Jika kamu ga percaya sama diri kamu sendiri, gimana orang lain mau percaya sama kamu?
୨୨ ✎ ‧₊ Ayu. ₊˚ ˊ˗୨
°^°
"Gue mau tidur lu pada bisa diem ga ha?!," nada pria itu menggema disetiap sudut ruangan.
"Kali ini lo selamat anak culun," Farah menghentikan aktivitasnya, karena Farah tidak mau berurusan sama namanya Aidan itu. Lalu Tommy membantu Ayu untuk berdiri.
"Lo gapapa?,"
Ayu hanya membalasnya dengan anggukan lalu duduk dibangku yang di sediakan, Tommy melihat lutut Ayu sedikit lecet lalu ia membalutnya dengan plaster.
"Maaf ya kesan pertama mu jadi buruk,"
"Aku baik-baik saja, makasih ya," Ayu sedikit menyembunyikan wajahnya karena sepertinya wajahnya mulai memanas.
"Cieee Tommy pdktnya ga nanggung-nanggung ni," ledek salah satu pria antara lain adalah teman Tommy.
"Berisik lu Rion, gue pergi dulu ya kalo ada apa-apa panggil gue aja jangan sungkan," ucapnya sembari tersenyum manis didepan Ayu.
"Aihhh, moduss sekali brow hahaha," sorak Kenan serta teman-teman yang lain-nya.
Tommy pun pergi meninggalkan Ayu karena ada hal yang harus ia kerjakan, karena sorakan itu membuat wajah Ayu sukses memerah seperti kepiting rebus.
"Kenapa dia begitu baik si bikin ngerepotin perasaan orang aja," batin Ayu.
"Huftt, bagaimana aku bisa belajar kacamataku rusak begini," gumam Ayu sambil memandangi kaca matanya yang pecah berkeping-keping.
"Hei, lu baik-baik ajakan?," ujar seorang gadis di samping Ayu.
"Ah maaf aku tidak sadar kalau ada orang disamping, aku baik-baik kok hanya saja kaca mataku rusak,"
"Eh, gausah formal gitu santai aja kenalin gue Sefti," sembari mengulurkan tangan Ayu pun membalas jabatan tangan itu.
"Ayu, mungkin karena baru pertama kenalan jadi sedikit formal aja,"
"Ahaha, lucu banget si lu,"
Ayu hanya bisa menggaruk kepalanya yang tak gatal sambil tersenyum kebingungan, "Oiya apa lu gapunya kacamata cadangan?,"
Ayu hanya bisa menggelengkan kepala, lalu Sefti mulai membongkar isi tasnya seperti mencari sesuatu.
"Lu rabun apa???," tanya Sefti
"Aku rabun jauh,"
"Oh pas banget, ni gue ada kacamata bekas kakak gue dia ninggalin ini ditas gue, coba lo pake barang kali cocok sama lo," ucapnya sembari memberikan kacamata itu pada Ayu,
"Ehh gausah aku gamau ngerepotin kamu," tolak Ayu.
"Gak kok ga sama sekali dari pada lu ga bisa keliatan mending gua pinjem ini ke lu, soalnya bentar lagi pelajaran pertama bakal dimulai,"
Dengan berat hati Ayu menerima kacamata dari Sefti, kacamata ya sedikit berbeda jika kacamata milik Ayu adalah bulat kali ini sedikit oval. Ayu pun memakainya dan melihat kesekeliling.
"Ini min berapa ya?,"
"Gatau kakak gue tu kaya ya min 2,"
"Aku min 1 tapi lumayan kok sengganya aku bisa melihat dari kejauhan, makasih banyak ya akan aku kembali kan nanti, maaf ya udah ngerepotin"
"Gapapa pake aja,"
Singkat cerita pelajaran pertama pun dimulai, kali ini pelajaran-nya adalah matematika. Ayu sibuk mencatat setiap tulisan yang ada dipapan tulis, dengan cepat Ayu menyeselesaikan contoh soal yang ada dipapan tulis.
"Baiklah siapa yang mau maju mengerjakan soal didepan?,"
Mendengar guru itu sontak semua murid berpura-pura menundukan kepalanya takut nantinya merka akan ditunjuk, "Duhh sumpah ya kalo gua ditunjuk mampus gue," bisik Keano pada Rion
"Jangan berisik mangkanya pura-pura nunduk aja,"
"Saya pak," ucap seseorang dengan mengangkat tangan nya antara lain adalah Farah.
"Huftt, untung ada anak pinter dimari," ucap Rion sembari mengelus dada.
"Kamu udah biasa, bapak mau mengetes yang lain nya jangan kamu mulu,"
"Yahh, si bapak,"
"Duhh anjritt, jangan sampe nunjuk gue karena mata bapak itu tadi liatin gue," batin Sefti sembari menyembunyikan wajahnya dengan buku, Ayu yang melihatnya sedikit terkekeh melihat tingkah Sefti.
"Kamu yang pakai kacamata coba kamu kerjakan soal nomor 2, kamu sudah mempelajarinya kan dari sekolah lama kamu?,"
Ayu tersentak kaget saat dirinya ditunjuk, Sefti sepertinya senang karena bukan dirinya yang ditunjuk oleh guru. Ayu pun maju dan melihat soal tadi yang ia kerjakan.
"Sudah selesai pak,"
"Wahh cepat juga," lalu guru itu melihat dan jawabannya benar.
"Kamu tidak keberatan menjelaskan ini kepada teman-teman yang ada dikelas ini?,"
Ayu menjawab dengan anggukan dan mulai menjelaskan, Ayu pun sedikit gugup karena banyak mata yang memperhatikan termasuk pria bernama Aidan dengan muka datarnya.
"Huftt, fokus Ayu," gumamnya sembari menghela nafas dan jantung sedikit berdebar.
°^°
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
A ï D A N
Ficção Adolescente[ 𝘿𝙊𝙉'𝙏 𝘾𝙊𝙋𝙔 𝙈𝙔 𝙎𝙏𝙊𝙍𝙔-! ] WARNING 18+ Banyak adegan kekerasan, kata-kata kasar, makian dan banyak lagi jadi jangan ditiru yah guys. Ini menceritakan tentang kenakalan remaja yang mengejar apa arti cinta sesungguhnya tidak hanya cint...