Sasuke tersebut.
"Eh? Tapi.. Tetap saja enak aja kamu ngatain gue bodoh dasarrrr temeee!!!" marah Naruto.
"Sudahlah. Simpan tenagamu untuk bisa duduk sendiri. Capek tahu jadi sandaranmu." balas Sasuke pedes.

Naruto yang menyadari posisinya jadi malu sendiri tapi juga marah ke Sasuke. Mulutnya itu loh nyebelin sekali. Ugh!!!

Dengan segera Naruto merubah posisi duduknya jadi bersandar ke dinding.

"Ini dimana? Bagaimana aku bisa ada disini? Kenapa kamu ada disini? Dimana yang lain?" tanya Naruto beruntun tak sabaran.

"Ais.. Bisa ga nanyanya tuh satu-satu hah??!" ejek Sasuke.

"Makanlah ini." lanjutnya sambil menyodorkan makanan pada Naruto yang langsung dilahapnya.

"Uh.. Thank you teme. Tahu aja aku lagi laper banget hehehe..."

Sasuke hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah absurd Naruto tersebut.

"Ngomong-ngomong jawab dong teme. Aku penasaran tahuuu!! Bagaimana aku bisa bersamamu? Seingatku aku sedang bertarung dengan Akatsuki? Atau... Jangan-jangan... Kau sekarang jadi anggota Akatsuki? Dan ini markas mereka? Kau menculikku teme???" tuduh Naruto sambil terbelalak ngeri.

Backstreet ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang