24 : Akhir Dari Segalanya [END]

2.2K 111 13
                                    


















13 tahun kemudian..




Tok..tok..tok.

Seorang ART mengetuk pintu ruang Office, balasan dari ketukan itu adalah suara dari Freya yang berada di dalam ruangan kerjanya, ruang itu berada di sebuah rumah yang berdesain Private Palace mewah. ART itu membuka pintu ruang Office milik Freya dengan perlahan. Freya memiliki sebuah perusahaan, tetapi ia bekerja melalui rumah dan yang mengurus para karyawan di kantor adalah managernya sendiri.

"Kenapa, Bi?" Tanya Freya. Pandangannya tidak
beralih, hanya ke arah laptop dan berkas-berkas yang terletak di meja kerjanya. Di ruangan itu ada rak buku, kursi sofa di sudut ruangan, 3 guci mewah berjejer, dan satu foto keluarga kecil Freya dan Farel.

"Ibu Chika datang ke rumah. Ibu sudah menunggu nyonya Freya di ruang tamu.."

"Oh yaa?" Freya menegakkan kepalanya. Fokusnya seketika teralih. Pandangannya langsung mengarah ke jam tangannya, sudah menunjukkan pukul 15:20 jam biasanya Fael dan Floel pulang sekolah.

"Iya, Nyonya.."

"Abang sama adek di jemput Pa Arif kan?"

ART itu mengangguk. "Iyaa, non Floel sama den Fael dijemput Pa Arif.."

"Baguslah kalau ada yang jemput mereka berdua," Freya bangkit dari kursinya. Kedua tangannya merapikan baju yang dikenakannya, Perlahan Freya beranjak dari ruangannya. "Bi. Tolong bikinkan minuman buat orang tua saya yaa.. saya tunggu." Sambungnya sembari keluar dari ruangan.

"Siap, Nonya. Saya pergi dulu ke dapur buat menyiapkan minuman untuk ibu." ART itu membungkukkan badannya sebentar, lalu pergi ke arah dapur untuk membuatkan minuman.





Di lantai bawah. Freya sudah berada di lantai bawah untuk menemui Chika yang berada di ruang tamu. Sesampainya di ruang tamu, Freya langsung menyambut Chika dengan hangat, senyuman manisnya terlihat.

"Bundaaa.."

"Freeyy.." Mereka berdua berpelukan dengan tak lama. Seusai berpelukan, Freya mencium punggung telapak tangan Chika.

"Tumben amat bunda kerumah. Ada apa, Bunda?"

"Bunda cuma kangen Freya, dan cucu bundaaa.."

"Pantesannn.." Mereka berdua pun duduk di sofa secara bersebelahan. 2 gelas minuman teh hangat yang di buat seorang ART itu sudah diantarkan ke ruang tamu, dan diletakkan di meja tamu.

"Kamu makin cantik aja pas udah punya anak. Kayak masih anak SMA." Ucap Chika membuat Freya salah tingkah karena dipuji bundanya sendiri.

"Makasih, Bunda. Bunda jugaa, malah kelihatan masih umuran 20." Memang benar apa yang diucap Freya. Chika terlihat masih umur berkepala dua, padahal sebenarnya umurnya baru saja memasuki ke 50, keriput diwajahnya tidak terlihat sama sekali.

Mereka berdua meminum minuman teh yang sudah dibuat ART sejenak dahulu sebelum kembali berbincang santai.

"ASSALAMUALAIKUMM!" Terdengar suara Fael dari teras rumah.

"Aaaaaa.. ihiyyy oma dateengggg!" Lanjut Fael lagi.

"Astagfirullahhh." Chika menggeleng berkali-kali.

"Maklumin ya, Bunn. Turunan Farel itu susah diilanginn."

Fael dan Floel masuk ke dalam rumah. Terlihat Floel cantik sekali menggunakan kacamata dan hijab dari sekolah nya. Floel bersekolah di sekolah negeri sedangkan Fael di swasta. Dua anak dari Freya dan Farel sudah tumbuh menjadi anak remaja, Floel berusia 13 tahun sedangkan Fael berusia 15 tahun yang berarti Floel duduk di bangku kelas 8 SMP dan Fael duduk di bangku kelas 10 SMA.
Fael dan Floel tak lupa untuk mencium punggung telapak tangan oma nya dan mama nya.

Belahan Jiwa [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang