adaptasi

15.3K 1.2K 403
                                    

tw// candaan tak senonoh, dirty talk, 🔞.

yang ga nyaman mohon stop, bukan lanjut baca terus spill sana sini.

—bayi—

"ini untuk gaji bulanan saya buat adek, ini untuk skincare sama treatment adek, ini untuk uang belanja dapur, ini untuk adek jajan. kalau mau beli barang atau baju pakai kartu kredit yang ini ya."

Junghwan membeku, si manis tak kunjung menutup rahangnya yang terjatuh. manik cantiknya membulat menatap Jeongwoo tak percaya.

"kenapa adek? ada yang salah?" Jeongwoo ikutan bingung melihat ekspresi suami manisnya.

"... mas.. ya tuhan ini bercanda apa gimana?"

"hah?"

Jeongwoo makin bingung dibuatnya, Junghwan menatap sang dominan tak percaya dan ekspresi terkejut itu tak kunjung meredup.

Junghwan menggeleng sembari menghela nafasnya. demi apapun ia sama sekali tak menyangka akan seperti ini. nafkah yang diberikan Jeongwoo terlalu banyak.

hari ini merupakan pertama kalinya Jeongwoo gajian setelah menikah. Junghwan memang tahu kehidupan mereka sangatlah berkecukupan bahkan lebih. namun ia tak tahu bahwa uang yang dinafkahkan padanya juga tak main main.

maksudnya— Junghwan diberikan setengah dari uang gaji bulanan Jeongwoo, dan uang gaji yang nominalnya amat besar itu ternyata belum termasuk uang skincare dan treatment apalah itu. belum termasuk uang kebutuhan dapur, belum termasuk uang jajan, bahkan belum termasuk uang untuk membeli barang dan fashionnya. lantas apa yang harus Junghwan lakukan dengan uang gaji Jeongwoo?

sumpah, ini adalah pertama kalinya Junghwan memegang uang sebanyak ini. tak mungkin uang sebanyak ini dapat habis dalam sebulan. haduh, mana bulan depan dapet lagi.

"mas ini kebanyakan—"

"ditabung aja kalau ada sisanya, kita ngga pernah tau barangkali nanti saya jatuh miskin."

iya, Jeongwoo benar. namun pria satu itu tak realistis. mereka punya asuransi jiwa, punya tanah di tempat lain, punya perusahaan besar dan punya bisnis dengan banyak cabang. agak mustahil jika mereka akan jatuh miskin.

"tapi mas.. ini banyak banget.." Junghwan masih belum menerima keadaan. bayangkan situasi ekonomi mu berkebalikan semudah itu. si pemuda yang biasa hidup dalam kesederhanaan bahkan kekurangan mendadak bergelimang harta. Junghwan butuh adaptasi.

Jeongwoo tersenyum teduh, satu tangannya terulur untuk membelai pipi gembil Junghwannya.

"bukannya harusnya begitu? saya tau hidup jadi carrier man pasti susah banget. lebih susah dari perempuan. sekarang waktunya adek nikmatin takdir."

hati Junghwan menghangat. ah, ia merasa bersalah pada tuhan kalau begini jadinya. dahulu ia sering sekali mengeluh dan menangisi takdirnya, ia marah kepada tuhan karena tak terima terlahir semenderita ini. menjadi carrier man di tengah tengah kemiskinan.

namun ternyata, tuhan punya rencana indah yang tak terduga. seluruh usaha dan doanya terbayarkan setelah ia bertemu dan menikah dengan seorang pria tampan rupawan yang tajir melintir. berkelakuan sopan, berwibawa, berkharisma, paket sempurna.

bayi; iksan boys [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang