"Maaf sekali Ran-San, tapi kemungkinan untuk hamil sama sekali tidak ada," kata dokter yang menyampaikan dengan penuh penyesalan.
Ran dan Shinichi yang berada di ruangan itu terkejut.
"T-Tapi kenapa?" tanya Ran, wajahnya seketika pucat pasi.
"Anda terkena kanker rahim stadium 2A dan harus menjalani histerektomi radikal atau pengangkatan rahim agar kankernya tidak semakin menyebar,"
Air mata mengalir di wajah Ran. Tiga tahun sudah ia menikah dengan Shinichi dan belum dikaruniai anak. Setelah melalui proses pemeriksaan, ternyata yang bermasalah adalah dirinya bahkan sudah sampai kena kanker rahim stadium 2A.
"J-jadi aku takkan pernah bisa melahirkan," isak Ran.
Shinichi menggenggam tangan istrinya, "Ran, sudah tidak apa-apa. Yang penting sekarang bagaimana caranya menyembuhkan kankernya. Punya anak atau tidak, tak pernah menjadi masalah buatku," hiburnya.
"Tidak bisa!" seru Ran sesenggukan, "impian terbesarku adalah memberimu anak, Shinichi,"
"Kalau kau memang sangat ingin punya anak, kita masih bisa adopsi kok,"
Ran menggeleng kuat-kuat, "tidak, aku ingin darah daging kita sendiri,"
"Ran..." Shinichi merengkuh bahu istrinya.
"Aku punya cara lain bila kalian memang menginginkan anak yang merupakan darah daging kalian sendiri," dokter memberi jalan keluar.
Ran dan Shinichi menatapnya.
"Bagaimana caranya?" tanya Ran bersemangat.
"Surogasi,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Surrogate Mother
FanfictionYang berbau-bau thriller dan chapter panjang masih Pipi Tembam keep. Otak masih belum kuat. Yang ringan-ringan tapi menyentuh aja dulu ya... Have a nice weekend!