2. Buta?

157 6 0
                                    

"Bocah bau itu benar-benar layak mati." Kata Elios dengan geram

"Isafel, kamu yang sekuat ini masih tidak mampu mendisiplinkan putramu. " -Eros berdecih meremehkan

Isafel menyipit tidak suka. "Iblis macam apa dia. Bukankah Gege yang notabene shifunya lebih tau??" Isafel tersenyum miring

Eros mendengus.
Memang benar apa yang dikatakan Isafel. Eros adalah paman sekaligus Shifunya Aga.
Dan Eros tentu tau betul tabiat setan kecil itu.

Elios dengan cekatan menyalakan terminalnya

"Ada apa?" Suara disebrang

" Saudari, kue yang dikirim mom , dihabiskan oleh putramu. "

"APA KATAMU?!! "

"DIMANA DIA?! DAN APA YANG DILAKUKAN ISAFEL?" Jelas, orang disebrang sudah sangat naik pitam.

Isafel membeku.
Itu Phyxis. Istrinya.

Tidak tidak. Isafel harus bergerak. . kalau nggak, dia nggak bisa memikirkan kemalangan apa yang bakal nimpa dia.

"Tidak ada gunanya memarahinya sekarang. Mari kita bahas, Bagaimana kamu akan mengkompensasi gegemu ini?" Cibir Eross.

Untuk apa memarahi Isafel? Toh kue itu tidak akan kembali.

"Apa yang kau inginkan?" Phyxis menyipit tajam.

"Dekrit kosong yang diberikan Daddy padamu. " -Elios

"Tidak mungkin. "

"Lencana Kebebasan "-Eros

" kamu ingin menipu?!!!" Phyxis berteriak sepuluh oktaf.

Apa apaan dengan dekrit kosong dan lencana kebebasan itu. Dua hal yang mustahil diberikan .

Eros terkekeh kecil.

Isafel memiliki firasat buruk.

"Ceraikan isafel." Eros melirik Isafel main-main.

"Tidak mungkin!! Kami saling mencintai. Dan bahkan sudah punya anak" Isafel menggertakkan giginya.

"Setuju. Aku setuju." -phyxis
Wanita itu menjawab tanpa perasaan.

"Kita tidak akan. Kau dengar aku?! Tidak akan." Rasanya hati Isafel serasa diremas kuat.

"Sepakat." Elios dan Eros tersenyum main-main.

Panggilan diputus.

Apa yang dia lakukan? Wanita itu, tidak akan menceraikannya kan?
Pokoknya Isafel tidak setuju.

Eros dan Elios berlalu pergi.
Senyum licik masih menghiasi bibir keduanya.

"Siapa yang memintamu bermain dengan kami?!" Tanya Elios Retoris.

"Sesekali, Isafel harus mengambil  pelajaran nya. " Eross tersenyum menyegarkan.

Ya, gimana si kembar itu nggak paham otak Isafel? Sudah terlampau jelas.
Nggak mungkin Aga bisa nyentuh kue itu kalau bukan Isafel yang menjebaknya. Ini semua disengaja.
.

.

Malam harinya, Isafel langsung dihadapkan dengan Pengacara Kediaman Xe yang membawa surat cerai.

"Master," sapa si pengacara

"Enyahlah" usirnya dengan suara suam-suam kuku.

Dengan postur tubuhnya yang santai, bersandar pada sofa, sesekali menggoyang secangkir anggur merah ditangan , plus ekspresi yang tampak lembut nan malas ,
Namun memberikan tekanan yang tak terlukiskan bagi mereka yang berada diruangan yang sama.

ASGARDIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang