➴. N : Noisy

498 87 8
                                    

"Ya tuhan Felix ceroboh banget kenapa tadi malam lupa pasang alarm sih!" Teriakan cempreng milik Felix menggema di pagi hari yang damai dan sejuk ini.

Felix kalang kabut.

Dia telat bangun, dan sekarang si pirang sedang sarapan pakai roti selai cokelat dengan tangan yang sibuk mengancingkan kemeja putihnya.

Si pirang juga belum pakai celana karna gak sempat, dia baru pakai celana dalem doang.

Selesai mengancingkan kemejanya, Felix langsung lari ke dapur untuk mengambil roti lagi, gak nanggung-nanggung, ngambilnya langsung tiga sekaligus.

Dua ditaruh tangan dan satu dimulut.

Felix lari kearah pojok untuk mencari sepatu dan sialnya tali sepatunya pada hilang entah kemana.

"Duh yaampun kemarin kan di buat ikat pinggang!" Felix berteriak frustasi.

Felix pusing, dia lupa dimana naruh tali sepatunya. Kemarin celana milik Felix kebesaran dan sialnya dirinya gak punya sabuk, dengan berbekal otak kecil yang dia punya akhirnya dia makek tali sepatu.

Pas lagi asik mondar-mandir Felix jatuh gara-gara tersandung gagang sapu yang dia taruh asal di lantai.

Bruk!

Bokongnya langsung bertemu dengan dinginnya lantai, sakit cuy, mana dia cuma pake celana dalem doang.

Felix nangis sebentar lalu bangkit lagi untuk mencari tali sepatunya yang sekarang entah berada dimana.

Si pirang berlari kearah tumpukan baju-baju kotor untuk mencari celana yang kemarin dia pakai dan syukurnya ada lengkap sama tali sepatu yang masih menyatu di pinggang.

Felix dengan hati gembira langsung berlari ke arah rak sepatu dan sialnya si pirang malah tersandung lagi.

Bruk--!

Felix ngebug sebentar dengan bibir mengerucut lucu.

"Shit, sakit.." Ringisnya.

•••

Felix menatap Hyunjin kemusuhan, yang ditatap hanya mengangkat bahunya acuh.

Felix ngembungin pipinya lantaran kesal "Mas Hyun, ish!"

Hyunjin yang sedang gosok-gosok pipinya melirik sinis "Apa sih?" Sahutnya.

"Aku nanya dari tadi gak di sahutin! kesel ah!" Felix ngehentak hentakin kakinya di lantai dengan kesal.

Hyunjin mendelik, bukannya dia gak mau ngeladenin Felix, tapi si pirang kalau di sahutin malah semakin menjadi jadi.

"Bukannya gak mau nanggepin kamu, tapi Mas lagi sakit gigi."

Hyunjin emang lagi sakit gigi karna tadi makan cokelat kebanyakan.

Felix langsung ngeledekin yang lebih tua "Wlek, siapa suruh pelit gak mau bagi bagi cokelatnya!"

"Bukannya gak mau bagi kamu, tapi tadi mah kamu mau ngerampas coklat punya Mas." Sahut Hyunjin.

Hyunjin inget banget tadi Felix kaya anak ayam yang lagi kelaparan waktu ngeliat Hyunjin megang satu batang cokelat, si pirang loncat sana sini ngejar Hyunjin yang lari ke luar guna melindungi satu bungkus cokelat miliknya.

Pas lagi asik berdebat tiba-tiba ada pelanggan yang datang, Hyunjin dan Felix langsung membungkuk sopan.

"Selamat datang di toko Boys Over Florist." Ini yang ngomong cuma Hyunjin seorang.

Si pirang malah planga plongo kebingungan, di saat Hyunjin sedang sibuk melayani pelanggan, dengan mengendap endap Felix berlari kedepan toko untuk memastikan sesuatu.

"Oohh...nama tokonya Boys Over Florist, aneh banget, seleranya Mas Hyun jelek." Ledeknya.

Bohong, sebenarnya si pirang sedikit kagum karna pilihan namanya sangat bagus. Yeah sepertinya Hyunjin punya selera yang bagus.

Selama satu minggu bekerja disini Felix baru tau kalau nama toko bunga tempat dia bekerja adalah Boys Over Florist.

•••

11.55

Felix sedang sibuk menyapu halaman toko, beberapa menit yang lalu ada angin besar yang membuat beberapa daun bahkan sampah berserakan di depan toko, dan sebagai pegawai yang baik tentu saja Felix harus mengerjakan sesuatu yang bermanfaat.

Selama menyapu Felix gak berhenti bernyanyi dan itu sangat mengganggu, soalnya suara Felix ngebas cendrung ke cempreng.

Burung yang lewat di atas Felix aja sampai tutup telinga.

Hyunjin yang sedang menyiram bunga di dalam cuma bisa gelengin kepalanya pas ngeliat ulah pegawainya dari kaca.

Mata tajam Hyunjin melirik ke arah jam dinding, sudah pukul 12 siang waktunya istirahat. Hyunjin keluar dan ngunci pintu tokonya.

Felix yang sedang heboh bernyanyi sontak langsung menolehkan kepalanya "Kok di tutup, Mas?" Tanyanya heran.

Hyunjin mengibas surai hitam panjangnya dan langsung menghampiri Felix "Istirahat, mau makan siang bareng Mas gak?" Ajaknya.

Felix mengangguk semangat, dia ngekorin Hyunjin dari belakang sambil loncat loncat kegirangan. Hyunjin terkekeh kecil, sedikit terhibur.

"Kita mau makan dimana Mas?"

"Kita mau makan apa Mas?"

"Tempat makannya mewah gak? kalo mewah aku gak ada uang."

"Makanannya enak-enak gak Mas?"

Awalnya sih lucu tapi lama kelamaan kok ngeselin ya?

Hyunjin menghela nafas lelah, dia berbalik dan menatap Felix dalam, kedua tangan besarnya memegang bahu yang lebih muda.

"Felix, please jangan cerewet. Mas pusing nih."

Beneran deh, Hyunjin lelah lahir batin ngehadepin tingkah bocah pirang di depannya ini.

[ TBC ]

[ TBC ]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

••
Tes..tes, masih ada yang inget book ini?

Rn.Flower's shop [Hyunlix] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang