enam

3 1 0
                                    

Pukul enam pagi suasana rumah menjadi berisik karna suara karin dan reza yang selalu meributkan hal-hal gak penting.

"Adek kenapa lagi ? Kok pagi-pagi udah nangis?" Tanya mama yang baru keluar dari kamar.

"Sepatu adek hilang ma, masak kemarin adek taro situ sekarang udah gak ada sih." Jawab adek dengan menunjuk rak sepatu didekat pintu.

"Abang gak usah usil deh bang, masih pagi loh ini." Mama sudah sangat hafal dengan kelakuan reza yang selalu usil seperti ini.

"Apasih ma abang gak tau." Elak reza tanpa menoleh kepada mama.

"Cari dikamar abang dek." Ucap mama sambil menyiapkan keperluan yang akan dibawa ke toko.

Karin yang baru keluar dari kamar reza dengan menenteng sepatu yang ia cari dari tadi.

"Abang jahat, adek gak suka." Tatapan tajam karin berikan untuk reza.

"Lebay banget bocil jelek." Ledek reza dari ruang makan.

"ABANG LEBIH JELEK!" Teriak karin sangat nyaring.

"Adek jangan teriak-teriak, ini masih pagi gak enek didengar tetangga." Tegur mama dengan halus

"Adek berangkat sekarang?" Lanjut mama.

"Iya ma, tapi mau diantar mama aja."

"Yaudah ayo mama antar, abang motornya udah dipanasin tadi?"

"Udah ma, tinggal pake aja tuh." Jawab reza sedikit berteriak, karna sedang berada didapur.

"Mama nganter adek dulu, Assalamualaikum." Pamit mama dan segera keluar rumah.

"Waalaikumsalam" jawab reza pelan.

Setelah mengantar karin sekolah, kini mama sudah berada di toko bersama reza.
Reza yang sedang membersihkan toko dan mama yang menata macam-macam kue di etalase.

"Nanti mama tutup jam berapa?" Tanya reza sambil menyapu

"Jam 4 nanti mama pulang bang."

"Abang nanti jam 12 jemput adek ya, langsung pulang aja gak usah mampor ke toko." Lanjut mama memberitahu reza.

"Iya ma." Jawab reza.

Setelah beberapa jam yang lalu banyak pelanggan yang datang, akhirnya sekarang reza bisa duduk.

"Capek juga ya ma, gak kebayang pas mama jaga toko sendirian gimana rasanya." Ucap reza sambil menatap mama.

"Namanya juga nyari uang bang,pasti gak mudah." Jawab mama dengan kekehan.

"Mama hebat banget," ucap reza memandang mama dengan tatapan kagum.

"Mama bisa kuat kayak gini ya karna abang dan adek yang jadi penguat mama." Lalu mama tersenyum begitu tulus kepada reza.

"Abang selalu ngerasa baik-baik aja kalau udah ngeliat senyum mama, senyum mama itu berarti banget buat abang, jadi mama harus selalu senyum kayak gini ya ma?" Ucap reza dengan sungguh-sungguh.

"Mama pasti akan ngasih senyum mama untuk abang dan adek setiap harinya, dan semoga semesta mengizinkan keinginan mama untuk lebih lama disamping kalian." Mata mama menatap reza dengan begitu tulus.

"Ma, abang sayang mama, abang pengen mama selalu bahagia abang gak tega ngeliat mama nangis." Entah kenapa setiap berbicara seperti ini dengan mama, mata reza selalu berkaca-kaca, reza selalu lemah kalau soal mama.

"Udah ya, abang jangan nangis nanti mama ikut nangis lagi." Mama terkekeh pelan.

"Udah mau jam 12 tuh, adek kamu udah waktunya pulang." Lanjut mama sembari melihat jam dinding.

"Yaudah abang jemput adek dulu ya." Pamit reza sembari mencium tangan mama.

"Hati-hati bang." Sahut mama.

Kini reza dan karin sudah berada didepan toko, karna karin yang memaksa untuk mampir ke toko sebentar.

"Loh kok ke toko, kan tadi mama bilang langsung pulang aja bang." Ucap mama melihat reza yang memasuki toko.

"Adek ngeyel tuh ngajak kesini." Jawab reza sambil menunjuk karin menggunakan dagu.

"Adek mau ngasih ini ke mama, " ucap karin sembari memberikan kotak makan berwarna biru.

"Apa dek? Ini bekal kamu kan? Gak dimakan?" Tanya mama dengan raut muka bingung.

"Bukan, itu isinya jeli adek beli tadi di kantin," jawab karin dengan antusias membuka kotak yang ada di tangan mama.

"Bagus lo ma, ini bentuk ikan."

"Oh iya bagus banget, terus ini buat mama? Apa gimana?" Tanya mama

"Iya dong, itu khusus buat mama."

"Udah adek cuma mau ngasih itu, sekarang ayo kita pulang bang." Dengan segera karin menarik tangan reza yang membuat reza hampir terjatuh.

"Santai aja cil, mau jatoh nih." Ucap reza agak nge gas.

"Abang gak baik ngomongnya." Tegur mama pelan.

"Hehe reflek ma." Cengir reza

"Abang sama adek pulang ya ma, mama nanti kalau mau pulang chat abang aja ya." Ucap reza yang di anggukki mama, lalu dengan segera reza melajukan motornya.

Setelah sampai dirumah, karin langsung bergegas masuk kedalam kamar untuk memebersihkan diri dan reza juga langsung masuk kedalam kamar untuk tidur, karna entah mengapa badannya terasa sangat lelah hari ini.

"Abang gak makan dulu?" Teriak karin dari luar kamar.

"Enggak, abang masih kenyang, kamu kalau mau makan lauknya ada di meja tuh." Sahut reza dari dalam.

"Oh yaudah." Jawab karin lalu menuju ruang makan.

Kini jam sudah menunjukkan pukul 3 sore dan mama juga belum pulang dari toko.

"Abang gak jemput mama?" Tanya karin sembari duduk di sebelah reza yang sedang bermain handphone di sofa.

"Ini mau jemput mama, kamu dirumah sendiri berani kan?" Tanya reza dengan nada mengejek.

"Apaan sih, ya berani lah." Jawab karin sewot

"Yaudah abang tinggal dulu." Lalu reza melangkah keluar rumah dan menuju motornya.

"Cepetan ya bang, gak pake lama." Teriak karin yang di anggukki reza.

Setelah sampai di toko, ternyata mama sudah duduk-duduk di teras toko untuk menunggu reza.

"Lama ya ma?" Tanya reza tidak enak.

"Enggak kok, mama baru aja duduk tadi." Jawab mama sembari naik di jok belakang motor reza.

"Langsung pulang apa mau mampir beli apa dulu?" Tanya reza.

"Langsung pulang aja bang, gak ada yang mau di beli kok." Jawab mama agak keras karna banyaknya suara motor berlalu lalang.

Sesampainya dirumah, mama langsung mendudukkan diri di sofa ruang tamu.
Tak lama kemudian karin datang membawa teh hangat untuk mama.

"Makasih adek." Ucap mama sembari mengambil teh tersebut dan langsung meminumnya sedikit demi sedikit.

"Adek tadi bikin mie, mama mau makan bareng adek?" Tanya karin.

"Enggak usah dek, mama makan nanti aja sekarang mau mandi dulu." Jawab mama dengan senyuman tulusnya.

"Yaudah mama mandi dulu sana, habis itu istirahat." Ucap karin

"Iya, mama ke kamar ya." Dan dibalas anggukan dari karin, dan setelah itu karin pergi ke dapur untuk menayantap mie buatannya.



Manusia HebatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang