3

751 77 10
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jika Jungkook adalah gambaran ayahnya maka Taehyung adalah visualisasi keindahan sang ibu.



Namun serupa apapun mereka semua tidak akan lagi sama indahnya, perpisahan antara Namjoon dan sang istri turut memisahkan antara adik dan kakak itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Namun serupa apapun mereka semua tidak akan lagi sama indahnya, perpisahan antara Namjoon dan sang istri turut memisahkan antara adik dan kakak itu.

Semua atas dasar keadilan, namun apakah itu adil? Ketika balita kecil itu harus hidup berdua bersama sang ayah dan anak sulung malaikat penjaganya harus ikut bersama sang ibu.

Semua tidak tanpa alasan, tapi apapun alasan nya itu sungguh membuat hati mereka luka.

Kini..

Bagi Taehyung berkumpul bersama keluarga adalah sebuah impian besar, harapan yang selalu dia semogakan kepada Tuhan. Janji yang selalu dia tekadkan pada dirinya sendiri bahwa suatu saat nanti semua akan berjalan seperti yang dia harapkan.

Hanya tinggal menunggu waktu itu datang dengan sabar.



Taehyung sudah sadar sepenuhnya, kelopak mata itu berkedip lambat. Suara-suara disamping brangkar menemani kesunyian disana yang jika ditelisik lagi itu terdengar mengerikan bagi sebagian orang, bahkan detik dan deru nafasnya menjadi alunan pelengkapnya.





Tes


Tidak, Taehyung tidak ingin menangis. Namun semua begitu menyesakan, Taehyung tidak sanggup. Bayangan yang terus berkeliaran di ingatannya seakan menghantui, suara yang terekam jelas turut menyempurnakan ketakutan dirinya.

"Bunda tidak bisa, ayahmu sudah mengambil alih tanggung jawab sepenuhnya. Maafkan bunda, Tae" Tegas wanita yang selalu disapa dengan sebutan bunda itu terdengar lugas. "Bunda tidak bisa mengurusmu terus menerus, apalagi dengan pekerjaan bunda sekarang. Jadi mengertilah, bersikap mandiri, Taehyung. Kamu sudah besar, pahami keadaan bunda juga"

"Jadi.. bunda keberatan?"




Hahhh


Helaan nafas berat keluar dari sang bunda, raut wajah lelah dan serba salah bisa Taehyung baca.

"Tae janji tidak akan menyusahkan bunda, Tae tidak akan menggangu bunda bekerja, Tae juga akan menjadi pribadi yang mandiri"

"Taehyung"

Diam, Taehyung terdiam setelah mendengar panggilan bundanya yang terkesan dingin.

"Hikss.. bun-da.. hiks.. t-ta.. Tae mau bersama bunda.. hiks.."

"Bunda sibuk, jadi tunggulah ayahmu untuk menjemput kesini. Sudah bunda kabari"

Lagi, untuk kesekian kalinya Taehyung ditinggalkan begitu saja.

Bundanya melenggang pergi tanpa pedulikan dirinya, menorehkan luka baru yang semakin banyak dan belum terobati. Tapi, apa bunda tahu? Jikapun dirinya mengatahui itu nyatanya bundanya tidak peduli sama sekali.

~

"Bunda.." Lirihan itu selalu terdengar dari bibir kering itu, memanggil wanita itu dengan penuh harap.

Kenapa rasanya begitu menyakitkan? Apa bunda tidak sayang kepada dirinya? Taehyung hanya berharap bahwa setiap kali matanya terbuka, setiap kali dirinya memanggil nama itu sosok yang Taehyung panggil dengan sebutan 'bunda' hadir dan berada didekatnya.

"Tae mau bunda, Tae mau bersama bunda hikss.. bunda.."

Taehyung sadar bahwa dirinya jelas-jelas ditolak, kehadirannya tidak diharapkan dikehidupan sang bunda. Tapi Taehyung tidak peduli, Taehyung hanya ingin bersama sang bunda.

"Apa yang harus Tae lakukan, Bunda? Apa Tae tidak berharga untuk bunda? Tae sayang bunda.. Tae mau sama bunda.. hiks.."

Suara disana terdengar bersahutan nyaring, mesin yang tersambung dengan tubuh rapuh itu terlihat tidak baik.

Taehyung mulai kepayahan, dirinya terlihat gelisah tak karuan. Tubuhnya kembali menggeliat kecil, Taehyung tidak lagi bisa memfokuskan pandangannya.



"Arrghh..!"



Lagi


Kesakitan itu membuat Taehyung lemah.


°°°

Hallo? Masih adakah yang berminat?

See you 🥰

29/08/22






HOPE  *lengkap*Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang