MISSION 2 : the more, the merrier

1K 163 107
                                    

.
.
.

Enjoy Reading ♡

.
.
.


"Ga-ga-ga-gawat, Loid-san!"

"Selamat datang, Yor-san"

"Amunisinya sisa dua per delapan." -Anya

"Adikku Yuri akan mampir kesini hari ini!"

"Hari ini?"

"Sepertinya begitu."

--

"Adikku Yuri akan mampir kesini hari ini!"

Hari ini [Name] terjangkit dehidrasi. Yah, kita kesampingkan dulu hal itu. Wacana adik lelaki Yor yang akan sowan ke kediaman Forger malam hari ini, membuat semuanya panik.

Meskipun demikian, Loid bukanlah agen mata-mata esek-esek yang tidak mampu mengantisipasi hal semacam ini. Ayolah, segala sesuatu telah ia perhitungkan.

Untuk mengusir keragu-raguan Yuri terhadap rumah tangga kakaknya. Dengan perfeksionis, Loid pun sudah menerapkan list barang yang seharusnya menjadi pendukung hubungan settingan mereka, diantaranya: satu set kasur dengan seprai bermotif hati yang biasa ditemukan di love hotel, foto-foto dengan pose 'keintiman dan kekeluargaan' yang sudah disunting editor pro, serta beberapa barang couple-an lainnya.

Perlu digarisbawahi, semua 'perlengkapan pasutri mesra' ini diserahkan pada [Name] untuk Ia memasangnya. Walau tahu segalanya adalah bohong-bohongan, hati [Name] yang sudah gelap mata tetap panas. Rasanya, seluruh villain anime yang mempunyai elemen api bersarang dalam dadanya.

Aaaargh... kenapa sih yang menyelamatkannya waktu itu harus orang-orang di rumah ini?

"Ayah dan ibu mau mesra-mesraan?" Selidik Anya dengan begitu polos.

"Tidak!" Serempak tuan dan nyonya Forger.

[Name] jadi sedikit melunak mendengarnya. Jawaban 'Tidak' dari keduanya, memanglah harapannya. Ngeri. [Name] sedang dalam jealous dark mode.

[Name] sudah selesai dengan pekerjaannya. Namun, hingga bunyi denting jam menunjukkan pukul sembilan pun, seseorang yang dinantikan kehadirannya tak jua datang.

Anya yang notabene masih bocah, menyudahi kegiatan membacanya. Rasa kantuk mengalahkan rasa penasarannya terhadap sang paman. Loid menyuruh [Name] untuk menidurkan putrinya.

Sudah hal lumrah bagi [Name] tidur dengan Anya. Karena semenjak hari pertama bekerja, Anya sudah menunjuk [Name] sebagai pendongeng pribadinya.

Bukan tanpa alasan. [Name] satu-satunya orang normal diantara para penghuni Apartemen Forger. Karena kalau sudah Loid atau Yor yang mendongeng, maka kedua orang tuanya itu akan mengisahkan peristiwa berdasarkan pengalaman nyata. Tentang bagaimana aksi gila seorang agen mata-mata pro dan pembunuh bayaran elit menjalani harinya yang disajikan dengan lengkap, berkedok dongeng. Padahal nyatanya, hal tersebut benar adanya. Seru, sih. Namun untuk pengantar tidur, rasanya Anya lebih memilih orang normal dengan cerita pasaran seperti Cinderella dan sejenisnya.

Serius. Beliau Anya terkadang lelah dengan kemampuan supernya.

Maka dari itu, [Name] si babysitter normal yang berada ditengah-tengah keedanan keluarganya, adalah anugerah baginya. Di mata Anya, [Name] adalah gadis biasa yang luar biasa. Tetapi di mata [Name], Anya merupakan pijakan berharganya untuk mendekati sang bapak. Sangat simbiosis mutualisme, bukan?

"Kak [Name], ayo tidur saja. Mata Anya sudah berkacang-kacang." Ucapnya seraya menarik ujung pakaian [Name]. Menggemaskan. Membuat [Name] ingin menggigit pipi tembemnya. Anya pun mendadak tidak mengantuk setelah membaca isi pikiran [Name].

OH, MY BABYSITTER! || ʟᴏɪᴅ ꜰᴏʀɢᴇʀTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang