30.Keajaiban Tahun Baru

1K 159 3
                                    

Siapkan tisu 🤧
Rekomendasi lagu EXO CBX ,Cry.
Atau lagu sedih kalian

***

31 Desember 2017

Lelaki itu membuka matanya perlahan, bibirnya meringis merasakan kepalanya yang sakit. Perutnya lebih menyakitkan. Kini netranya menelisik penjuru ruangan yang tampak asing. Menyadari jika tangannya diinfus dengan pakaiannya diganti dengan baju medis membuatnya yakin ini rumah sakit.

Ia melirik jam dinding yang menunjukkan pukul tujuh. Ia berpikir, sudah berapa lama sejak kejadian buruk itu. Kini dia berusaha untuk bangkit, ternyata semakin membuat perutnya perih terasa.

"Jangan banyak gerak dulu, Aksa! Kondisimu masih lemah." Cika yang muncul dari balik pintu menyahut.

Aksa bingung dengan kedatangan perempuan itu. "Apa yang terjadi?" tanyanya dengan ekspresi menahan sakit.

Cika cemberut lalu duduk di kursi berhadapan dengan Aksa. "Luka tusukmu dalam, jadi perlu dioperasi," jawabnya menunjuk tepat perut Aksa yang terluka.

"Sudah berapa lama aku pingsan?"

"Dua hari," tandasnya.

Aksa meneguk ludah lalu mencebik. "Lalu, Alfa bagaimana?" Ia panik.

Sejenak Cika menggigi bibir, bingung untuk menjawab "Keadaannya masih kritis," ungkapnya.

Aksa menyingkap selimutnya berniat untuk turun. Setelah dia bangkit, buru-buru Cika menghalanginya. "Tidak sekarang, Aksa!" peringatannya.

Aksa tetap tidak peduli, ia menepis tangan Cika agar bisa menjulurkan kakinya ke lantai. Ia begitu khawatir dengan kondisi Alfa.

"Awh!"

Aksa langsung merintih saat dirinya tidak bisa menjaga keseimbangan hingga terjatuh di lantai. Sekarang ia memegangi perutnya dan merasakan cairan merah keluar.

"Kau keras kepala sekali! Lihat, jahitannya masih basah jadi darahnya keluar!" gerutu Cika membantu Aksa kembali ke atas bangkar.

Akhirnya Aksa bisa menarik napas pelan saat tubuhnya kembali berbaring di sana. "kenapa kau begitu lemah, Aksa," sindirnya pada dirinya.

Cika mendengkus gusar. "Sekarang kau istirahat. Aku akan memanggil dokter untuk memeriksa kondisimu," cetusnya.

Sebelum Cika keluar, Aksa langsung menyahut. "Apa kau yang memanggil polisi?"

Langkah Cika sukses berhenti, ia tersenyum miring. "Iya, sebenarnya aku mengikutimu setelah dari pemakaman. Gelagakmu terlihat mencurigakan jadi aku ikut lalu bersembunyi di rumahmu," jawabnya sambil menggaruk tengkuk.

Sejenak Aksa mendesah. "Terima kasih, kau ternyata peduli padaku," tuturnya menggigit bibir menahan rasa sakit.

Cika mangut-mangut lalu keluar bangkar. Saat di luar ruangan, ia menyandar di dinding memandang kosong ke depan. "Kau menyedihkan Aksa, Satu ginjalmu rusak karena tusukan itu," lirihnya tersenyum miris.

***

Mulutku mencebik melihat tanggal di ponsel, selanjutnya aku mendesah lemah lalu meletakkan ponsel di atas nakas.

Burned Wound(Diterbitkan) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang