Keesokan hari. Rencana sang sosok pemuda itu akan dilaksanakan, dengan cara menculik dan membawa Freya ke sebuah penginapan di kota Jakarta.
Di hari itu, Chika dan Ayden mengambil cuti nya karena harus menemani Freya.
Ayden membawa sebuah piring isi kentang goreng dan satu gelas susu hangat untuk makanan/cemilan siang hari untuk Freya. Sesampainya di depan kamar Freya, Ayden langsung membuka pintu kamar Freya yang tak terkunci.
Betapa terkejutnya Ayden tak mendapati Freya di dalam kamarnya."Nak? Freya?" Ayden meletakkan makanan dan minuman itu di nakas kamar Freya.
"Kayanya di kamar aku sama Chika deh.." Ayden langsung pergi ke kamar dirinya dan Chika. Di kamar dirinya dan Chika, tak juga mendapati Freya di kamarnya itu.
"Kenapa, Mas?" Tanya Chika yang duduk di sofa sembari memainkan ponselnya.
"Aku cari Freya. Freya gak ada di kamarnya, pas disini juga gak ada. Kamu ada liat?"
"Gak ada, Mas. Dari jam setengah 11 tadi pun, gak ada denger suara Freya atau bahkan dia keluar kamarnya. Coba cari di kamarnya Christy, siapa tau dia disana." Ayden mengangguk. Ia meninggalkan kamarnya dan Chika dan pergi ke kamar Christy.
Pintu kamar Christy terbuka, terlihat Christy sedang duduk manis di meja riasnya. Ayden melihat sekeliling kamar Christy. Tetap tak mendapati Freya.
"Gak ada.."
"Ayah cari apaan sih? Kok kayak keliatan gelisah gitu?" Tanya Christy dengan tatapan kebingungan.
"Freya.."
"Freya emang aku liat gak ada dirumah. Gak tau juga dia itu kemana."
"Oke. Terima kasih, Nak." Christy mengangguk.
Ayden keluar dari kamar Christy, dan pergi turun ke lantai pertama rumahnya. Disana ia memanggil 3 art beserta baby sitter untuk Nara. 3 art dan baby sitter itu berdiri sejajar sembari menunduk.
"Ada apa, Tuan?"
"Saya mau bertanya." Ujar Ayden. "Kalian ada liat Freya?" 2 art dan baby sitter itu menggeleng pelan
Bi Siti mendongak kepalanya. "Saya ada, Tuan."
"Betul?" Bi Siti mengangguk.
"Tapi.. saya terakhir liat. Freya lagi asik main di halaman rumah, di halaman itu juga ada saya lagi menyiram tanaman, kebetulan pagar rumah lagi terbuka, Tuan. Tiba-tiba, saya mendengar suara teriakan Freya, dan ternyata Freya diculik. Itu yang saya lihat, Tuan."
"Kenapa kamu gak ngasih tau duluan sih, Bi? Saya udah khawatir makin khawatirr.." Ayden panik bukan main. Ia sangat memikirkan dimana kini Freya berada dan diculik. entah siapa yang melakukan.
"Maaf, Tuan. Saya emang mau kasih tau duluan, tapi penglihatan saya kabur saat Freya diculik karena saya belum memakai kacamata. Jadi pas saya mau ngasih tau takut itu semua gak bener.."
"Terima kasih, Bi. Saya sangat berterima kasihhh.."
"Sekarang. Balik kerja sesuai pekerjaan kalian masing-masing di rumah ini." Ketiga art dan baby sitter itu mengangguk dan kembali kerja masing-masing.
"Chikaa!! Christy!!"
Ayden memanggil Chika dan Christy dengan nada tinggi atau berteriak.
Tak lama, Chika dan Christy sudah ada dihadapan. Mereka berdua juga khawatir dengan keberadaan Freya."Kenapa, Mas?" Tanya Chika.
"Aku udah tau sekarang kenapa Freya gak ada di rumah ini.." gumamnya.
"Kenapa?" Chika menelan salivanya. Jantungnya berdebar kencang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Belahan Jiwa [Completed]
Fanfiction"Selamat tinggal di keabadian, Freyana." CERITA FIKSII!!