Seoji bermain sendiri untuk kesekian kalinya ditaman istana, beberapa dayang menemaninya merangkai mahkota bunga yang sudah diambilnya dari taman. Tangan kecilnya terlihat kesusahan membuat mahkota bunga yang begitu rumit dimatanya, dayang perempuan bernama Jiho tertawa kecil melihat sang putri begitu serius dan sedikit kesal saat tangkai bunganya hancur sebelum bersatu menjadi rangkaian lainnya.
"Tuan putri harus bersabar dan pelan agar tangkainya tidak patah, lihat seperti ini" Jiho memperlihatkan mahkota bunganya yang sudah rapih dan memasangnya ke kepala Seoji, Seoji menggembungkan pipinya kesal karena sedari tadi mahkota bunganya belum saja jadi, sementara Jiho sudah membuat 2 mahkota bunga. Untuknya dan untuk Seoji.
"Jiho Eonnie, Seoji ingin bermain dengan Hosik. Kapan dia akan datang?"
Jiho sedikit ragu untuk menjawab pertanyaan Seoji, karena yang Jiho dengar Hosik dihukum untuk tetap berada dirumah selama seminggu. Dikarenakan kemarin saat mereka berdua bermain, Hosik membuat 1 istana panik karena mereka berdua menghilang dan kembali dalam keadaan kotor. Ayahnya menghukum Hosik karena sudah membuat onar dan membuatnya malu di depan sang raja.
"Anu.. tuan putri, hari ini dan beberapa hari ke depan sepertinya tuan Hosik tidak bisa kemari"
"Eeh??? Waeyoo???" Seoji menengok dengan cepat kearah Jiho, tidak terima sedikitpun atas jawaban yang Jiho berikan
"Tuan Hosik disuruh oleh appanya untuk berada dalam rumah selama seminggu"
"Lamanyaaaa..... Nanti Seoji bermain dengan siapa??" Seoji akhirnya merengek kesal, tanpa sadar menghancurkan mahkota bunga yang dirangkainya dan membuangnya begitu saja ditanah karena sudah rusak dan semakin terasa kesal saat mahkota bunga yang dirangkainya selalu gagal
"Sabarlah Putri, saya masih bisa menemani tuan putri bermain"
Seoji mempoutkan bibirnya, bermain bersama dayang tidak semenyenangkan bermain bersama Hosik, mungkin karena para dayang memiliki kesibukan dan mereka semua adalah pesuruh. Mereka lebih mirip seorang pengasuh daripada teman bermain karena selalu menuruti perintah Seoji dan membiarkan Seoji menang dalam setiap permainan. Itu sangatlah membosankan
Tak berapa lama, dayang lainnya datang memanggil Jiho untuk membantu didapur karena mereka sedang kekurangan tenaga. Tukang masak istana sedang tidak bisa datang karena sakit, jadi semua dayang yang harus menyiapkan masakan, dan sialnya hari ini ada jamuan makan bersama para petinggi kerajaan lain. Tentu saja semua dayang dikerahkan dan harus bekerja ekstra keras.
"Maafkan saya tuan putri, saya akan segera menyelesaikan pekerjaan saya dan segera menemani putri bermain. Saya permisi sebentar"
Jiho meninggalkan Seoji terburu-buru dan Seoji tidak keberatan akan hal itu, walau menyayangkan sekali kini dia harus bermain sendirian. Seoji kembali membuat mahkota bunga, dia berencana membuat banyak dan kali ini harus berhasil. Karena Seoji ingin memberikan ke para dayang atas kerja keras mereka hari ini.
"Kau lagi-lagi sendirian gadis kecil"
Suara seseorang yang terasa familiar berhasil mengalihkan atensi Seoji, Seoji mendongak dan menatap seseorang yang ditemuinya kemarin disungai. Benar, yang datang adalah Namjoon dengan kondisi yang terlihat sangat baik. Seoji tersenyum lebar melihat Namjoon di depan mata, merasa senang karena ada seseorang yang akan menemaninya.
"Anda Ajussi yang kemarin? Bagaimana lengan ahjussi? Apa masih sakit?"
"Lenganku sudah sembuh, itu semua karenamu. Terimakasih"
Seoji tersenyum semakin lebar, memang benar jika mengecup luka seseorang akan cepat sembuh. Seoji akan menerapkan hal ini ke yang lainnya jika ada yang terluka lagi nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Devil Boy (NamJin) (On Hold)
RomansaSeokjin, jatuh cinta pada pandangan pertama pada seseorg yang berbahaya. akankah dia tetap mempertahankan cintanya, atau melepaskannya? Warning! Ini rate m! Yaoi! Boyslove! Yang kurang umur, dilarang baca! Kalau masih mau baca. Dosa tanggung send...