9. Dikepung!

97 5 0
                                    

"...."

"Ok. Tunggu saya kembali" ucap seorang pria dengan telepon ditelinganya.

"Ada apa?" Tanya seorang pria tampan yang duduk disofa

"Mereka ada disini. " Pria itu mengerutkan kening. Namanya adalah Adam.

"Siapa?" Tanya pria yang duduk di sofa, Galaxy.

"Vynix."

__________

LONDON, INGGRIS.

Asgardia . Atau sebut saja Asgard.
Ada di London . Tepatnya ke universitas yang sebelumnya dikunjungi oleh Aga. Universitas A.

Asgard mengikuti jejak Aga sampai ke London melalui panduan gelang merah yang diberikan Volt.
Tuan muda itu dengan dingin menendang kokpit pesawat hingga terbuka.

Boom!!

Terdengar suara ledakan dan gedung yang hancur.

Dengan senapan laser di tangan, ia melemparkan sebuah C4 (penghancur  gedung) ke rooftop salah satu gedung  universitas A.

Terdengarlah teriakan ketakutan para  penghuni universitas.

"Help!!"

"Help me!!"

"Ah! Teroris!!"

"Sialan.. itu-" ini adalah Andrew. Yang pernah memandang rendah Aga sewaktu menyamar jadi Zion.

Sama seperti Andrew. Audrey juga tak kalah tercengang melihat wajah orang yang saat ini berada di atas kokpit sebuah pesawat berbentuk segi lima.

Jeket kulit hitam membalut tubuh pria itu, pola jerat iblis ditengah dahinya membawa aura jahat seperti iblis yang merangkak keluar dari neraka.
mata sedalam obsidian sedingin gletser  memandang rendah dunia. Sepatu boot militer berdiri diatas kokpit pesawat dengan mantap. Ketampanan yang menggulingkan sebuah semesta, namun kekacauan dan bencana selalu menjadi pasangannya.

Itu adalah wajah yang sama. Wajah yang tadi nya cacat, sekarang berubah menjadi tanpa cela.

"Matanya... Dia.. nggak buta??" Ekspresi Audrey dkk tampak shock dan tidak percaya.

Mereka menyesal. Sungguh menyesal telah memprovokasi orang yang tidak mampu mereka singgung. Salahkan saja mulut yang murah.

Tentu saja , mereka menatap Asgard dengan wajah pucat . Berkeringat dingin. Ketakutan.

"Berbaris!" Seru Aga.

Sring... Sriingg...

Laser merah bergerak memanen kepala yang hendak melarikan diri.

"Ah!!!!" Para penghuni universitas semakin ketakutan.

Asgard mencari jiwanya. Dan dia tidak tertarik untuk beramah-tamah. Sangat membosankan.

"Tuan ini, tolong segera hentikan ini. Apapun yang kamu minta, kami akan berkompromi. Tolong jangan lukai kami" ucap dekan dengan gemetar.

Asgard menatap dekan tua itu dengan tatapan dingin. Bukankah dia sudah mengatakan apa yang dia inginkan?

"Tuli?!" Ini pernyataan yang dijawab dengan seringai kejam.

"Berbaris!! Ayo berbaris!!" Seakan mendapat pencerahan. Dekan meminta mereka semua berbaris.

Dalam hitungan detik, sudah ada sederet kepala dibawah Asgard.

Tap

Asgard melompat turun dari kokpit pesawat dengan gerakan slow motion.

ASGARDIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang