Bagian ini sedikiit panjang. Pelan pelan bacanya. Selamat membaca!
***
Tidak ada yang lebih baik dari hari hari yang ia jalani. Sejenak ia melirik arloji di tangannya. Lumayan sore untuk mengunjungi cafe tempatnya bekerja. Setidaknya dengan berada disana ia bisa melupakan tentang Baekhyun dan menyibukan dirinya.
"Aku tahu aku memang brengsek. Seharusnya aku tidak membawamu kedalam kehidupanku."
Lalu ia memejamkan matanya. Suara Baekhyun terus terngiang-ngiang di kepalanya. Wanita Yoon itu mendudukan dirinya paksa di salah satu kursi. Sekelebat bayangan suara kembali mendatangi dirinya.
"Kau brengsek!"
"PERGI DARI HIDUPKU DASAR BAJINGAN!!" suaranya meninggi namun bergetar. Kertas miliknya yang semula ia pegang dan juga senyuman manis untuk membawanya ke hadapan ibu dan ayahnya sirna.
Nilai sempurna yang ia dapat jatuh melebur dengan air.
Suara pecahan vas bunga berjatuhan.
"PERGI DAN BAWA WANITA JALANGMU ITU!"
Saat itu umurnya genap 8 tahun. Ia masih belum mengerti tentang kondisi orang tuanya saat itu. Yang ia dapati setelah pulang dari sekolah bagaimana mengerikannya keadaan rumah saat itu. Melihat ibunya menangis dan menarik kerah jas milik ayahnya.
"Jangan kau berani beraninya menginjakan kakimu lagi disini dan bertemu dengan putriku, Yoon jae shik!!" ibunya berteriak tepat di depan wajah ayahnya. Kilat amarahnya begitu memuncak.
Tidak ada yang tahu bahwa setelah itu Rana akan menjalani kehidupannya yang malang. Ayah dan ibunya bercerai, rumah tempatnya tinggal disita. Mirisnya, ibunya menghilang dengan dalih ingin mencari pekerjaan.
Ia ditinggalkan.
"Ayahmu pergi ke London dengan wanita lain."
"Ayahmu selingkuh."
"Ayahmu memilih wanita yang tengah mengandung anaknya."
"Ayahmu--"
Isakan itu terdengar saat Rana menelungkupkan wajahnya diatas meja. Beruntung tidak banyak pengunjung yang menyaksikan kemalangan hidupnya.
Seseorang menyentuh bahunya. "Hei, kenapa menangis?"
Rana memalingkan wajahnya, sejenak menghapus air matanya dan hidungnya yang basah.
"Aku tidak menangis. Aku hanya sedang menirukan gaya menangis Song Hye Kyo."
Gadis itu--kyumi--tertawa. "Memangnya bagaimana gaya menangis Song Hye Kyo? kau justru lebih mirip seperti bebek."
Ia mengerucutkan bibirnya. "Aishh!"
"Sudahlah, menangis akan membuatmu sangat jelek. Jadi lebih baik kau tersenyum, ayo tersenyum? Omo! jantungku sesak sekali melihat senyummu."
Rana tersenyum kecil. "Eonnie tidak bekerja?"
"Kau tidak melihat aku memakai gaun pengantin, kan?"
Rana terkekeh.
"Omong omong aku tidak melihat Younjung, dimana dia?" tanyanya.
"Akhir akhir ini dia jarang masuk. Seminggu yang lalu dia mengatakan ingin resign dan menuntaskan kuliahnya lebih dulu. Apa dia tidak mengatakannya padamu?"
Rana menggeleng. "Dia tidak mengatakan apapun. Bahkan saat di kampus aku jarang melihatnya."
"Mungkin dia akan mengatakan di waktu yang tepat." dia mengangguk pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Lover ✓
Fanfiction"Kau pikir ini mudah untuk ku? kau membuatku hancur, Byun Baekhyun!" Terjebak dalam hubungan yang salah, Rana menemukan dirinya sendirian dalam sebuah ruangan yang gelap dan tak menemukan jalan keluar.