09

216 30 0
                                    

—ketuk bintang di pojok kiri bawah untuk mendukung jalannya cerita, selamat membaca ✨

🌼 M I S T A K E 🌼

Pernikahan Taehyun dan Aera sudah berlangsung selama satu minggu. Selama itu pula, Taehyun belum pernah menyentuh Aera barang sejengkal. Bahkan keduanya tidur di kamar terpisah. Aera melakukan tugasnya sebagai seorang istri dengan baik, mengurus semua kebutuhan Taehyun dari mulai menyiapkan sarapan hingga baju ganti untuk pria itu. Meskipun mereka tinggal satu atap,namun intensitas pertemuan keduanya sangat minim dikarenakan Taehyun akan pergi pagi pagi buta dan akan kembali larut malam. Sedang Aera—ia memilih menyibukkan dirinya dengan kegiatan yang baru baru ini ia tekuni,belajar melukis bersama Hueningkai.

"bukan seperti itu—tapi kau harus menyapukan kuasnya secara perlahan dan kau harus menghayatinya Aera"ujar Hueningkai,ia berkali kali menegur sahabatnya itu untuk lebih natural dalam melukis. Pasalnya,Aera menyapukan kuasnya secara langsung dan tanpa perasaan.

"ah sudahlah—aku menyerah"Aera bersidekap di depan dada,memasang raut muka masam karena ternyata melukis bukanlah hal yang mudah dilakukan.

"itu karena melukis bukanlah passionmu Aera—katakan padaku apa yang sedang kau pikirkan hmm,kenapa tiba tiba ingin melukis?"Hueningkai tersenyum lembut,mengelus punggung tangan sahabatnya dengan sayang.

Ah—hyuka memang yang terbaik. Lelaki berdarah half Korean itu memang terlalu sempurna untuk seorang pendosa seperti Aera. Kalau saja Aera bertemu Hyuka bukan sebagai sahabat,sudah pasti ia akan jatuh hati kepada pemuda bersurai gelap tersebut. Namun sayang, takdirnya hanya sebatas sahabat untuk Hyuka tidak lebih.

Aera menggeleng seraya tersenyum tipis

"anniya,aku baik"

Padahal yang sebenarnya adalah, hatinya sesak bukan main saat Taehyun selalu mengabaikan dan mendiamkan Aera. Taehyun akan sarapan dengan diam,pun saat Aera telah selesai menyiapkan seluruh keperluan pria itu, Taehyun hanya akan diam tanpa mengucapkan sepatah katapun terhadap Aera. Entah,Aera hanya tidak suka diabaikan.

🌼🐿️🌼

Taehyun menghela nafasnya, pikirannya terbagi dua. Separuh untuk pekerjaan, separuhnya lagi untuk gadis yang saat ini mungkin tengah mati kebosanan dirumah mewahnya. Bahkan ia tak menyadari eksistensi sang ayah  yang duduk di sofa pojok ruang kerja Taehyun. Hingga sebuah deheman dari sang ayah membuyarkan lamunan pria bersurai blonde itu. Ia segera menoleh, mendapati sang ayah yang terkekeh geli.

"kau sedang melamunkan apa Taehyun-ah,sampai tidak menyadari ayahmu datang"ujar tuan Kang.

Taehyun tersenyum canggung, menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"ah—bukan apa apa Appa,hanya tentang rencana kerja sama kita dengan client dari Jepang"Taehyun berkata demikian, padahal ia berbohong. Sang ayah hanya tersenyum kecil lantas menggeleng.

"aku ini ayahmu dasar anak nakal"ujar tuan Kang, mendekati sang anak kemudian menarik telinga Taehyun hingga sang empu mengaduh kesakitan"jangan mencoba membohongiku"lanjutnya.

"appa—sakit"ucap Taehyun,mengelus telinganya yang memerah.  Bukannya menjawab sang ayah malah berkacak pinggang,meneliti penampilan Taehyun dari atas sampai bawah. Taehyun yang ditatap seperti itu lantas menelisik penampilannya sendiri dan tidak ada yang salah dengannya. Seperti biasa, setelan jas mahal yang membalut kemeja putih keluaran merk terkenal—Dior dan jangan lupakan jam tangan mahal seharga jutaan won yang melingkar di pergelangan tangannya.

"hei Taehyun-ah,apa kau belum menyentuh istrimu itu?"ujar sang ayah tiba tiba.

"bukankah terlalu frontal jika membicarakan hal ini appa?"Ujar Taehyun, membenarkan posisi duduknya menjadi tegap berwibawa.

Sang ayah hanya mendengus,kemudian mengatakan kalimat yang sukses membuat Taehyun memelototkan matanya lebar lebar.

"appa sudah menyiapkan trip lima hari lima malam di Paris,appa harap kau mau berangkat kesana dengan menantuku besok"ucap tuan Kang, menyodorkan sebuah tiket penerbangan menuju ibukota Prancis tersebut.

"tapi ap—"ucapan Taehyun terpotong saat tangan sang ayah mengudara, menginstruksikan bahwa tidak ada penolakan dalam bentuk apapun.

"appa tidak menerima penolakan dalam bentuk apapun Taehyun-ah dan kuharap ketika kau kembali ke Seoul,aku sudah mendengar kabar baik kehamilan menantuku itu"

Begitu mengatakan kalimat tersebut,sang ayah lekas beranjak meninggalkan Taehyun yang menganga tak percaya akan apa yang baru saja ia dengar.

"bagaimana caranya aku membujuk Aera"

🌼🐿️🌼

Deru mesin mobil Taehyun terdengar memasuki halam rumahnya,Aera yang tengah memasak makan malam dibuat mengerutkan kening tak biasanya pria blonde itu pulang seawal ini.

"aku pulang"ucap Taehyun begitu memasuki rumahnya. Aera terlihat keluar dari pantry,sepertinya gadis itu sedang memasak dilihat ia tengah memakai celemek merah muda kesayangannya.

"kau pulang lebih awal eoh?"tanya Aera, berusaha membuka obrolan diantara mereka. Ia pun menuangkan jus anggur kesukaan Taehyun kedalam gelas kosong kemudian disodorkan kepada Taehyun.

"hm—ada yang ingin aku bicarakan"Taehyun menerima uluran gelas Aera, menenggaknya pelan kemudian menghela nafas panjang. Sejauh ini,mereka jarang mengobrol atau bahkan sama sekali tidak pernah ada obrolan diantara keduanya.

"katakan saja Tae—apa tentang pencarian asisten rumah tangga untuk membantu pekerjaanku? sepertinya tidak usah,kau lebih baik menyimpan uang itu untuk keperluan lainnya aku masih sanggup mengurus semua keperluanmu seorang diri"ucap Aera,namun Taehyun menggeleng kemudian terlihat mengeluarkan sesuatu dari dalam tas kerjanya.

"ini—appa memintaku untuk mengajakmu ke Paris,appa sudah mereservasikan trip lima hari lima malam disana untuk kita berdua "ujar Taehyun, menyodorkan dua buah tiket penerbangan menuju ke Paris. Taehyun menghela nafas kembali sebelum melanjutkan kalimatnya yang sukses membuat Aera terkejut bukan main.

"dan appa ingin—kau sudah hamil ketika kembali ke Seoul "

"mwo!kau bercanda kan Tae?"Aera berkacak pinggang seraya menengadahkan kepalanya,ia tak percaya dengan apa yang ia dengar.

"aku serius—kuharap kau mau bekerjasama"ujar Taehyun,hendak melangkah menuju ke kamarnya sebelum suara serak nan pilu Aera terasa menghantam sudut hatinya hingga terasa berdenyut sakit.

"jadi—kau menganggapku seperti itu Taehyun ssi. Aku sebuah pion untuk kakakku agar usahanya semakin terbang tinggi,sedang untukmu aku adalah pion untuk menyenangkan hati kedua orang tuamu?"

Isakan pilu terdengar sebelum sebuah debuman pintu yang ditutup dengan keras terdengar.

"mianhae Aera-ya,jeongmal mianhae"


to be continued
chapter depan kayaknya ada ninu ninu deh xixi.
Jangan lupa vote dan comment






MISTAKE - KANG TAEHYUN FANFICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang