: Debur :

17 1 0
                                        

bunyi sesuatu yang besar jatuh ke air;
bunyi ombak yang memecah




"Kenapa nggak berhak?"

Perlahan, Dista melepas peluknya. Jemarinya terangkat menghapus air mata yang masih membekas di kedua mata dan pipinya. Ia masih enggan menatap Kahvee.

"Kenapa nggak berhak, Dista?"

Suara ketukan menghancurkan suasana haru di antara keduanya. Seorang laki-laki menyodorkan sekantong makanan lengkap dengan minuman. Ternyata Go-food. Setelah berterima kasih, ia menaruhnya di atas meja ruang tamu.

Bersamaan dengan itu, handphone Dista berdering. Telepon masuk.

Dari Genta.

"Kamu di mana, Ta?"

"Ehm--ak-aku lagi keluar. Kenapa?"

Kahvee menoleh ke arah Dista. Sembari menunggu, ia mengirim pesan kepada Chandra.

"Enggak, tadi aku ke rumah kamu, tapi kamu nggak ada,"

"Maaf,"

"Nggak apa-apa. Tumben kamu keluar malem-malem. Kemana?"

"Enggak, kok. Ini juga mau pulang. Udah, ya."

"Mau aku jemput?"

"Nggak usah-nggak usah. Pulang sendiri aja."

Dista mengembuskan napas lega setelah panggilan berakhir. Tak lupa dengan pesan Genta agar ia berhati-hati di akhir percakapan.

"Saya anterin, ya,"

"Nggak usah."

"Sekalian jemput Chandra."

Jam menunjukkan pukul 20.46 ketika Dista dalam perjalanan pulang. Selama di dalam mobil, ia memfokuskan pandangannya ke jalanan atau apapun yang ada di luar. Rasanya masih canggung untuk beradu tatap setelah pelukan tadi.

"Dista,"

"Apa?" jawab Dista tetap tak mengalihkan pandang.

"Maaf,"

Melihat Dista tak bergeming, Kahvee melanjutkan ucapannya.

"Kalau tiba-tiba peluk tanpa izin dulu."

"Ya nggak usah dibahas lagi, Kahvee." Senyum Kahvee tertarik mendengar itu. Ia tahu, saat ini Dista menahan malu dan gengsi.

Sejak hubungan mereka melebihi fan-idola, Dista selalu berkata jika Kahvee ingin melakukan kontak fisik dengannya, ia harus izin terlebih dahulu. Kata Dista, "Biar siap!"

"Oh, iya! Bukunya belum saya kasih!"

"Ngagetin aja. Oh, jadi buku yang mau lo kasih?"

"Iya. Gimana? Ini balik atau--"

"Sengaja kan lo lupa biar bisa ketemu gue lagi?" Pertanyaan Dista mengundang gelak tawa Kahvee.

"Itu tahu."

"Kirim paket aja deh kalo gitu."

"Nggak mau."

"Yaudah."

"Yaudah ketemu aja?"

"Iya. Eh--enggak, ya! Enggak! Awas aja lo!"

~~~

Tehku dan KopimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang