~•'| Chapter 23 : Banjir |'•~

150 24 16
                                    

Hujan besar belakangan ini melanda Komplek Hope's Peak, bahkan sudah terjadi banjir beberapa kali di Komplek tersebut.

Sebagian warga memutuskan untuk mengungsi, setidaknya warga yang mengungsi tersebut yang masih waras, tidak seperti anak-anak Komplek tersebut.

*Jeburr*

Kaito melompat dari atap rumahnya dan mulai menyelam, kenapa dari atap rumahnya? Karena tinggi banjirnya hampir serumah satu lantai.

"Tunggu woy!" Kazuichi juga ikut melompat dari atap rumahnya.

"Seru banget!" Leon juga ikut berenang dengan gaya terlentang.

Tidak hanya mereka, Ibuki, Kokichi, Junko, Angie, Akane, dan Aoi juga ikut berenang dengan mereka.

Sementara itu, beberapa Anak-anak komplek yang mengungsi ikut ke rumahnya Rantaro, soalnya cuman dia satu-satunya orang kaya yang baik hati dan mau menerima teman-teman untuk mengungsi di rumahnya.

Kalo Celestia sama Byakuya? Boro-boro baik, mereka cuman mandang banjir di komplek mereka sambil minum teh di halaman rumahnya yang dipasang pelindung anti banjir.

Kalaupun banjir masuk ke rumah mereka, mereka kan lantai rumahnya lebih dari 15 lantai, mungkin ada 50 lantai.

Sudah cukup, ntar di Chapter lain Author ceritainnya, takut Readers merasa Miss Queen membaca teks diatas🗿

"Rantaro, makasih ya udah biarin kita ngungsi disini!" Ucap Kaede pada Rantaro.

"No problem!" Rantaro memandang kearah Tetsuya yang duduk di pojok ruangan sambil memegang kedua lututnya.

"Tetsuya, kamu kenapa?" Rantaro mendekati Tetsuya.

"Eh, Rantaro... Aku gak apa-apa kok, cuman kedinginan aja sih hehe...." Tetsuya gemetaran karena merasa kedinginan.

"Oalah, kirain kenapa. Tunggu bentar ya!" Rantaro berdiri meninggalkan Tetsuya sebentar dan kembali sambil membawakan selimut.

"Nih, pake aja selimut gua." Rantaro menyelimuti Tetsuya dengan selimutnya tersebut.

"Makasih ya, Rantaro. Padahal gak usah repot-repot..." Jawab Tetsuya.

"Justru kalo aku gak kasih kamu selimut, nanti kan kamu sakit. Ntar malah tambah repot loh..." Rantaro mulai mendekati telinga Tetsuya dan berbisik.

".... Kalo calon suami gua sakit, ntar siapa yang urus kalo gak sama Ayah kamu?" Bisikan Rantaro membuat wajah Tetsuya memerah sehingga ia menutupi seluruh tubuhnya dengan selimutnya.

"Ahaha, cuman bercanda. Kalo mau beneran, tunggu kita lulus kuliah ya." Rantaro mengelus kepala Tetsuya yang bersembunyi di dalam selimut tersebut dan meninggalkannya.

Ngomong-ngomong soal Ship, bagaimana dengan Saiouma yang direquest dari Reader yang request Chapter ini?

'perasaan aku aja, atau aku belum liat Kokichi semenjak tadi dia dateng ngungsi?' batin Shuichi yang mengkhawatirkan pacarnya tersebut.

"SHUICHI!! SI KOKICHI TENGGELAM!!!" Mendengar teriakan Kazuichi, semua orang yang mendengarnya langsung terkejut.

Shuichi yang sangat khawatir pada pacarnya tersebut langsung menyusul Kazuichi dan membawa Kokichi yang pingsan tersebut ke rumah Rantaro.

"Kichi!! Aku mohon bangun, Kokichi!!!" Shuichi terus menggoyangkan tubuh Kokichi.

"B-biar aku periksa..." Mikan mendekati sepupunya tersebut dan mencoba menekan dadanya dengan usaha mengeluarkan air dari saluran pernafasannya.

"Nyeh, Tenko, Kokichi akan baik-baik saja kan?" Himiko terlihat mengkhawatirkan Kokichi.

"Tenanglah Himiko, dia pasti akan baik-baik saja!" Tenko mencoba menyemangati Himiko.

"Kokichi, ntar kalo lu meninggal, siapa yang mau habisin panta yang di meja tuh?" Mendengar ucapan Maki, Kokichi langsung bangun dan berlari mengambil panta tersebut.

"ANJING, BIKIN ANAK ORANG KHAWATIR!!!" Kaito menabok punggung Kokichi karena kesal, sementara Kokichi santai aja minum pantanya.

Shuichi yang melihat Kokichi bangun dan minum pantanya dengan santai langsung berlari kearahnya dan memeluknya.

"BISA GAK, SATU HARI AJA KAMU GAK BIKIN KHAWATIR?!" Shuichi memeluk Kokichi dengan sangat erat, bahkan ia hampir tidak bisa menahan air matanya.

"Nishishi, maaf ya Shumai~" Kokichi membalas pelukan Shuichi.

"Bubar, bubar! Jangan mesra-mesraan di depan orang jomblo!" Akane memisahkan mereka berdua.

"Huaa, kamu bikin khawatir aja...!" Mikan langsung memeluk sepupunya tersebut karena ia merasa lega kalau Kokichi masih hidup.

"Maaf Kak, nishishi..." Gumam Kokichi sambil mencoba menenangkan Mikan.

"IBUKI IKUTAN DONG!!!" Ibuki mendekati Mikan dan Kokichi lalu memeluk mereka berdua.

"Kokichi berasa jadi anak mereka." Gumam Mahiru yang mengambil foto mereka bertiga.

Dan begitulah, meskipun hujannya berhenti, tetapi banjirnya melanda Komplek Hope's Peak selama seminggu.

-------------------------------------------------------

Jangan lupa vote ya, dan kalo mau request silahkan komen disini✨

See you next chapter✨

Komplek Hope's PeakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang