5. Bertransmigrasi ke tubuh seorang gadis SMA

126 6 0
                                    

Argantara terkejut bukan main saat melihat si penerobos ruangan.

"Dimana dia?" Vynix menatap Argantara dengan dingin.

Argantara tidak menjawab.

"Tidak tau sopan santun" suara berat di balik kursi hitam menginterupsi Vynix.

"Aga." Vynix menyapa dengan suara acuh tak acuh.

"Apa?" Kursi putar itu berbalik menghadap Vynix.

Aga menjawab adiknya dengan seringai.

"Masih hidup lo?" Vynix mendecih

"Kecewa?" Aga terkekeh kecil

"Hmm. " Vynix mengangguk, lalu menggelengkan kepalanya.

"Ayo pulang. " Vynix menatap saudaranya dengan mata berapi-api.

"Nggak" Aga mengangkat sebelah alisnya

Prang...

Vynix membelah meja dihadapan keduanya menjadi dua.
Tidak ada waktu untuk omong kosong.
Kakaknya ini, dia kalau udah bilang enggak ya enggak.
So, gunakan saja kekerasan. Negosiasi tidak ada gunanya.

Dalam satu menit, keduanya bertukar ratusan gerakan.

Gerakan mereka persis sama.
Bahkan refleksnya pun sama.

Argantara? Anak itu menyusut di sudut. Takut kalau-kalau terkena tendangan acak.
Pertarungan dua bersaudara yang sama ganasnya. Tidak ada ruang baginya untuk ikut campur.

Bugh bugh bugh!

"Vynix. Lo sebaiknya jangan ikut campur urusan gue." Aga menggertakkan gigi. Dia mulai kesal dengan adiknya.

"Kalau gue nggak bawa lo balik. Yang ada gue dihukum sama mom. Lo sekali kek jadi kakak tanggungjawab ke adeknya" Vynix menjawab dengan memelas.

Masuk aula hukuman? Vynix tidak mau!

Apa hubungannya dengan dia? Aga ngedengus.

Bang!

Vynix ditendang membentur tembok. Anak itu muntah darah.
Aga ini. Dia benar-benar terlalu kejam.

Dengan satu gerakan . Vynix ngeluarin jurus pamungkasnya.

"Sial" dia benar-benar dipaksa. Vynix ngumpat kesal.

Bugh!!

Dengan gerakan memutar. Vynix memukul tengkuk Aga.

Aga yang tidak menduganya benar-benar dipukul mundur dua langkah.

Mata Aga menyipit.
Sungguh. Gerakan ini bukan apa-apa baginya. But, lumayan. Karena bisa bikin dia mundur dua langkah.

Tiba-tiba,

"Arggh...!!!" Aga berteriak kesakitan. Anak itu memegangi kepalanya yang berdenyut hebat.

Berguling-guling dilantai.

"Aga!"

"Tuan Muda!" -Argantara

Vynix terkejut melihat ini.
Bagaimana bisa? Jelas gerakannya tidak sebegitu kuat untuk membuat kakaknya pingsan.
Tapi kenapa dia kesakitan seperti ini?

"Woy! Jangan becanda lo. Seriusan." Vynix mulai panik

Anak itu ngedeketin Aga. Meluk Aga yang dari tadi guling-guling di lantai kesakitan.

"Arggh!!" Aga memegangi lengan Vynix.
Taklupa menggigit pergelangan tangan adiknya.

"Arg! Bangsat! Apa yang lo lakuin?!" Marah Vynix.

ASGARDIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang