Prolog

5.2K 274 8
                                    

13 Februari, 2006.
23:00





Malam hari, sebuah ruang rawat berukuran 5x5. Ada 3 orang di dalam ruangan itu.
Chika, tertidur di bangsal. Ia tertidur seraya memeluk putri pertamanya yang bernama Angelina Christy Tamara dan masih berumur 1 tahun 2 bulan itu. Di sebelah kanan bangsal, ada sebuah baby box rumah sakit, ada bayi perempuan yang baru saja lahir pagi tadi. Lalu kemana suami Chika? Suami Chika alias ayah dari Christy dan bayi perempuan itu sudah tiada, saat Chika hamil anak kedua. Suami Chika meninggal karena kecelakaan parah, membuat suami Chika meninggal di tempat kejadian.
Chika masih berada di alam mimpinya. Author pun akan menceritakan apa yang terjadi di dalam mimpi Chika.













Di sebuah rumah yang mewah, ada Chika dan 2 orang anak kecil yang sangat mirip, cantik 2 anak kecil itu.
Mereka bertiga bermain di taman belakang rumah. Berlari-larian dengan asyik.

"Ayooo, Bundaa!! Tangkap adekk!" Seru Anak kecil perempuan yang lebih muda dari anak kecil perempuan yang satunya. Rambutnya yang keriting itu membuat Chika gemas. Sedangkan gadis kecil yang lebih tua dari anak kecil dengan rambut keriting itu hanya duduk di kursi, kelelahan rupanya.

"Siniii! Biar Bunda tangkap adek.."

Tiba-tiba saja, anak kecil yang dikejar itupun terjatuh ke tanah, lebih dulu lutut yang terkena tanah. Cemas dan panik, Chika menghampiri Anak kecil itu.

"Sayang, kamu gak papa kan, Nak?" Terdengar, suara tangisan dari anak kecil itu.

"Bundaaa.. cakiittt.." anak kecil itu menunjukkan lututnya, rupanya berdarah. Hati Chika semakin panik.

"Astagaaa. Mainnya berhenti dulu yaa? Bunda obatin luka kamuu.." anak kecil itu pun mengangguk.

"Christy! Ambilin kapas, betadine di kotak P3K bisa??"

"Bisa dong, Bundaa!!" Christy pun bangkit dari kursi lalu berlari memasuki rumah.

"Sabar ya? Kaka Christy lagi ambilin betadine sama kapas di dalam. Jangan nangis, nanti cantiknya kamu itu hilang.." Chika mengusap pipi putri bungsunya yang dibanjiri dengan air mata.










Mimpi(nightmares) pun beralih kembali ke beberapa tahun kemudian.






Di rumah sakit, Freya alias anak terakhir Chika sedang terkapar lemas di atas bangsal. Badannya dipenuhi alat asing, banyak luka jahitan di tubuhnya, bekas operasi. Beberapa jam yang lalu, Freya mengalami kecelakaan.

"Bundaaa.." lirih Freya, gadis berusia 16 tahun. "Freya gak kuaatt.. Freya pengen pulang. Freya capeekk.." ia menangis hebat, tak kuat menahan rasa sakit yang amat perih di tubuhnya.

Chika, menemani anaknya, sekaligus menenangkan. "Freyanaa. Sabaarr, pasti Freya bisa sembuh. Percaya sama Bunda, Nak.." tangan Chika menggenggam kuat tangan Freya.

Kondisi Freya kini mulai berbeda, tangisannya mulai sedikit mereda. "Freya u-udah gak k-kuat. B-Bun.. p-pegang kata-kata Freya, n-nanti kalau Freya u-udah gak a-ada.."

"Freya! Jangan berkata seperti itu!" Potong Chika. Panik.

"Bun.. jaga Kak Christy dengan b-baik, y-ya? Seperti bunda ng-ngejaga Freya, Bunda jangan s-selalu ngerasa s-sendir ya? Ada Freya sama ayah yang selalu ngejaga bunda s-sama Kak Christy dari a-atas.."

"Terima k-kasih, Bunda. Selamat t-tinggal.." nafas Freya tiba-tiba mulai samar-samar. Garis di alat monitor yang sedari tadi melonjak naik turun kini lurus horizontal, mata gadis itu tertutup dengan perlahan, gadis itu seperti tertidur pulas, tak ada respon.
Chika menangis dalam diam. Mencium kening Freya, air mata Chika menetes. Ciuman dari kening sampai bibir. Kepala Chika mendekat di telinga Freya.

"Selamat tinggal dikeabadian, Belahan Jiwa Bunda.." bisik Chika tepat ditelinga Freya.












***








Chika terbangun dari mimpinya yang buruk. Nafasnya agak tersengal, ia meraba pipinya rupanya basah. Chika tak menyadari jika air mata telah menetes di pipinya.
Chika menoleh ke arah bayi perempuan yang pagi tadi ia lahirkan, Chika dengan pelan bangkit dari bangsalnya.

Chika melihat Bayi perempuannya, mulai tenang dan lega. Ia mengambil bayi itu lalu menggendong.

"Sayaangg.. tadi Bunda mimpiin kamu, mimpinya kamu udah gedee terus kamu ninggalin Bunda. Bunda takuutt.." Chika mengusap pipi lembut buah hatinya.

"Bunda akan selalu ada buat kamu, sampai kamu harus meninggalkan Bunda.."

"Freyana Nichole Tamara," bisik Chika.



























TBC





Jika ada typo/kesalahan mohon dikoreksii yaa-!!

Belahan Jiwa [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang