sembilan

11 1 0
                                    

Kini pukul setengah lima pagi, setelah melaksanakan sholat subuh reza dan mama duduk-duduk di teras sembari melihat gelapnya langit.

"Abang," panggil mama dengan nada lembut.

Reza yang mendengar namanya dipanggil tentu saja langsung menoleh sembari menaikkan alisnya tanpa menjawab panggilan mama.

"Nanti di masa depan, abang pengen punya pasangan yang kayak gimana?" Tanya mama dengan menatap reza yang ada di sebelahnya.

"Mau yang kayak mama, yang hatinya selapang hati mama, abang mau yang kalau ngeliat wajah dia, abang selalu merasa tenang ma, sama seperti waktu abang ngeliat muka mama yang adem, mata mama yang teduh." Jawab reza dengan mata yang terfokus kepada langit gelap di atas sana.

"Nesa?" Tanya mama dengan nada menggoda

"Hah? Enggak nesa cuma temen abang." Jawab reza dengan cepat.

"Nesa anaknya baik bang, dia juga anaknya sederhana gak neko-neko." Ucap mama lembut.

"Iya sih, tapi emang nesa itu temen abang." Reza.

"Abang kalau nanti punya pasangan, harus bisa menghargai perempuannya abang ya? Abang harus bisa perlakuin pasangan abang kayak yang sekarang abang lakuin ke mama ya bang?" Ucap Mama dengan segala sisi baiknya.

"Iya ma, tapi yang jadi perempuannya abang, harus punya hati selembut mama hehe." Jawab resa dengan menatap mama, dan mama yang mendengar itu hanya terkekeh pelan.

Pagi ini reza menjemput nesa untuk berangkat bersama ke sekolah, seperti yang kemarin yang nesa ucapkan.

"Eh reza ganteng udah dateng." Sambut mama nesa yang sedang menyirami bunga di halaman depan rumahnya.

"Selamat pagi tante." Ucap reza sembari menyalimi punggung tangan ita mama nesa.

"Reza udah lama datengnya?" Tanya nesa yang baru saja keluar dari rumah dengan seragam yang sudah lengkap.

"Baru aja." Jawab reza dengan senyum manisnya.

"Reza kalau senyum kayak gini tuh ganteng bangett mirip sama suho hyung, bias tante di EXO." Ucap mama nesa yang hanya di anggukki reza.

"Dah ah, mama tu pagi-pagi udah godain anak orang aja." Sahut nesa dengan muka kesal, dan langsung menyalimi tangan mama untuk berpamitan, begitupun dengan reza.

Nesa pagi ini banyak menjadi sorotan siswa siswi disekolah, karna pagi ini nesa berangkat dan berjalan menuju kelas dengan senyum cerah, karna sebelumnya nesa adalah gadis yang jutek dan jarang tersenyum.

"Nes, tumben senyum terus?" Tanya reza.

"Karna salah satu impian gue tercapai za." Jawab nesa dengan antusias.

"Emangnya impian lo apa?"

"Deket sama lo," Jawab nesa dengan santai, reza yang mendengar itu tentu saja kaget, kaget karna ternyata ada cewek yang blak-blak an kayak nesa.

"Reza gak suka?" Tanya nesa yang melihat reza hanya diam saja.

"Kaget nes." Jawab reza dengan muka bingung.

"Kagetnya ganteng." Ucap nesa menatap reza.

"Hah?" Kini reza sedang dalam mode lemot.

"Reza ganteng, kagetnya ganteng, senyumnya juga ganteng, rezaaa selalu ganteng." Ucap nesa dengan tenang.

"Nesa juga cantik." Jawab reza dan langsung berjalan menjauh.

"Reza bilang gue cantik? Hah pliss gue mauu pingsann." Teriak nesa dengan histeris, bahkan sekarang nesa tak memperdulikan tatapan murid lain yang sedang menatapnya bingung.

Manusia HebatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang