Matanya terpejam rapat, deru nafas berat itu berhembus lewat selang ventilator yang seakan menjejal mulutnya. Sesekali dada itu tersentak, kernyitan kesakitan didahi menggambarkan kesakitan yang terus saja menghujam tubuh ringkih itu.
Taehyung masih bisa mendengar bagaimana isak tangis disampingnya, kecupan dan usapan lembut yang menyapa kulit pucat itu. Namun, apalah daya? Taehyung hanya diam, tubuhnya seakan terlengkap dalam ketidak berdayaan. Hidup tapi serasa mati.
"Dek, ini ayah, Nak" Suara berat itu Taehyung kenali, suara yang menenangkan segala gelisahnya. "Anak ayah pasti kuat, adek hebat. Terima kasih, Nak"
Namjoon, pria itu hanya tertunduk sendu menggengam hangat tangan putranya.
Lirihan kata maaf sesekali keluar tanpa dirinya sadari, semua seakan meruntuhkan kehidupan yang selama ini Namjoon jaga dan pertahankan. Taehyung nya harus kembali dalam keadaan tidak berdaya.
"Maafkan ayah, Nak. Ayah belum bisa menjadi ayah yang baik, ayah tidak bisa membuat anak ayah bahagia"
"Jangan bicara seperti itu, Yah. Ayah adalah ayah terhebat, kita bahagia dan bangga memiliki ayah"
Tentu saja sahutan itu bukanlah Taehyung, namun putra sulungnya yang kini berdiri tepat disampingnya.
"Kak.."
"Terima kasih, Yah. Ayah sudah menjadi orang tua yang terbaik untuk kita, jadi jangan katakan hal seperti itu lagi"
Percakapan kedua orang itu dapat Taehyung dengar dengan jelas, ada rasa hangat yang menjalar dihatinya ketika kalimat itu terwakilkan.
Satu tetes air mata lolos dari sudut mata Taehyung, tangis menyesakan yang tertahan dalam ketidak mampuannya.
°°°
"Temui anakmu, bagaimanapun kau ibunya. Tidak ada yang bisa melepas ikatan itu"
"Aku.."
"Sadarlah, Seojong. Kegelisahanmu akan hilang setelah kau menemuinya, kau khawatir bukan?"
"Aku tidak yakin"
"Jangan terus mengelak, kau tidak sejahat itu"
°°°
"Pasien mengalami gagal nafas kembali"
"Tekanan darahnya terus menurun"
"Jantungnya melemah, Dok!"
Baik Namjoon maupun Jungkook hanya bisa terpaku, tak ada kata yang keluar dari keduanya.
Disana, tepat dihadapannya Taehyung sedang berjuang. Keadaanya turun drastis, terjadi begitu saja. Tubuh itu seakan diambang batas kematian, suara lengkingan mesin beradu dengan segala kekalutan disana.
"Epinephrine"
"CPR"
"Siapkan defibrilator"
Namjoon bergeming, tatapnya tak lagi bernyawa. Tubuh itu meluruh, tak ada lagi tenaga yang bisa dia gunakan hanya untuk menopang tubuhnya.
Taehyung tersentak, alat itu membuat tubuhnya ikut terangkat. Dada kurusnya terbuka terlihat jelas jejak kemerahan disana.
"Tuhan, tolong jangan sekarang" harapan itu hanya terucap dalam hati, rintihan memohon penuh harap pada sang pemilik nyawa.
Semua seakan mimpi, disana sosok yang dipertahankan itu tersiksa dengan segala rasa sakitnya. Jungkook tak sanggup berkata, bahkan segala harapnya seakan pupus dalam nyata.
"Adek lelah, yaa? Tapi kakak gak rela kalo adek istirahat sekarang"
°°°
"Tae pergi sekarang, yaa?"
.
.
.
Terima kasih yang masih menunggu cerita ini tetap berlanjut 🤗
See you 😘
06/10/22
KAMU SEDANG MEMBACA
HOPE *lengkap*
Fanfic"Ada tawa yang hilang, ada senyuman yang punah. Ada harapan yang kian lama kian pudar, menua, dan pada akhirnya mati" Tentang harap yang akan segera usai, melebur bersama waktu yang diam-diam menyembunyikan takdir. Tentang Taehyung dan harapan nya..