MISSION 3 : how to make a spy jealous?

1.1K 165 78
                                    

.
.
.

Enjoy Reading!

.
.
.

"Jadi, [Name]. Kamu benar-benar akan menerima ajakan kencan dari Yuri?"

Lihatlah kilatan tatap Loid yang mengintimidasi sekaligus membuatnya luluh itu. Loid yang seperti itu membuat [Name] mengeluarkan beberapa asumsi dalam benaknya. Ada hal apa dibalik tatapan tuannya? Kenapa terlihat marah? Cemburu, kah? Atau hanya sekedar penasaran?

"Kalau tuan mengizinkan, aku akan pergi dengan Yuri-kun pekan depan nanti." Tidak ada unsur kebohongan dalam kalimat yang diucapkan [Name].

Walau hanya sesaat pertemuan, gadis itu ingin mencobanya. Ketika Loid menunjukkan sifat perlindungannya pada Yor, [Name] merasa tidak ada apa-apanya. Entah akting Loid yang kelewat bagus dalam menutupi hubungan settingannya pada Yuri, atau memang tuannya itu sudah mulai menerima keberadaan sang nyonya dalam hatinya. [Name] merasa semua perkataan Loid itu tulus apa adanya. Kalau memang cocok dengan Yuri, bukankah hal itu jauh lebih baik? Ia akan tentram tanpa mengusik kehidupan rumah tangga tuannya lagi.

Sebenarnya Loid sangat enggan menyetujui permintaan babysitter favoritnya itu. Jika saja pada kenyataannya Ia memang hanya seorang dokter dengan penghasilan yang tetap, tentu saja Ia takkan membiarkan [Name] di klaim pria lain. Ia harus profesional. Ia harus malu dengan gelar profesionalnya! Ia adalah mata-mata yang menjadi tonggak perdamaian dunia!

"Baiklah, [Name]. Nikmati kencan mu. Anggap saja itu momen pelepasan suntuk setelah mengasuh Anya."

"Ah, terima kasih banyak, Tuan!"

Setelah itu tidak ada lagi konversasi diantara keduanya. Saat suara gelas tak lagi beradu ditengah keheningan malam, keduanya pun beranjak beristirahat. Semoga kemelutnya pikiran hilang ditelan malam. Dengan hati yang masih ingin saling memandang, Loid dan [Name] tak lupa mengucapkan selamat malam.

"Terima kasih juga telah banyak membantu hari ini, [Name]. Beristirahatlah. Selamat malam."

"Selamat malam juga, tuan Senja..."

--

[Name] direpotkan oleh Anya yang susah di bangunkan. Kemudian disusul dengan Yor yang muntah-muntah akibat minum-minum semalam. Sepertinya nyonya nya itu bisa meringkuk seharian. Loid tidak tinggal diam. Tanpa diminta, agen mata-mata dengan kode nama twillight itu berusaha meringankan pekerjaan rumah. Membuat seulas senyuman di bibir [Name] melengkung indah.

Loid bilang, kalau ia dapat mengatasi tek tek bengek segala macam keperluan Anya.

Jadi sekarang, ia agak longgar untuk merawat nyonya Forger. Dengan berurutan [Name] memasukkan sayuran pelengkap sup. Ia pernah dengar, jika sup dapat meredakan hangover.

"Kak [Name]! memangnya ada gaya kepang rambut yang mencuat ke atas, ya?!" Teriak Anya sambil menoel lengan [Name].

Lalu saat [Name] menoleh ke sumber suara, Anya sudah terpampang dengan gaya rambut yang anti-mainstream. Kedua sisi rambutnya yang dikepang, menjulang ke atas. Cosplay menara?

[Name] tertawa sembari menciumi pipi bocah maniak kacang tersebut. Yang jadi pertanyaan adalah, kok bisa kepikiran bahwa kepang itu mencuat ke atas?

"Anya, apa ayahmu yang melakukan ini?" selidik [Name] dengan berbisik-bisik.

"Ui..."

"Sudah kak [Name] duga. Sini ku betulin."

[Name] menghentikan memasaknya sejenak. Dirinya mengapresiasi karya Loid pada rambut Anya. Tapi kalau untuk pergi sekolah, rasanya mending gaya biasa-biasa aja, deh. Di sisir dengan rapi lalu dipakaikan jepit rambut khas
Anya saja, [Name] rasa itu sudah cukup untuk membuat pak guru anggun tertegun dengan keanggunan Anya.

OH, MY BABYSITTER! || ʟᴏɪᴅ ꜰᴏʀɢᴇʀTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang