5

731 77 5
                                    

"Operasinya akan kita lakukan setelah kondisi Taehyung stabil, pastikan juga mood anak mu itu tetap baik"

"Iya, lalu apa lagi yang harus aku lakukan?"

"Maaf, Joon. Mungkin ini akan sedikit membuatmu tersinggung"

"Ada apa?"

"Bagaimana mantan istrimu itu? Apa dia tau keadaan anaknya? Abang rasa dia juga harus tau, dia ibunya" Tutur Seokjin dengan hati-hati.

Tak ada jawaban, Namjoon berusaha untuk tersenyum dan terlihat biasa-biasa saja dihadapan orang yang sudah dia anggap sebagai kakaknya itu.

"Taehyung butuh semangat dari orang-orang terdekatnya, termasuk seojong. Ibunya"

"Iya, aku akan bicarakan ini nanti"




°°°

Jungkook menemani adiknya seharian ini, bercerita hal-hal lucu dan menyenangkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jungkook menemani adiknya seharian ini, bercerita hal-hal lucu dan menyenangkan.

Tidak ada yang lebih Jungkook takutkan saat ini, melihat adiknya terpejampun rasa begitu menyeramkan. Terlalu banyak bayangan yang menghantuinya setiap kali teringat bagaimana tubuh lemah itu terdiam, hal buruk yang seakan datang bermunculan dalam pikirnya yang runyam.

"Kak"

Panggilan itu mengalihkan pandangannya, senyuman hangat menenangkan Jungkook dapatkan.

"Kakak istirahat dulu aja, ayah yang temani adek sekarang"

"Nggak apapa, Yah. Mending ayah pulang aja, ayah juga butuh istirahat"

Namjoon menatap teduh sorot mata itu, rasa bangga dan bersyukur membuat hatinya tenang.

"Terima kasih, ya, Kak. Kakak sudah menjadi anak dan kakak yang hebat, ayah sangat bersyukur"

"Aku juga sangat bangga dan bahagia memiliki ayah hebat seperti ayah.. maaf, kakak tidak bisa membantu apapun"

"Apa yang kakak katakan? Kakak sudah banyak sekali membantu ayah, jangan katakan seperti itu lagi. Ayah tidak suka"

"Maaf"

"Tidak apa, kalau begitu kakak istirahat. Ayah tidak ingin mendengar penolakan"

Jungkook beranjak dari kursi samping brangkar adiknya, melangkah pada sofa panjang yang tidak jauh dari pandangan.

"Kakak disini saja, kalau ada apapa ayah bangunkan kakak"

"Iya, istirahatlah"


Namjoon terhenyak ketika tangan yang digenggamnya membalas dengan perlahan, kedua pasang mata yang saling pandang terasa menenangkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Namjoon terhenyak ketika tangan yang digenggamnya membalas dengan perlahan, kedua pasang mata yang saling pandang terasa menenangkan.

"Ayah.."

"Iya? Kenapa, hm?"

"Kakak?"

"Ada, kakak lagi tidur itu disofa. Kenapa?" Taehyung menggeleng, hanya tersenyum simpul. "Adek butuh sesuatu"

"Mau ketemu bunda boleh?"

~~~

"Hentikan, Mas. Kalo kamu ketemu aku cuma untuk menyalahkan!"

Namjoon menghela nafas, memalingkan tatapnya dari wanita yang dulu sempat dia nikahi itu.

"Sejak awal aku sudah bilang, bahkan sebelum anak itu lahir. Tapi.. kamu tetap kukuh untuk mempertahan anak itu. Jadi siapa yang salah?"

"Jadi kamu menyesal?"

Seojong tersenyum sinis, pertanyaan itu sungguh membuat dirinya muak. Apa gunanya sekarang?

"Dimana perasaanmu sebagai seorang ibu?"

"Jangan terus memojokan ku dengan segala tanya dan tuduhan mu, karena memang sejak awal aku tidak pernah berniat untuk melahirkannya"

Kalimat itu memukul telak segala rasa yang Namjoon pertahankan, apakah perkataan itu pantas untuk didengar? Jangankan Taehyung, dirinyapun begitu terluka.

Seojong, wanita karir yang Namjoon nikahi dengan segala syarat. Berusaha mewujudkan segala mimpi dan kesepakatan seperti kontrak kerja, memusingkan takdir yang pada kenyataannya tidak seperti yang diharapkan.

Taehyung lahir sebagai anak bungsu, anak yang sejak pertama kali hadir dalam rahim wanita itu tertolak dengan begitu keras.


"Aku akan menggugurkan anak ini"

"Apa? Kau gila?! Dia anakmu, Seojong. Darah dagingmu!"

"Kau lupa, Mas? Dalam perjanjian satu anak sudah cukup, aku tidak mau keropatan mengurus segala macamnya. Aku tidak ingin anak ini menghalangi mimpiku"



~~~


"Ayah..?"

"Hm, kenapa, Dek?"

"Mau bunda, apa bunda tidak datang lagi?"

"Nanti bunda kesini, katanya sekarang lagi ada kerjaan"

"Bunda masih marah, ya sama adek? Adek mau ketemu bunda sebentar saja, adek mau liat bunda"

"Iya, Nak. Ayah nanti hubungin bundamu lagi"

"Ayah.. Adek takut.."

"Kenapa? Ayah temani adek disini, ada kakak juga"

"Adek takut tidak bisa bertemu bunda, hikss.. Adek tidak mau berpisah dengan ayah dan kakak.. hikss.. hikss.."

"Heyy.. apa yang adek katakan. Tidak boleh seperti itu, ayah dan kakak temani adek disini. Tidak perlu lagi takut, hm?"

"Sepertinya waktu Tae tidak akan lama lagikan, Ayah?"














Adakah kesan dan pesannya untuk cerita ini? Terima kasih yang sudah tetap menemani Story HOPE ini, semoga tidak membosankan 🤭

See you 🥰


15/09/22






HOPE  *lengkap*Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang