02

14.3K 888 12
                                    

Disebuah ruangan putih dengan bau khas obat-obatan yang menyengat terdapat seorang gadis sedang terbaring kaku di brankar, ditemani oleh seorang gadis yang mengenakan seragam sekolahnya yang tertidur dipinggir brankar karena kelelahan seraya memegang erat jemari tangan gadis tersebut.

Jemari gadis tersebut bergerak pelan, gadis yang mengenakan seragam merasakannya pun segera bangun dari tidurnya dan menatap gadis tersebut yang perlahan membuka matanya.

"Fel kamu udah sadar ?" tanya gadis berseragam

Sedangkan gadis yang ditanya mengerjabkan matanya , lalu melirik gadis tersebut yang sedang menatap khawatir kearahnya.

"jirr si callista dong?" Batin gadis tersebut terkejut yang ternyata adalah felisa, felisa yang berusia 17 tahun tetapi jiwanya yang sudah 20 tahun.

Felisa sudah diberi ingatan oleh si pemilik tubuh, makanya ia mengetahui bahwa gadis berseragam tersebut adalah callista si antagonis wanita.

"H-haus" ucap terbata Felisa

Dengan segera callista mengambil minum yang ada di samping brankar dan menyodorkannya dengan secara perlahan dan telaten.

"Fel ada yang sakit ?" Tanya khawatir callista

"ehh Ngga kak, Ica gapapa" jawab Felisa dan tersenyum lembut nan manis untuk menenangkan callista yang memang sangat khawatir dengan keadaanya.

callista yang mendengar nya pun tersenyum lega, dengan segera ia menekan tombol yang ada dipinggir brankar untuk memanggil sang dokter . Tak lama sang dokter dan perawat datang untuk memeriksa felisa. Setelah selesai dokter itu pun menatap ke arah wanita paruh baya dan Felisa secara bergantian.

"apakah nona felisa merasa sakit ?" tanya sang dokter bingung

"gak ada dok" jawab felisa, ia memang tidak merasakan sakit apapun

"memang ada apa ya dok?" tanya callista

"begini nona, saat nona felisa kecelakaan ia mengalam luka yang lumayan parah, saat kemarin diperiksa pun nona felisa mengalami benturan yang keras di kepalanya, tapi disaat saya mengecek ulang nona felisa tidak memiliki luka sedikitpun, saya bersyukur akan itu meskipun ini sedikit aneh" jelas sang dokter, felisa dan callista yang mendengarnya pun saling pandang bingung

"baiklah saya ijin pamit, nona felisa bisa pulang besok setelah infusnya habis, jaga kesehatan terus ya nona, permisis" pamit dokter dan suster

"baik dok terimakasih" ucap callista.

Setelah kepergian dokter tersebut, kini Felisa kembali melamun memikirkan dirinya bagaimana bisa ada di dunia ini. dan bingung kenapa keanehan ini terjadi, bahkan dokter pun bingung, ini sungguh doluar akal manusia,dan Felisa masih tidak menyangka, bahwa dunia paralel itu ada, dan ia sendiri yang mengalaminya.

Callista yang melihat Felisa melamun pun segera menepuk pundaknya dengan pelan

"Kenapa fel ?" Tanya khawatir callista dan dibalas gelengan oleh Felisa

"gapapa kak" ucap Felisa seraya cengengesan

"Fel sorry, karena gue lo mengalami kecelakaan" ucap menyesal callista seraya menundukkan kepalanya

"e-ehh iyaa kak, gapapa kok, ini bukan salah kak cal, udah yaa, ini emang udah takdir, lagian icaa udah gapapa kok, masih sehat bugar ini ehehe" ucap felisa untuk menenangkan callista .

"maaf yaa" sesal callista

"ishh iyaa kak gapapa kok jangan salahin diri sendiri" ucap callista sedikit kesal, lagian juga yang mengalami kecelakaan sebenarnya adalah felisa asli.

MAIN CHARACTER ( END ) || Ganti CoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang