Jalan Takdir ada di tangan yg esa, bahkan sudah di tulis 5000 tahun sebelum kelahiran manusia, tugas kita hanya berusaha tentang hasil semua ada di tangannya.
-mayra alhawatul husna-
*
*
*
*gadis itu berlari dengan terburu-buru menuju ruang kelasnya tanpa mempedulikan para siswa dan siswi yg menatapnya kini, bahkan ada beberapa org juga yg meneriaki nya, tapi karena memang sedang terburu-buru ia hanya bisa berteriak maaf pada mereka.
mungkin dalam pikiran mereka, sedang apa gadis ini berlarian di koridor? seperti org yg sedang di kejar-kejar setan saja, tapi gadis itu menghiraukan semuanya, yang terpenting sekarang adalah ia tak terlambat masuk kelas hari ini. tak biasanya dirinya terlambat, ini hari dimana pertama kaliannya bagi seorang almayra hawathul husna terlambat masuk kelas pagi.
Almayra hawathul husna
gadis cantik, sederhana, yang selalu berusaha menerapkan perintah rabb-nya , bercita-cita masuk pondok pesantren tapi tak di restui oleh ayahnya, tapi gadis itu tak menyerah sama sekali, ia malah terus berusaha belajar, hijrah sendiri di rumah, hanya bermodal tekad yg kuat.
bukkh...
tak sengaja gadis itu menabrak seseorang sampai membuat buku yg ia bawa jatuh berserakan di lantai.
"Afwan kak, saya tidak sengaja, saya terburu buru. permisi, assalamualaikum."
setelah mengambil buku yang berserakan di lantai, tanpa menoleh sedikitpun pada sosok itu, mayra langsung tancap gas berlari kembali ke arah kelasnya.
kedua sudut bibir pria itu mengangkat, tersenyum tipis sembari menatap punggung yng perlahan menghilang dari pandangannya.
"tunggu saya sebentar lagi ya? saya akan datang kerumahmu." manalognya, tanpa menghapus senyum manis di wajahnya.
Cklek
"assalamualaikum." Mayra membuka pintu kelasnya, dilihatnya seorang dosen yg sedang menjelaskan di depan, melihat pria itu menghentikan aktivitasnya, mayra menelan ludah takut. pria yang di duga dosennya itu menatap dirinya dengan tatapan bertanya.
semua tatapan pun tertuju pada Mayra, tak ada yg terlewat sedikit pun.
"al-Mayra hawathul husna, mengapa terlambat?." Sang dosen bertanya
"saya telat bangun pak." jawab mayra dengan kepala menunduk kaku.
"hahahaha" semua siswa dan siswi tertawa mendengar jawaban polos Mayra, membuat sang empu kebingungan di buatnya.
"ekhem, yg rajin masuk kelas pagi akhirnya telat jugaa, hha." olok salah satu siswa, yg membuat mayra semakin malu.
"enak ya? punya ayah dosen sendiri? telat gak di hukum." lanjutnya
Handika al-basri.
adalah ayah dari almayra hawathul husna, yang menjabat menjadi salah satu dosen di kampus ini."siapa bilang ia tak dihukum?." tanya sang dosen, mendengar itu semuanya pun terdiam, dan niat siswa tadi menjelekan nama mayra yg ntah keberapa kali-nya gagal lagi.
beberapa siswa siswi pun ada yang terkagum, walau Mayra anaknya, pak Handi selalu adil dan memperlakukan nya seperti para siswi pada umumnya.
setelah kelas selesai pak Handi pergi meninggalkan kelas, beberapa siswa dan siswi pun berhamburan keluar, walau ada beberapa yg masih menetap hanya untuk berbincang singkat.
"Tumben Lo telat may?." tanya seseorang kepada Mayra.
"aku telat bangun, sebenarnya tadi jam tiga aku udah bangun, niat buat sholat tapi ternyata aku lagu udzur, jadi aku tidur lagi, eh malah kebablasan." jawabnya sebari menunduk lesu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Pilihan Hatiku (END)
Teen FictionJANGAN LUPA FOLLOW, VOTE AND KOMEN SEBELUM BACA SELAMAT MEMBACA SEMUANYA 👇👇 Dimana kita bisa menemukan wanita sehebat dirinya sepintar dirinya, se abses dirinya dengan belajar , wanita yang mempunyai tekad kuat, wanita yang sabar, dimana? Ia diam...