delapan

6 1 0
                                    

Di parkiran reza sedang menunggu nesa untuk pulang bersama.

"Reza maaf ya nunggu lama," nesa datang dengan membawa 3 buku paket tebal.

"Gapapa, lo dari perpus?" Tanya reza melirik buku-buku ditangan nesa.

"Eh iya hehe, mau belajar mulai sekarang soalnya kan bentar lagi ujian, takutnya nanti gak kebagian buku kalau mepet waktu ujian." Jawab nesa dengan jelas.

"Nih masukkin ke tas gue dulu, biar lo ga capek pegang buku setebal itu." Ucap reza sambil membuka tas nya.

"Eh, gapapa?" Tanya nesa karna dia merasa gak enak sudah banyak merepotkan reza.

"Gapapa, yok naik." Ucap reza sambil menggendong tas nya lagi, lalu menaiki motornya.

Nesa  dengan cepat naik di jok belakang motor reza.

"Udah za, jalan." Ucap nesa yang dianggukki reza.

Kini mereka sudah sampai didepan rumah laras, dan nesa langsung turun dari motor reza.

"Makasih, gak mau mampir dulu?" Tawar nesa kepada reza.

"Gak usah nes, oh ya besok masih bareng gue apa enggak?" Tanya reza memastikan.

"Nyusahin lo gak sih za? Gue gak enak banget nih sama lo." Karna jujur, nesa merasa tidak enak dengan reza karna harus mengantar jemput nesa.

"Santai aja sih, kan se arah ya kalau mau besok gue jemput lagi, tapi kalau udah di anterin bokap ya gapapa." Jawab reza menatap nesa.

"Besok bareng lo lagi deh hehe." Jawab nesa dengan kekehan kecil.

"Yaudah gue pulang ya." Pamit reza yang dibalas anggukkan dari nesa.

Setelah sampai dirumahnya, reza langsung membersihkan diri dan merebahkan tubuhnya di atas karpet depan tv, karna dari reza pulang tadi, rumah terlihat sepi dan ternyata karin dan mama sedang tidur dikamar.

"Abang udah pulang dari tadi?" Mama yang baru keluar dari kamar lalu duduk di sebelah reza.

"30 menit yang lalu mungkin." Jawab reza tanpa mengalihkan perhatiaanya pada televisi.

"Makan dulu sana, nonton tv nya dilanjut nanti."

"Okedeh." Jawab reza dan langsung melangkahkan kakinya ke dapur.

Diluar rumah terdengar ada yang mengetuk pintu, dengan segera mama berjalan untuk membukakan pintu.

"Assalamualaikum" teriak seorang perempuan dari luar.

"Waalaikumsalam." Jawab mama sambil membuka pintu.

"Cari siapa teh?" Tanya mama sopan

"Eh tante, kenalin saya nesa temennya reza." Jawab nesa sambil menyalimi tangan mama reza.

"Oh temennya reza, ayo masuk dulu, itu reza lagi makan." Dengan segera mama menggandeng tangan nesa untuk diajak duduk  didalam rumah.

"Sebentar tante panggilkan reza dulu ya." Ucap mama halus dengan senyuman yang selalu ia tampilkan, nesa yang melihat mama reza hanya bisa menganggukkan kepala dan tersenyum canggung, karna demi apapun mama reza terlihat sangat cantik dan lemah lembut sangat berbeda dengan mamanya yang brutal dan bar-bar.

"Bang ada temen kamu datang." Ucap mama setelah sampai di sebelah reza.

"Hah? Siapa? Doni ma?" Tanya reza dengan muka bingung.

"Bukan, tadi namanya nesa kalau ga salah." Lalu mama berlalu menuju kulkas untuk membuatkan minum nesa.

"Nesa kok ada disini?" Ucap reza yang membuat nesa tersentak kaget.

Manusia HebatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang