tw// nsfw, mature content, 🔞, dirty talk
—bayi—
jika satu tahun yang lalu seorang jeongwoo adalah anti romantic, maka tuhan membalikkan perasaannya semudah itu. karena pada titik ini, jeongwoo tenggelam sedalam dalamnya pada pesona junghwan.
takdir memang konyol, hidup junghwan yang digadang gadang berujung pada bunuh diri saking sengsaranya, ternyata berubah seratus delapan puluh derajat menjadi kehidupan yang digelimangi harta.
keduanya amat bersyukur karena telah dipertemukan. entah apa jadinya jika saja Jeongwoo tak datang ke toko kelontong saat itu dan Junghwan tidak mengalami masa suburnya sampai pingsan.
dua insan yang hidupnya berubah drastis ini sedang bersatu, melakukan penyatuan sebagai perantara untuk menyalurkan rasa cinta mereka yang tak terhingga. dengan jeongwoo yang mengukung tubuh junghwan di bawahnya, dan kedua kaki jenjang si manis yang melingkari pinggang sang kepala keluarga.
suara pertemuan kulit itu terdengar jelas dan kencang memenuhi ruangan. diiringi dengan lenguhan sang submisif dan kata kata penenang dari yang memimpin.
"hhaah.. mmas— mas!! a-uhh..."
setiap berhubungan intim seperti ini, junghwan selalu merasa ternyata hidupnya seberuntung itu. menjadi seorang carrier man sangatlah menguntungkannya. membiarkan penis mengobrak abrik analnya membuat junghwan merasakan kenikmatan sepuluh kali lipat dibanding rasa nikmat dari mengurut penisnya.
jadi, inikah yang dirasakan para wanita? menerima penis dan memijatnya di dalam vagina mereka. gila, betapa beruntungnya terlahir menjadi pihak penerima.
drrrrrtt! drrrt!
junghwan maupun jeongwoo tak ada yang terdistrak oleh suara dering ponsel tersebut. keduanya sama sama menikmati suasana panas ini tanpa memedulikan apapun.
namun, semakin mereka mengabaikan, deringnya semakin keras dan tak berhenti. sehingga mau tak mau, jeongwoo harus menunda kegiatannya sebentar, mengambil ponsel milik junghwan yang menjadi pelaku penggangguan. lantas memberikannya pada sang suami.
"dari ayah, angkat aja."
junghwan menatap suaminya ragu, lantaran wajah jeongwoo lumayan mencurigakan.
namun karena tak ingin ayah menunggu lama. jadi junghwan menekan tombol hijau sehingga panggilan mereka tersambung. kemudian menekan tombol loudspeaker agar suaminya turut mendengarkan percakapan mereka.
"halo, junghwan?"
"oh! halo ayah~"
"maaf siang siang gini ayah nelepon, ayah kangen aja. ayah ganggu kamu gak?"
"nggapapa kok ayah~ ngga gangg— ah! hngg mas jangan usil ( ≧д≦)"
jeongwoo tertawa, dirinya hanya menghentakkan sekali dan junghwannya merajuk gemas.
"eh? kenapa si jeongwoo?! nakal??"
"... ngga ayah~ ga ada apa ap— a- ah!"
junghwan menjauhkan ponsel dari wajahnya, dirinya frustasi dengan sang suami yang tak sabaran. jeongwoo sengaja menggigit putingnya sehingga membuat sang empunya mendesah kesakitan.
namun, sang ayah sepertinya mengerti apa yang sedang terjadi disana.
"... kayaknya ayah salah waktu ya.. harusnya ayah inget kalau sekarang lagi hujan jadi suasananya dingin banget. yaudah kalau gitu ayah tutup teleponnya ya, kita bisa lanjut nanti malem—"
KAMU SEDANG MEMBACA
bayi; iksan boys [end]
Fanfic"bayi, kamu harus punya bayi sebagai syarat melanjutkan perusahaan ayah." oh ya tuhan, ayolah. Jeongwoo sudah mencapai titik ini, ia bersusah payah kuliah dan bekerja disana sini agar dirinya pantas memegang perusahaan warisan. dirinya adalah satu s...