Ku kisahkan sebuah cerita..
Tentang seorang anak yang hampir sepanjang malam punya banyak tanda tanya dalam kepalanya..
Hari-harinya berat sekalipun senyumannya selalu menghiasi kesehariannya..
Setidaknya hanya malam yang mengerti bagaimana rasanya sepi yang dirasanya..
Mulutnya diam namun isi kepalanya penuh saling bersaut-sautan..
Ia menyebut dirinya monster yang kesepian..
Sepertinya tak ada kalimat yang lebih sepadan lagi selain kata monster..
Bagaimana tidak?..
Jika ada manusia yang menyakiti orang lain disebut jahat..
Bagaimana dengan manusia yang selalu memilih menyakiti dirinya sendiri?..
Apakah anak itu harus terus menahan rasa sakitnya?..
Rasa sakit karena telah menjadi diriku selama ini..
Karena aku yang tak bisa mencintai diriku sendiri dengan sepenuhnya..
Karena aku yang selalu membenci ekspetasi-ekspetasi yang selalu gagal pada akhirnya..
Haruskah anak itu terus menjadi diriku yang kesepian..?Bekasi, 22 Agustus 2022
R.Oktafiana
KAMU SEDANG MEMBACA
JANGAN DIBACA, INI SEMUA LUKA
RastgeleTentang semua luka yang tak mampu diutarakan-luka yang ingin sembuh sejalan dengan waktu