22 : Sah!

1.1K 67 2
                                    

Sebulan kemudian.
Tanpa waktu yang lama, acara pernikahan Farel dan Freya akan terlaksana di hari itu. Hanya akad saja, yang sah menurut Farel. Acara akan dilaksanakan di rumah pengantin perempuan, alias Freya.
Gadis itu sudah di rias, memakai gaun kebaya, gaya rambutnya di sanggul dengan si beri jepitan bunga, sangat cantik. Di kamar Freya, ia ditemani oleh kakak tercintanya yaitu Christy.

Chika menghampiri Freya yang melihat pantulan dirinya di kaca cermin. Chika juga tidak jauh dari Freya, ia terlihat sangat cantik. Kedua tangan Chika mengusap punggung Freya.

"Nak.." Freya menoleh ke arah Chika.

"Gak terasa yaa, sekarang udah mau nikah. Biasanya suka manja minta temenin tidur, masih kayak anak kecil, sekarang udah dewasa." Ujar Chika, air matanya hampir jatuh.

"Aaaa.. Bundaa jangan sedihh gitu dongg, Freya juga ikut sedih." Freya memajukan bibir bawahnya.

"Kan sekarang Freya udah mau nikah. Kita tunggu kakak nyusul aja sekarangg." Freya tertawa kecil seraya menoleh ke arah kakaknya.

"Ooh iyaaa, benerrrrr."

Christy menelan salivanya. "Tau itu pacar kakak kapan ngehalalin kakak. Itu anak niatnya mau serius apa gimana sii.."

Chika dan Freya pun tertawa secara bersamaan.

"Frey. Kalau udah halal, wajib ngelayanin calon suami kamu." Chika tersenyum jahil ke arah Freya.

"Hahh?" Freya sedikit nge-lag, tak lama ia akhirnya sadar apa yang dimaksud bunda nya itu. "Ooohhhhhh ituuu.. bikin anak maksudnya?"

Christy menepuk jidatnya, sedangkan Chika tertawa. Freya hanya tersenyum kecut menatap bunda dan kakaknya itu. Tapi emang benar apa yang Freya ucapkan.

"Emang kamu udah siap gituan sama Farel pas udah halal?"

"Siap aja sii, Bun. Tapi semoga aja si Farelnya enggak brutal gitu."



Di luar kamar Freya.
Acara dilaksanakan tepat di ruang tamu. Semua sofa-sofa sudah dipindahkan, ruang tamu juga sudah diberi dekor tema putih. Yang berhadir di acara itu hanya keluarga besar dari Freya dan Farel termasuk beberapa teman Farel.
Acara pun di mulai. Sangat menegangkan bagi Farel, ia akan mengucapkan ijab kabul.
Farel menggunakan bawahan tapih, atasan kemeja putih di tutupi blazer hitam. Dikepalanya juga menggunakan kupiah hitam.

Farel duduk berhadapan dengan Ayden. Gugup dan tegang bercampur aduk. Farel bangga dengan dirinya sendiri sudah bisa melamar sekaligus akan menikahi gadis yang ia cintai dengan tulus selama 4 tahun. Tangan Farel kini menggenggam Mic yang berada di tangan kirinya.

"Saudara Farel. Apakah sudah siap?" Ucap Ayden dengan menggunakan Mic.

"Siap."

"Bismilah," Balas Ayden. Tangan kanan masing-masing saling bernggenggam.

"Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau saudara Farellan Aletjandra Shafiq bin Arjinan Shafiq dengan anak saya yang bernama Freyana Nichole Tamara Julione dengan maskawinnya atau maharnya berupa uang tunai 1 miliar, rumah mewah, mobil BMW, dibayar tunai!" Ijab kabul pun didahului Ayden.

"Saya terima nikah dan kawinnya Freyana Nichole Tamara Julion binti Ayden Geraldie Julione dengan mas kawin atau maharnya tersebut, dibayar tunai!" Kerongkongan Farel saat menjawab ijab kabul itu sangat kering, karena ia sangat gugup takut salah menjawab. untung saja ia berhasil menjawab ijab kabul dengan sempurna.

"Gimana para saksi?" Tanya Ayden, menoleh ke semua para hadirin yang ikut dalam acara akad.

"Sah?,"

"SAAHHH!!" 

"Alhamdulillah..."

Kebahagiaan Farel langsung bergejolak naik, ia masih bisa menahan dirinya untuk tidak berteriak tidak jelas. Setelah membaca ijab kabul, membaca doa terlebih dahulu.

Setelah berdoa. Freya akhirnya muncul, ditemani oleh bunda dan kakaknya. Mata Farel berbinar melihat kecantikkan Freya yang sangat dan sangat cantik sekaligus manis sekali.
Freya duduk tepat di sebelah Farel. Didahului Freya mencium punggung telapak tangan Farel, setelah itu Farel mencium kening Freya cukup lama.

"Alhamdulillah yaa. Sekarang kita udah sah." kedua pengantin baru itu saling berbisik.

"Iyaa," Freya tertawa kecil. "Sekarang aku panggil kamu itu Mas Farel, bukan Kakak Farel lagiii.."

"Duhh gemesnya."

Mereka bertukar memasangkan cincin di jari, didahului Farel memasangkan di jari manis kiri Freya, kemudian Freya memasangkan cincin di jari manis kanan Farel.
Seusai saling bertukar memasang cincin, tak lupa sungkem-an ke masing-masing orang tua.

War Is Over!
Semuanya sudah komplit. Impian dari Farel dan Freya sudah tercapai di tahun itu.













***









Malam hari.
Acara sudah selesai sore tadi. Rasanya melelahkan tapi bahagia.
Di kamar khusus Farel dan Freya, kamar itu sudah seperti di hotel bintang lima, dan ada balkon di kamar itu. Freya berada di balkon, menatap langit malam, angin sejuk berlalu-lalang. Ia melihat ke arah cincin pernikahannya, dan tersenyum.

Freya terkejut. Dua tangan melingkar di pinggulnya. Freya menoleh ke belakang, ternyata Farel sedang memeluknya dari belakang.

"Mas.." Freya menghela nafasnya. "Aku kagett.."

Farel melepaskan pelukannya. "Eeee. Maaf."

"Aku masih gak nyangka. Kita ternyata jodoh yaa.."

"Iya dong. Jodoh gak jauh ya ternyata, jodohnya ya kamu." Farel mencolek hidung Freya.

"Makasih yaa, udah perjuangin aku, pas aku belum sembuhh kamu yang terus temenin aku sampai aku sembuh sekarang. Aku gak salah cinta sama kamu. Aku bangga sama kamu.."

"Terima kasih, Sayang."

"Bayangin, Mas. Beberapa tahun ke depan, kita punya anak cowok sama cewek. Kita main bareng, cerita, bercanda bareng, ajarin dia. Haduhh.. ngebayangin nya aja udah harmonis banget, apalagi kalau terjadi beneran."

"Oohhh, jadi kamu mau punya anak cowok sama cewek gitu?" Freya mengangguk.

"Baru aja kita nikah. Kamu udah ngebayangin kita udah punya anak."

"Yaa kann ngebayangin aja, Suamikuuuuu.."

"Duhhh. Maaf lagi, Istri tercintaku." Freya tersenyum lebar.

"Besok kita pindah ke rumah buat kita berdua."

"Lohh? Ternyata kamu udah siapin." Freya mengerutkan keningnya.

"Dari bulan kemaren malahann. Aku udah siapin, rumah mewah, sama mobil buat kita ajaa."

"Awww.. So sweet sekalii,"

"Pagi atau siang besok kita udah berangkat.."

Suasana langsung hening seketika. Farel dan Freya bertatapan. Farel menggigit bibir bawahnya, tatapannya seperti ingin bertanya. Sedangkan Freya hanya biasa saja.

"Aku mau nanya," ujar Farel. "Boleh gak malam ini kitaa.."

"Aku milik kamu seutuhnya sekarang," Sambung Freya.

"Jadi boleh.." Freya tersenyum tipis.

"Gassss!!" Farel langsung menggendong Freya ala bridal style, dan masuk ke dalam kamar. Pintu balkon di tutup, dikunci dan menutup gorden. Mereka akan melakukan malam pertama.
Author sengaja tidak menampilkan adegannya, emang gak mau si authornyaa ehehe.














































TBC.

Belahan Jiwa [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang