02

322 40 4
                                    

ps.
cuma mau ngingetin aja,votment untuk mendukung jalannya cerita ya....

~Selamat membaca~

🌼 M I S T A K E 🌼

Taehyun memijit pelipisnya yang terasa pening bukan main. Pertemuanya dengan Jimin kemarin malam membuat pikirannya kemana mana,ia belum siap jika harus dihadapkan dengan kehidupan pernikahan. Namun,ia jauh lebih takut jika kabar itu terdengar sampai ke telinga sang ibu yang akhir akhir ini kesehatannya cukup memprihatinkan. Ia menyandarkan tubuhnya pada bahu kursi kerjanya,rasa rasanya ia butuh penyegaran. Dering ponsel membuyarkan lamunan Taehyun,dengan malas ia menjawab panggilan dari teman baiknya-Choi Yeonjun.

"Yak! dimana kau-kenapa semalam tidak datang?"

Taehyun memutar bola matanya malas, temannya yang satu ini setiap hari hanya mengajak Taehyun untuk berbuat dosa dengan meminum cairan hasil fermentasi anggur yang sialnya memang dapat meluruhkan segala beban hidupmu sejenak.

"aku lelah, pekerjaanku menumpuk kau tahu"

"hei,kau ini calon presiden direktur bukan?kau hanya tinggal bersantai ,bahkan tidurpun rekeningmu masih banjir akan uang"terdengar kekehan dari seberang,memang benar. Hidup Taehyun sudah lebih dari cukup sejak kecil. materi,kasih sayang dan juga perhatian kedua orang tuanya berpusat untuknya karena memang dia adalah putra semata wayang tuan Kang.

"diamlah Choi-aku sedang malas"ujar Taehyun,memainkan pena yang dipegangnya.

"Tae-apa kau tidak berminat untuk mengikuti kencan buta atau semacamnya. Aku bisa membantumu, aku lihat kau sangat kesepian dan terus menyiksa dirimu dengan tumpukan berkas menyebalkan itu!"Taehyun terkekeh,sahabatnya itu memang paling mengerti Taehyun,andai saja Yeonjun tahu bahwa Taehyun akan segera menikah dalam waktu dekat.

Ketukan pada pintu kerja Taehyun mengakhiri sambungan keduanya hari itu. Ya, meskipun belum menjabat sepenuhnya sebagai presiden direktur di perusahaan sang ayah,namun Taehyun sudah belajar bagaimana mengurus perusahaan dengan menjadi asisten direktur-asisten ayahnya sendiri.

🌼🐿️🌼

Aera terbangun dengan pusing hebat yang mendera kepalanya. Seingatnya,semalam ia minum sampai Hangover dan entah apa yang terjadi selanjutnya hingga saat terbangun ia sudah berada di mansion pribadi sang kakak. Rasa pengar masih mendominasi,Aera bangkit untuk sekedar membasahi tenggorokannya yang terasa kering bukan main.

Derit pintu kamar dibuka,sang kakak masuk dengan masih mengenakan setelan piyama satin berwarna hitam. Jimin bersidekap di depan dada, memandang intens kearah Aera. Aera yang merasa dipandangi oleh sang kakak menoleh,namun pandangan kakaknya lain. Bukan menyiratkan kasih sayang seperti biasanya.

"sudah bangun huh,bagaimana apa semalam kau bersenang senang Aera-ya?"ucap Jimin,masih berdiri bersender pada daun pintu kamar Aera.

"eum-itu aku hanya minum sedikit oppa"dusta Aera,Jimin mendecih. Sejak dulu, kemampuan berbohong adiknya ini payah sekali.

"hanya sedikit huh-sampai kau hangover dan membuatmu hampir dilecehkan oleh seorang pria!"nada suara Jimin meninggi dengan sorot mata mengintimidasi, sial Aera susah payah untuk meneguk sisa air dalam mulutnya.

