"Okasan!" panggil Yuichi senang melihat ibunya menjemputnya di gerbang sepulang sekolah siang itu.
"Yuichi!" Shiho menyambutnya dan memeluknya.
"Tumben Okasan jemput hari ini," kata Yuichi.
"Eh, Okasan sengaja cuti setengah hari untuk menjemput Yuichi, sekali-kali tidak apa-apa kan?"
"Uhm," Yuichi mengangguk.
"Hari ini Okasan mau mengajak Yuichi jalan-jalan,"
"Eh? Kemana?"
Shiho mengedipkan sebelah matanya, "rahasia, buat kejutan saja nanti,"
"Asiiik,"
"Ayo," Shiho menggandengnya dan memberhentikan taksi sebelum mereka masuk bersama.
***
Jumat siang, Shiho mengambil cuti setengah hari. Sesekali ia ingin menyempatkan waktu menjemput Yuichi dari sekolah. Namun ia terkejut saat menemukan Yuichi tidak ada di sekolah.
"Loh, bukannya tadi Shiho-San sudah datang menjemput?" tanya Sensei.
"Hah?" Shiho bingung, "ini aku baru datang menjemput, mungkin Sensei salah lihat,"
"Tidak, aku yakin tidak salah lihat. Yuichi tadi dijemput Shiho-San, persis, hanya pakaiannya saja yang berbeda,"
Shiho terperanjat, "tidak mungkin," ia langsung buru-buru menelpon Shinichi.
"Ada apa Shiho?" tanya Shinichi.
"Shinichi... Yuichi..." Shiho terbata.
"Kenapa Yuichi?"
"Aku menjemput Yuichi di sekolah tapi dia tidak ada..."
"Apa? Bagaimana bisa?"
"Sensei bilang dia sudah dijemput olehku, tapi itu tidak mungkin, ini aku baru sampai kok," Shiho mulai panik.
"Shiho... mungkin ada yang menyamar sebagai dirimu..."
Lutut Shiho terasa lemas, "lalu aku harus bagaimana?" ia gemetaran sekarang.
"Hubungi polisi, aku akan segera ke sana!"
Mereka pun memutuskan sambungan.
Baru saja Shiho ingin menghubungi polisi, sudah ada pesan masuk di inbox emailnya.
Dia sudah bersamaku...
Datang sendiri kalau kau menginginkannya Sherry...
Vermouth
Shiho terkesiap. Vermouth? Vermouth masih hidup? Tapi bagaimana bisa? Lalu kenapa dia mengincar Yuichi? Anak itu tidak bersalah.
Shiho kebingungan sekarang, ia tidak tahu harus bagaimana. Mendadak sebuah taksi berhenti di hadapannya. Shiho tak mengerti, tidak ada yang memberhentikan taksi tersebut.
"Masuklah Nona Sherry," kata sopir taksi itu.
Shiho semakin gemetaran namun berusaha mengendalikan diri.
"Buang ponsel dan lencana detektifmu," pinta si sopir.
Shiho melakukannya, ia mengeluarkan lencana detektifnya dan meletakkan ponselnya di aspal pojokan gerbang sekolah. Namun sebelumnya ia sudah mengetik plat nomor taksi dengan cepat.
"Masuk sekarang!" perintah si sopir.
Shiho pun masuk ke kursi penumpang, pasrah saja akan dibawa entah kemana.
Tak berapa lama setelah Shiho pergi, Shinichi sampai di sekolah.
"Sensei lihat Shiho?" tanya Shinichi pada wali kelas Yuichi.
"Oh, aku lihat dia sepertinya tadi masuk taksi tapi tidak tahu kemana,"
"Ck," Shinichi berdecak kesal, ia mengeluarkan ponselnya untuk menelpon Shiho namun betapa terkejutnya ketika ia mendengar dering ponsel Shiho tidak jauh dari sana. Shinichi mencari-cari dan menemukannya di pojokan bersama lencana detektif.
"Sial! Siapa sih yang melakukannya!" umpat Shinichi, lalu ia memeriksa ponsel Shiho dan menemukan kode yang sepertinya plat nomor mobil, kemudian ia juga membaca pesan terakhir yang diterima Shiho.
Vermouth... Shinichi menggenggam ponsel itu erat, otaknya langsung berputar memikirkan sejumlah rencana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Surrogate Mother
FanfictionYang berbau-bau thriller dan chapter panjang masih Pipi Tembam keep. Otak masih belum kuat. Yang ringan-ringan tapi menyentuh aja dulu ya... Have a nice weekend!