MISSION 4 : asmalibrasi

1K 126 56
                                    

.
.
.

hai, sashiburidana minna~

hope you like it!

.
.
.


Lagu terakhir selesai diputar di lantai dansa. Yuri mengakhiri aktifitas menyenangkannya itu dengan mencium jari-jari lentik [Name]. Tentu saja tindakan tersebut, memacu kecemburuan orang ketiga yang tak kasat mata di acara kencan mereka.

Buru-buru Loid membuang seluruh atribut penyamarannya ke toilet.

Sambil mencak-mencak tidak jelas, ia pun kembali ke ruangan sebelumnya. Mencari keberadaan [Name]. Sang majikan bermaksud mengajak karyawatinya pulang. Tidak ada maksud terselubung, bukan?

Para wanita yang sempat ia lintasi, lantas mengghibah nya. Bisikan-bisikan yang mengatakan kalau ia, "lelaki tampan jones karena tidak membawa gandengan", "dia tampan sekali. jadi ingin lihat pasangannya juga", atau yang diluar nalar seperti, "masnya lebih ganteng dari suami saya. diajak selingkuh nolak gak, ya?!"

Membuat relung hati Loid refleks berujar, "Tch, beliau-beliau ini!"

Membuat relung hati Loid refleks berujar, "Tch, beliau-beliau ini!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sedari remaja, Senja memang tidak begitu peduli soal wanita. Terkadang ia berpikir, bahwa dirinya memang dirancang untuk menjadi anjing perdamaian dunia.

Ia mengusak rambutnya gusar. [Name] tak kunjung menyapa indra penglihatannya. Haruskah ia retas seluruh cctv yang terdapat dalam restoran, hanya untuk mencari keberadaannya?

Mana dimana, jantung hati saya...

Memasuki ruang resepsionis, ulam pun tiba. Senyum manisnya pada sang lawan bicara, tak pernah pudar. Baru saja akan menggaet lengan [Name], sang kakak ipar entah muncul darimana. Lengan wangy [Name] sudah sold out oleh genggaman Loid. Yuri kalah cepat. Wajahnya langsung memasang ekspresi sepat.

"Mari pulang. Ini sudah kelewat jam main!"

[Name] kicep. Tidak menduga sama sekali bahwa si tuan akan menjemputnya pulang.

"Kau juga pulanglah, Yuri. Atasanmu pasti akan memberi sanksi kalau besok kesiangan."

"Lah, ngatur. Pokoknya [Name] harus pulang bersamaku!"

Melihat keadaan sudah mulai tidak kondusif, [Name] pun melerai keduanya.

"Tidak apa-apa Yuri-kun. Hari ini sangat menyenangkan untukku. Beristirahatlah. Aku pulang dengan tuan Senja."

Yuri menundukkan kepalanya seperti bocah yang sedang ngambek. Namun sekarang tidak lagi. Ia harus kelihatan gentle dihadapan mbak crush.

"Tentu, jika [Name] yang meminta. Etto... mungkin aku akan sering-sering mengajakmu jalan kedepannya."

Loid paham betul dengan penekanan Yuri di setiap perkataannya. Cemburu mu nampak jelas, bocah!

"Baiklah Yuri-kun. Kita berpisah disini, ya. Hati-hati di jalan."

OH, MY BABYSITTER! || ʟᴏɪᴅ ꜰᴏʀɢᴇʀTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang