6. White lie

35 9 2
                                    

Setelah malam menakutkan itu Rana hampir tidak pernah berani untuk keluar malam hari. Salahkan ia yang dengan bodohnya melewati jalanan sepi seorang diri. Hari ini ia sedang duduk di taman kampus, kelas berikutnya akan dimulai 30 menit lagi. Entah apa yang ia lamunkan hingga seseorang datang dan duduk di sampingnya, menatap kosong hamparan rumput dan kolam ikan yang menjadi penghias kampus.

"Se-menyenangkan itukah berlamun?" tanya Oh Sehun yang membuatnya tersadar dan segera menghela napas panjang.

"Sehun-ah.."

"Hm?"

"Apa yang akan kau lakukan jika salah satu keluargamu terlibat perselingkuhan?"

Lenggang sejenak, keduanya saling membisu. Sehun tidak tahu akan menjawabnya bagaimana karena yang ia tahu keluarganya tidak ada yang seperti itu. Entah apa yang ada dipikiran gadis itu hingga bertanya konyol seperti ini, rasanya ia ingin sekali membenturkan kepalanya agar tak memikirkan sesuatu yang tak pernah dibayangkannya.

"Kenapa kau bertanya seperti itu? aku jadi curiga padamu." Rana tertegun, mengubah rautnya menjadi lebih rileks. Di pukulnya bahu Sehun dengan kencang.

Rana berdecak, "Aku hanya bertanya, jangan berpikiran yang buruk."

"Ku pikir kau selingkuh dariku."

Ia menoleh, menyipitkan matanya. "Only just friends, Sehun-ssi."

Tanpa tahu dalam hati, "Aku sudah melibatkan perasaan itu di hubungan kita, rana-ya." Sehun tersenyum masam. Lagi lagi tanpa sadar ia sudah di tolak oleh gadis itu secara tidak langsung. Meski rasanya sakit tanpa mengatakan langsung tapi Sehun tahu diri, ia tidak pantas untuk gadis disampingnya ini.

"Ingin menonton film setelah ini?"

"Sepertinya tidak, suasana hatiku sedang buruk." Rana berdiri sembari merapikan tasnya. Lalu pergi meninggalkan lebih dulu Oh Sehun yang terdiam, menatap punggungnya menjauh.

"Ya! gadis bodoh, tunggu aku."

Rana memijat pelipisnya dengan jengah. Tugas apalagi yang membuatnya seperti terkena serangan jantung seperti ini? ia sudah fokus untuk menyelesaikan skripsi secepatnya dan sekarang ditambahnya tugas menjadi seorang pramugari? jika boleh saja jujur, ia ingin melarikan diri saat itu juga.

Meski tidak hanya ia yang berdecak sebal, mahasiswa lain pun ikut merasakan kesal. Sudah dipastikan sebentar lagi ia akan masuk rumah sakit jika seperti ini jadinya.

"Ouh, menyebalkan! mengapa tidak para dosen itu saja yang melakukan tugas ini!?" itu Younjung, mengacak-acak rambutnya sendiri.

"Mereka tidak tahu penyakitku ini akan kambuh jika berhadapan dengan tugas?!" ujar Younjung.

"Diamlah dan ingat posisimu." celetuk seseorang di belakang.

Ia dan Younjung menoleh, itu si ketua himpunan yang sangat cuek dan dingin. Tipikal pria yang perfeksionis, lihat saja. Wajah tampan, pakaian yang tiap harinya selalu keren, cerdas dan genius. Bukan hanya satu atau dua gadis yang mendekatinya melainkan selalu setiap harinya di gandrungi mahasiswi satu kampus. Seperti di kebanyakan kisah kisah yang pernah ia tonton atau salah satu karya fiksi yang ia baca di aplikasi ponselnya.

Rana tidak tertarik, mungkin hanya gadis di sampingnya ini yang menyukai pria seperti Do kyungsoo.

"Kyungsoo sunbaenim.."

Rana memutar bola matanya jengah, Apa hebatnya Kyungsoo si kepala botak itu?

"Tidak usah kuliah jika itu menjadi beban untukmu." ujar senior kyungsoo dengan dingin lalu pergi.

Secret Lover ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang