tw// dirty talk, pelecehan seksual.
yang ketrigger tolong tolong tolong banget stop. aku ngga bermaksud berbuat jahat tapi ini demi kepentingan cerita dan mohon jangan diambil yang buruk buruknya.
jangan spill cerita ku kemana mana, tolong.
—bayi—
Junghwan tenggelam dalam pikirannya sendiri, bahkan senyuman lebar terus terukir pada wajahnya sejak lima menit yang lalu. tak luntur sekalipun.
duduk di atas sofa kantor ruangan Jeongwoo ini membuatnya flashback, kembali mengingat pembicaraannya tentang Minji yang menceritakan betapa berwibawa suaminya.
Minji bilang, semua orang segan dan hormat pada Jeongwoo, perusahaan pun semakin membaik semenjak kepemimpinan pria berbahu lebar tersebut. sepertinya, Jeongwoo memang sangat berbakat dalam bidang ini.
tak hanya itu, banyak orang tergila gila dengan suami Junghwan. namun Minji membocorkan beberapa isi pikiran Jeongwoo yang sempat dibacanya. Junghwan speechless mengetahui Jeongwoo justru melamun mengingat bagaimana keduanya berhubungan panas di tengah tengah meeting.
Jeongwoo sering memikirkannya bahkan saat sedang bekerja sekalipun, terkadang pria itu juga overthinking tentang apakah Junghwan mencintainya juga atau tidak. mengingat hubungan mereka yang tercipta hanya demi keuntungan bersama.
"sayang kenapa sih?" tanya Jeongwoo yang tiba tiba muncul, pria itu baru saja kembali ke ruangannya setelah menghadiri pertemuan.
"eh, mas udah selesai?" lamunan Junghwan terpecah, kemudian si manis berdiri untuk mencium tangan; menyambut kedatangan sang suami.
"sudah, makanannya kok belum dimakan? perasaan saya meetingnya lama."
Junghwan melirik meja yang dipenuhi makanan belum dibuka itu. lalu memamerkan cengiran lucunya agar sang suami tak protes lebih jauh. "maaf mas, adek daritadi ngelamun."
"mikirin apa sih sayang?"
"lagi flashback, mas."
"flashback apa? yang pas saya keluarin di muka kamu?"
hish, ya tuhan. pria ini selalu saja berbicara mesum tak tahu tempat.
Junghwan menepuk dada suaminya manja, mengerucutkan bibirnya karena malu dan salah tingkah.
Jeongwoo tertawa kecil, lantas mencuri kecupan pada pipi dan bibir si manis sebelum mengelus perutnya.
"bosen ga? tunggu ya, saya masih harus kerja."
"ngga apa apa mas~ tapi adek mau nyari udara sebentar boleh? habis itu langsung balik lagi kesini."
Jeongwoo terlihat berpikir sebentar sebelum akhirnya mengangguk menyetujui.
"silakan, pakai scooter ya. jangan capek capek... ada bayi."
Junghwan mengangguk setuju. tentu saja! yang penting ia diperbolehkan mengelilingi kantor ini sendirian.
—bayi—
Junghwan terlihat begitu senang, dirinya terus menjelajahi ruangan demi ruangan di gedung tersebut menggunakan scooter. sesekali dirinya duduk sebentar guna beristirahat.
KAMU SEDANG MEMBACA
bayi; iksan boys [end]
Fanfiction"bayi, kamu harus punya bayi sebagai syarat melanjutkan perusahaan ayah." oh ya tuhan, ayolah. Jeongwoo sudah mencapai titik ini, ia bersusah payah kuliah dan bekerja disana sini agar dirinya pantas memegang perusahaan warisan. dirinya adalah satu s...