Part 13

498 63 21
                                    

Waktu berlalu, kini krist dan singto sibuk dengan perkerjaan masing-masing dan jarang sekali bertemu, keduanya hanya bertemu saat malam hari, itu pun kalau singto tak lembur berkerja, tak ada yang istimewa dari hari-hari itu, entah kenapa setelah mendapat perkerjaan krist merasa ia semakin jauh dari singto, namun ia juga tak bisa jika harus berdiam diri di rumah.

"Krist" ucap seseorang membuat krist tersadar dari lamunannya.

Krist saat ini tengah berada di kantor tempatnya berkerja, termenung di depan laptop dan beberapa berkas perkerjaannya, ia hanya sedang memikirkan nasib rumah tangganya yang semakin hari semakin hampa, entahlah.. apa karna sering di abaikan singto atau dia hanya merasa lelah kali ini dengan sikap singto yang seperti tak pernah menganggap dirinya pasangan.

"Kenapa?" Tanya krist.

"Nanti akan ada orang baru disini, tolong kamu ajari semua yang pernah ku ajarkan pada mu, aku tak ada waktu untuk itu sekarang"

"Iya" ucap krist.

"Jangan melamun, apa perkerjaan mu sudah selesai?"

"B-belum, maafkan aku"

"Hmm" ucap orang tersebut sembari berlalu pergi.

Krist kembali melanjutkan perkerjaannya, setengah jam berlalu ada seseorang masuk ke ruangan itu.

"Apa kamu anak baru?" Tanya krist.

"Iya tuan" ucap orang tersebut.

"Tuan?" Tanya krist tak mengerti

"Tuan krist?" Ucap orang itu lagi

"Kamu mengenal ku?" Tanya krist.

"Tentu saja, apa anda lupa jika saya pernah berkerja di perusahaan tuan singto"

Krist mencoba mengingat, dia baru ingat dengan wanita yang berada di hadapannya sekarang, itu wanita yang pernah di bentak singto depan dirinya.

"Kenapa bisa disini?" Tanya krist.

"Aku sudah berhenti berkerja di sana, walau harus memulai semua dari awal aku tak masalah dari pada batin ku tersiksa" ucap wanita itu.

"Kita belum berkenalan, aku krist dan jangan panggil aku tuan karna kita sama-sama karyawan biasa disini" ucap krist.

"Baiklah krist, aku apple" ucap wanita itu yang ternyata benar apple.

Apple jelas masih mengingat krist saat dirinya di bentak di ruangan singto waktu itu ada krist yang membelanya,  sudah banyak orang berhenti berkerja selama singto yang menjabat sebagai CEO di perusahaan tersebut, termasuk apple tak ada yang betah berkerja di sana jika setiap hari di bentak. Apple juga terlalu muak dan sakit hati dengan singto, di saat tuan jack yang mengambil alih perusahaan dulu semua karyawan tentram dan damai dan semua betah berkerja namun sekarang perlahan semua berhenti.

Apple juga tak menyangka jika ia bertemu dengan krist di perusahaan baru tempatnya berkerja sekarang, apa lagi menjadi teman kerjanya dan mereka satu ruangan. Apple memang sedikit terpesona dengan krist sejak dulu, saat pertama krist menemui singto di kantornya dan semakin menyukai krist di saat krist membela dirinya saat singto membentaknya, jadi bukan salahnya jika dia merebut krist nanti, anggap itu sebagai pembalasan dendam apple kepada mantan atasannya.
.
.
.
Hari-hari berlalu, benar saja krist semakin jauh dari singto karna singto yang tak pernah menganggap dirinya, singto lebih sering lembur dan jarang pulang, begitu juga dengan krist, ia semakin dekat dengan apple, mereka sering istirahat bersama. Walau begitu krist tak pernah melupakan keberadaan fiat, ia selalu menyempatkan diri untuk mengajak fiat bermain tak seperti singto yang benar-benar sibuk dengan dunia kerjanya.

Seperti saat ini krist baru pulang berkerja dan tengah menemani fiat sedangkan pengasuh fiat tengah membuat makan malam, tak lama pintu terbuka ada singto yang baru saja datang.

"Phi sudah pulang?" Tanya singto.

"Hmm, dari mana saja kamu?"

"Aku lembur phi" ucap singto kemudian beranjak pergi dari sana berjalan menuju kamar mereka.

Saat makanan siap, pengasuh fiat mengambil alih fiat sedangkan krist mengajak singto untuk makan malam bersama.

Sudah terhitung 6 bulan usia pernikahan mereka, semuanya benar-benar terasa hambar sekarang mereka bagai orang asing yang tinggal satu rumah.

"Sing"

"Iya phi?"

"Apa kamu tak bisa meluangkan sedikit waktumu untuk ku dan fiat?"

"Aku benar-benar sedang sibuk sekarang"

"Tapi fiat merindukan mu"

"Maafkan aku"

Setelahnya keduanya hanya diam, setelah makan malam bersama keduanya pergi ke kamar, krist menindih tubuh singto di bawahnya dan mengusap lembut wajahnya membuat tubuh singto mematung karnanya, harus menggunakan alasan apa lagi dia sekarang?

"Aku menginginkan mu" ucap krist.

"A-aku... A-aku l-lelah phi"

"Aku tak yakin jika ada orang sesabar aku, kita bahkan sudah 6 bulan menikah, jangankan menyentuh tubuh mu, mengecup bibir mu saja sepertinya sangat jarang"

"Lalu alasan apa lagi sekarang? Kamu lelah? Kamu tak perlu bergerak cukup aku bermain sendiri, aku hanya sedang mencoba mempertahankan rumah tangga kita, aku mencoba untuk mengerti mu memahami semua kesibukan mu, setidaknya mengerti aku sedikit saja jika tak bisa membalas cinta ku juga tak masalah, setidaknya luangkan waktu mu untuk ku dan fiat, bagaimana cinta bisa tumbuh jika kamu tak pernah bersama ku, apa lagi kita sama-sama sibuk sekarang apa kamu tak takut jika rasa ku berubah?"

"Phi bisa bertahan mencintai ku selama 3 tahun ku tinggal saat itu dan di saat aku hadir kembali phi bilang rasa itu tetap sama, phi masih sangat mencintai ku, lalu kenapa sekarang tiba-tiba mengatakan itu? Kita tinggal satu atap selama 6 bulan ini, apa itu masih bisa memudarkan rasa phi pada ku?"

Krist terdiam mendengarnya, itu dulu di saat singto pergi berobat dan meninggalkannya 3 tahun rasa krist memang tak pernah berubah sedikit pun, karna krist belum terlalu mengenal singto dan tak ada ornag yang menemaninya, berbeda dengan sekarang krist hanya takut rasanya goyah karna kehadiran apple dan perlakukan singto padanya. Ia jelas tak ingin rumah tangganya berakhir begitu saja apa lagi sudah ada fiat kecil di tengah-tengah mereka. Krist harus bagaimana lagi untuk mempertahankan agar rasa cintanya terjaga untuk singto? Jika saat di rumah singto selalu mengabaikannya bahkan terlelap lebih dulu darinya.

"Apa kamu belum melupakan dia sing?"

"......"

"Ayo lakukan itu, aku benar-benar menginginkan mu sekarang" ucap krist sembari melumat bibir singto, tangannya menahan kedua tangan singto agar tak berontak. Krist terus menjamah tubuh singto walau singto masih berusaha menolak, krist tak peduli lagi ia membuka pakaian mereka dan mengikat tangan singto menggunakan dasi miliknya, ia menjelajahi setiap lekuk tubuh singto hingga merasa cukup ia menerobos lubang singto begitu saja sedangkan singto sudah pasrah berada di bawah krist, kini ruangan kamar mereka terdengar suara desahan yang mengalun dan geraman dari krist, walau singto hanya diam dan krist bergerak sendiri tapi tak masalah, krist benar-benar menikmati itu semua ia terus menjamah seluruh tubuh singto hingga dirinya puas dan keduanya mengeluarkan cairan kental mereka.

Krist menatap wajah singto yang tengah mengatur nafasnya, wajah singto terlihat menjadi bekali-kali lebih manis dari biasanya wajah yang memerah dengan di hiasi bibir yang membengkak.

Krist benar-benar yakin jika dia masih sangat mencintai singto sekarang, ia menatap singto dengan tatapan memuja dan membelai beberapa bekas kiss mark yang ada di dada singto.

"Terima kasih" ucap krist sembari mengecup kening singto, sedangkan singto hanya diam. Ia tak berhak marah walau tadi krist melakukan itu dengan sedikit paksaan, bukankah krist memang suaminya? Jadi wajar jika krist melakukan itu padanya. Jadi untuk meredam rasa kesalnya singto memilih untuk memejamkan matanya dan tidur.
















Tbc.

True love ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang