Rumah sakit itu terlihat senggang saat Baekhyun tiba disana. Perasaannya tidak karuan saat ia diharuskan untuk menunggu di luar. Rasa bersalah itu masih mengerubungi nya hingga saat ini.
Dia hendak bertanya tentang kondisi istrinya saat seorang suster keluar dari ruangan itu tetapi tiba tiba ponselnya berdering. Itu dari ibu mertuanya. Baekhyun lantas segera menerimanya.
"Halo, eomma."
"Syukurlah kau mengangkatnya. Ponsel Hana tidak aktif saat ibu menelponnya. Ibu sangat khawatir pada kalian berdua akhir akhir ini. Kalian tidak apa-apa, kan?"
Baekhyun menghela nafas, melirik pintu ruangan di depannya yang masih tertutup. Ia harus menceritakan pada ibu mertuanya bagaimanapun.
"Aku baik. Namun Hana.. saat ini berada di rumah sakit. Pagi tadi dia jatuh tak sadarkan diri." jelas Baekhyun membuat wanita paruh baya di sebrang sana terkejut. Firasatnya sudah tak enak sejak semalam.
"Astaga! lalu bagaimana keadaannya sekarang? apa dia sudah siuman? dia baik baik saja, kan?" tanyanya bertubi tubi.
"Eomma tidak perlu khawatir. Hana masih tengah di periksa. Dokter juga belum keluar."
Terdengar hembusan nafas pasrah, wanita yang menjadi ibu Hana itu tetap cemas. "Apa perlu ibu kesana?"
"Tidak perlu, eomma. Jika aku sudah diperbolehkan masuk aku akan mengabarimu tentang kondisi Hana. Lagi pun sepertinya di luar salju turun dengan lebat pagi ini."
"Baiklah, ibu akan menunggu mu. Jika kau butuh sesuatu katakan pada ibu."
"Iya, eomma. Aku tutup dulu telponnya."
Baekhyun lantas kembali menegakan tubuhnya saat pintu di depannya berdecit. Seorang suster keluar dari sana.
"Anda suaminya?"
Baekhyun mengerjap. "Iya, saya suaminya."
"Anda boleh masuk."
Setelah suster itu keluar Baekhyun perlahan masuk. Yang ia lihat saat itu istrinya yang duduk berhadapan dengan pria yang tak lain seorang dokter. Baekhyun meneliti wajah istrinya. Pucat, sungguh wajah sayu Hana membuat hatinya tertikam.
"Tidak ada yang di khawatirkan tentang kondisi nona Hana. Hanya saja dia harus memperhatikan kesehatannya dan juga aku harap kau mengurangi aktivitas beratmu, itu bisa membuatmu cepat kelelahan."
Baekhyun dengan seksama mendengarkan apa yang dokter itu katakan.
Dokter itu tersenyum saat melihat Hana terus menunduk. Kasihan sekali batinnya melihat wajah pucat pasi Hana.
"Aku akan meresepkan obat untukmu. Sepertinya kau akan mengalaminya untuk kedepannya. Semoga ibu dan bayinya sehat selalu."
Deg.
Hana mendongakan kepalanya. Terkejut dengan apa yang dikatakan pria itu. Tanpa sadar ia mencengkram ujung piyamanya. Tak jauh berbeda dengan Baekhyun.
"A-apa?"
Kekehan itu muncul dari pria berjas putih itu, "Pasti ini kandungan yang pertama untuk istrimu ya? aku mengatakannya sesuai dengan hasil USG. Jadi, kau tidak perlu takut jika aku bergurau atau apapun itu."
"T-tidak, aku percaya dokter. Terima kasih, kami pamit."
Baekhyun dan Hana segera keluar dari sana. Mereka diam tak mengeluarkan sepatah katapun. Hana, wanita itu antara senang dan ragu. Bagaimana jika Baekhyun tidak mempercayai bayi yang dikandung nya ini?
"Baekhyun.."
Pria itu menoleh.
"Kau.. percaya, kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Lover ✓
Fanfiction"Kau pikir ini mudah untuk ku? kau membuatku hancur, Byun Baekhyun!" Terjebak dalam hubungan yang salah, Rana menemukan dirinya sendirian dalam sebuah ruangan yang gelap dan tak menemukan jalan keluar.