"Sungguh oppa,aku tidak bermaksud untuk mabuk. Aku han-hanya sedang kalut karena Yeonjun memutuskan hubungan denganku"ucap Aera,bahkan ia masih merasakan denyut nyeri kala menyebutkan nama sialan itu. Jimin tertawa sarkas, kembali menghunus sang adik dengan tatapan mautnya.

"sudah oppa peringatkan dari dulu,jauhi pria Choi itu namun kau tetap keras kepala dan nekat bersamanya di belakang oppa. Rasanya begitu menyakitkan saat kau dibohongi oleh orang yang kau sayangi-Aera ya"Jimin melangkah, mendudukkan dirinya pada tepian ranjang adiknya.

Aera memang nekat,dengan masih berhubungan dengan pria yang jelas jelas hanya mempermainkan hati dan perasaannya. Bukan hanya sekali ia diputuskan secara sepihak oleh Yeonjun seperti ini. Menghela nafas lelah,Aera mendekati sang kakak yang terduduk dengan sorot mata penuh kekecewaan. Ia tahu,sorot mata itu ditujukan Jimin untuknya.

"Oppa-maafkan aku"ucapnya,duduk disamping sang kakak yang masih enggan menjawab. Dengan perlahan Aera membawa tangan sang kakak yang mulai mengeriput dikarenakan usianya yang sudah tiga puluh tahun lebih. Menggegamnya erat.

"apa yang harus aku lakukan agar oppa memaafkan ku?"

Jimin menoleh, memandang lekat netra cokelat terang milik adiknya.

"menikahlah dengan pria pilihanku,maka aku akan memaafkanmu"

🌼🐿️🌼

Park Aera,gadis dua puluh lima tahun itu menganga tak percaya dengan apa yang baru saja kakaknya ucapkan. Menikah?Aera masih ingin menikmati masa mudanya bersama teman temannya,bukan malah sibuk mengurusi suami dan pekerjaan rumah yang membosankan,yah walaupun mungkin tangan mulusnya takkan mungkin diijinkan menyentuh segala bentuk pekerjaan rumah mengingat ia adik semata wayang dari pemilik perusahaan properti ternama di kota ini.

Aera menatap kakaknya dengan pandangan sendu,ia memilih bungkam. Hendak menolakpun rasanya tak mungkin,pasti hanya akan membuat oppanya lebih kesal terhadapnya. Menarik nafas dalam,kemudian menghembuskannya kasar.

"baiklah oppa-aku akan menuruti semua perkataanmu"ucapnya,menunduk menatap gelas bekas minumnya yang nyatanya masih tersisa setengah.

Jimin menoleh,menatap adiknya itu penuh antusias.

"terimakasih Aera-besok,oppa akan menjadwalkan pertemuan kalian agar kalian saling mengenal terlebih dahulu"

Aera hanya tersenyum kecil,mengingat betapa besar jasa sang kakak untuknya. rasanya dengan mengikuti semua permintaan konyol Jimin bukan masalah besar. Lagipula,bukankah justru bagus ia bisa dengan mudah melupakan si sialan Yeonjun mantan kekasihnya yang brengsek itu. Jimin mengusak surai kecoklatan milik adiknya, tersenyum sampai kedua matanya membentuk bulan sabit.

"baiklah-bersihkan dirimu dan segera turun untuk sarapan bersama ,arra"ujar Jimin, melangkah meninggalkan Aera yang masih berperang dengan batinnya sendiri. Ia hanya berharap,semoga lelaki yang kakaknya pilihkan bukanlah tipikal pria yang gemar menyakiti hati wanitanya. Semoga pria ini benar benar bisa menerima Aera dengan semua kekurangan pun kelebihannya.

kependekan nggak sih?
tau ah , idenya mentok.
Kasih bensin dong biar api semangatku makin membara😔
ygy.

MISTAKE - KANG TAEHYUN FANFICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang