Rana pernah mendengar bahwa semua taktik yang merugikan diri sendiri jika boleh disebut dengan satu kata, itulah cinta. Dulu Rana tidak pernah tahu bagaimana rasanya jatuh cinta saat remaja. Ia pikir jatuh cinta adalah kerumitan karena melibatkan pada sesuatu yang semua orang tentu pernah merasakannya, namun Rana berbeda. Rana tidak pernah jatuh cinta, sekalinya jatuh itu pun pada seorang pria yang sudah beristri. Dan bagaimana angin malam berhembus yang masuk di celah jendela mobil yang ia buka menjadi tanda bahwa ia cukup lelah dengan hubungan ini.
Tak ada percakapan yang terjadi. Hening. Sunyi malam dan lampu kemuning yang menerangi jalan membuat Rana beribu kali berdiskusi dengan hatinya. Pria itu tak menjelaskan lebih detail mengapa pria itu mengingkari janjinya. Rana tidak perlu tahu lebih dalam alasannya, ia cukup tahu itu.
Setibanya di apartemen, Rana lantas pergi masuk kedalam kamarnya, berniat membersihkan diri lebih dulu. Sementara Baekhyun? entahlah, pria itu berjalan ke arah dapur dan menuangkan segelas air untuk membasahi kerongkongan nya. Lalu setelah itu mendaratkan bokongnya di sofa. Membuka ponselnya dan mendapati pesan singkat dari istrinya.
Hana-yaa
Kau kemana saja? setelah perjalanan jauh kau langsung pergi ke kantor? heol, kau tidak lelah?Ada yang harus ku selesaikan dengan cepat, tidak perlu khawatir. Aku baik baik saja.
Hana-yaa
Baiklah, jangan pulang larut malam. Aku mencintaimuSiapa sangka ini semua menjadi rumit. Entah siapa yang memulai. Baekhyun sendiri tidak tahu mengapa perasaan ini sulit terkendali. Ia bahkan tidak bisa memilih siapa diantara yang akan ia pilih, sementara di satu sisi ada istrinya yang akan terluka.
Baekhyun pun menoleh ketika mendengar suara pintu terbuka, menampilkan Rana yang sudah berganti pakaian santainya.
"Aku akan menginap disini."
Tak ada jawaban, wanita itu mengabaikan ucapannya. Ia tidak tahu wanita itu akan marah padanya hingga mengabaikan seperti ini. Jika boleh saja Baekhyun memilih, dia ingin sekali memiliki wanita itu namun Baekhyun tidak bisa. Ia juga tidak bisa meninggalkan istrinya.
Rana kemudian berlalu menuju dapur, berniat mengganjal perutnya dengan sisa bahan yang ada disana. Dia tidak ingin banyak bicara terhadap pria Byun itu. Sebanyak apapun argumen yang ia berikan kepada pria itu sia sia saja, Baekhyun punya banyak alasan untuk tidak mengatakan yang sebenarnya.
"Aku membelikan tteokbokki kesukaan mu, aku tahu kau belum makan." lalu meletakan sebungkus kue beras di sampingnya.
"Terima kasih."
Baekhyun menghela nafas, wanita itu masih tak mau menoleh kearahnya barang sekali. Jadi dengan daripada ia membuat kekesalan Rana bertambah akhirnya ia duduk di depan bar pantry, mengamati semua gerak gerik wanita itu. Malam semakin larut saat dirinya menatap kosong ke arah lantai. Setelah semua ini terjadi begitu saja lantas akan bagaimana kedepannya hubungan mereka?
Aroma harum yang menguar dari makanan yang tersaji didepannya membuat Baekhyun tersadar dari lamunan singkatnya. Dilihatnya wajah sayu sang wanita yang begitu pucat. Disana dapat ia lihat gurat kehampaan yang mendalam dari pancar matanya yang redup, hingga tanpa sadar dadanya berdentum perih.
"Jangan memandangi ku seperti itu, kau membuat kue beras ini tersipu."
Ujung bibirnya terangkat begitu saja seolah tak ada hal yang mampu membuatnya tersenyum selama ini. Ada sedikit perasaan lega saat wanita itu secara tidak langsung memecah kecanggungan diantara mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Lover ✓
Fanfiction"Kau pikir ini mudah untuk ku? kau membuatku hancur, Byun Baekhyun!" Terjebak dalam hubungan yang salah, Rana menemukan dirinya sendirian dalam sebuah ruangan yang gelap dan tak menemukan jalan keluar.