"Nde, saya mengerti. Saya akan mengatur jadwal Kim Sajangnim soal pertemuan ini. Terimakasih"
Aku menutup saluran telepon untuk kesekian kalinya. Pekerjaanku sudah mulai berkurang karena keberadaan Namjoon. Sesekali aku melirik Namjoon dimeja kerjanya. Dia terlihat makin tampan saat serius dengan pekerjaannya -walau terkadang aku bingung dia bisa dengan cepat menyelesaikan pekerjaannya dengan. Walaupun pekerjaan itu menumpuk sangat banyak.
"Jinseok, tolong buatkan aku kopi hitam"
Aku tersentak dengan perintahnya. Jadi malu kalau aku ketahuan terus memperhatikannya sampai lupa dunia. Bekerja dengan Namjoon membuatku mengetahui kalau Namjoon seorang coffe addict. Dia sering sekali meminum kopi hitam tanpa gula. Karena itu? Ada mini bar dalam ruang direkturnya yang luas ini lengkap dengan coffe maker dan beberapa minuman alkohol favoritnya -dan jangan lupa kasur diujung ruangan. Ruang direktur yang tadinya hanya berisi mejaku dan meja besar Namjoon. Kini sudah berubah layaknya apartemen kecil yang nyaman.
Setelah selesai membuat kopi pesanannya, aku memberikannya pada Namjoon dan tanpa sengaja melihat komputernya. Ternyata dari tadi, dia hanya bermain game bukan bekerja. Aku jadi kesal saat tau kenyataan ini.
"Namjoon, apa yang kau lakukan dari tadi?"
"Pekerjaanku sudah selesai Jinseok, aku hanya melepas penat dengan bermain game"
"Ya ya ya selagi kau melepas penat, aku harus mengurus pertemuanmu dengan para klien" Tepat saat aku ingin berbalik menuju mejaku kembali, tiba-tiba saja Namjoon menarikku mendekat dan memperhatikanku intens. Aku kaget dengan tindakannya yang tiba-tiba. Ditambah dia membelai paha dalamku sensual, sontak kutahan tangannya yang makin naik keatas.
"Tu-tunggu Namjoon apa yang-?"
"Bagaimana kalau kita melepaskan penat bersama Jinseok?" Ditatap dengan begitu intens olehnya membuatku tunduk tanpa sadar. Bahkan saat Namjoon ingin mencium bibirku, aku reflek menutup mata menyambut ciumannya. Jarak bibir kami semakin dekat, bisa kurasakan nafas hangat Namjoon.
Sedikit lagi.....
1 cm lagi....
BRAK!
"SURPRISE SEOKJINIE HYUNG! HOPIE COME! OMONA??!!!!"
Seruan tiba-tiba, reflek membuatku menjauh dari dekapan Namjoon. Aku benar-benar kaget hingga rasanya jantungku mau copot dari tempatnya, sementara Namjoon terlihat kesal dengan hal ini.
"Err... Hoseok.. kau.. disini..???" Ucapku dengan kikuk. Ketahuan hampir berciuman dengan atasanmu bukanlah hal baik, apalagi yang datang adalah teman baikmu.
Yang barusan datang dengan heboh dan tiba-tiba tadi adalah Jung Hoseok, teman baikku selama dipanti asuhan. Seseorang yang memiliki sifat spontan dan aneh. Yah... bisa dibilang dia adalah happy virus selama dipanti.
"Aku datang untuk menengok keadaanmu hyung, sekaligus memberi surprise. Tak kusangka aku malah datang diaaat yang tidak tepat hehehe" cengiran khas Hoseok sukses membuatku malu hingga ke ubun-ubun. Astaga! Anak ini benar-benar menyebalkan!
"Setidaknya kau harus mengetuk dulu saat masuk keruangan orang bukan" seruang dingin Namjoon membuat bulu kudukku meremang. Aku yakin Namjoon sangat marah saat kudengar nada suaranya yang begitu menyeramkan. Aku khawatir dengan keadaan Hoseok sekarang, apa yang bakal Namjoon lakukan kepadanya? Walau kuakui ini memang salah Hoseok yang masuk dengan tidak sopannya.
Kulihat ekspresi Hoseok sudah tegang. Tapi, bukan tegang karena ketakutan. Seperti tegang karena hal lain. Aku kaget saat Tiba-tiba saja Hoseok menarikku menjauh dari Namjoon. Hoseok bahkan mencengkeram tanganku dengan kuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Devil Boy (NamJin) (On Hold)
RomanceSeokjin, jatuh cinta pada pandangan pertama pada seseorg yang berbahaya. akankah dia tetap mempertahankan cintanya, atau melepaskannya? Warning! Ini rate m! Yaoi! Boyslove! Yang kurang umur, dilarang baca! Kalau masih mau baca. Dosa tanggung send...