Part 5

656 87 6
                                    

Cukup lama keduanya terdiam, singto juga sudah tak mengeluarkan suaranya lagi, krist melihat ternyata singto tertidur.

Krist mengambil ponselnya dan menghubungi off.

"Tadi singto kambuh lagi" ucap krist.

"Kenapa bisa, bukankah sudah lama tak pernah kambuh?"

"Ee... Itu karna aku ingin menciumnya" ucap krist.

"Bodoh! Apa sebaiknya singto langsung ku pertemukan saja dengan keluarganya!!"

"J-jangan off... Beri aku waktu 2 minggu lagi" lirih krist.

"Baiklah, dua minggu lagi"

Setelah itu krist mematikan ponselnya, ia menatap ke arah singto yang tengah tertidur pulas, krist mengusap lembut pipi singto, kemudian mengecup bibirnya.

"Maafkan aku" bisik krist.

Setelah itu krist pergi dari sana, berjalan keluar rumah tanpa tahu tujuan, ia hanya ingin menyegarkan pikirannya, krist duduk di sebuah kursi yang ada di taman dekat rumahnya sembari berperang dengan isi kepalanya.

"Krist...." Ucap seseorang membuat krist melihat ke arah orang itu.

"Namtarn... Kapan kembali?"

"Seminggu yang lalu, apa kabar?"

"Seperti yang kamu lihat, aku baik-baik saja... Kamu sendiri apa kabar?"

" Aku juga baik, kamu semakin tampan sekarang" puji namtarn.

Krist hanya tersenyum mendengar ucapan itu, tak lama datang off menghampiri keduanya.

"Kalian bertemu tapi tak mengajak ku" ucap off.

Off kebetulan lewat dan bermaksud ingin ke rumah krist tapi ternyata ia malah menemukan krist di taman dekat rumahnya bersama namtarn,

"Kami hanya kebetulan bertemu disini" ucap namtarn.

"Apa kabar kamu disana? Apa seru mempunyai teman baru" ucap off.

"Aku baik, mereka semua asik tapi tak seasik kalian" ucap namtarn.

Ketiganya mengobrol bercanda tawa, mereka memang berteman sejak lama jadi wajar jika kembali bertemu akan seasik sekarang.

Waktu berlalu hingga tak terasa sudah hampir 3 jam krist meninggalkan singto di rumah sendirian, ia masih asik bercengkrama dengan off dan namtarn.

"Phi krist...." Ucap singto yang baru terbangun dari tidurnya.

Singto berjalan mencari krist, ke dapur, ke ruang tamu namun tak ada tanda-tanda keberadaan krist.

Singto keluar rumah dan berjalan menuju taman dekat rumah krist, ia sudah biasa di ajak krist ke taman itu, di lihatnya krist tengah berbicara dengan off dan seorang wanita, singto langsung menghampiri ketiganya.

"Phi krist!"

"Hah... Singto, kamu sudah bangun"

"Phi meninggalkan ku"

"Tidak, aku hanya disini berbicara dengan off"

Krist memegang tangan singto dan menyuruhnya untuk duduk disampingnya.

"Dia siapa?" Tanya namtarn yang memang tak mengenal singto.

"Teman ku" ucap krist.

"Sepertinya berbicara sambil makan enak?" Ucap off.

"Krist sebaiknya ambil makanan yang sudah kau siapkan tadi pagi"

"Hmm, ku tinggal sebentar" ucap krist.

Setelah krist pergi, namtarn mencoba mengajak singto untuk berbicara.

"Aku namtarn"

Namun tak ada jawaban dari singto, singto memang tak pernah mau menjawab ucapan orang yang tak di kenalnya, selama 6 bulan singto tinggal bersama krist, singto hanya berbicara dengan Krist dan off saja, ia bahkan tak pernah berbicara dengan tetangga krist.

"Kenapa sombong sekali" gumam namtarn.

"Dia sakit" ucap off.

Beberapa menit kemudian, krist datang kembali dengan membawa box makanan dan tikar plastik, ia menyusun semua makanan itu di atas tikar.

"Ayo duduk" ucap krist.

Namtarn hendak duduk di samping krist namun singto lebih dulu duduk disana, jadi namtarn memilih duduk di samping off.

"Aku ingin kue" ucap singto.

Krist mengambilkan singto kue dan menyuapkannya padanya.

"Apa singto melupakan kejadian tadi pagi?" Bisik krist kepada off.

"Bukankah dia selalu lupa setelahnya krist?"

"Hah... Dia sudah lama tak kambuh jadi aku benar-benar lupa" ucap krist.

Disaat singto memakan kuenya ia melihat jari manisnya.

"Phi krist cincin ku hilang"

"Ee... Bukankah sudah hilang sejak kemarin sing?" Ucap krist, membuat off terkejut mendengarnya, krist mencoba untuk membohongi singto kali ini, off jelas masih ingat jika cincinnya hilang tadi pagi.

"Hilang dimana? Ayo bantu aku mencarinya"

"Hilang di toilet dan sepertinya masuk ke saluran air kotor"

"Krist!!" Ucap off.

"Iya" jawab krist dengan entengnya.

"Kalian kenapa?" Tanya namtarn yang tak mengerti.

"Teman mu benar-benar sudah keterlaluan" ucap off.

"Jangan dengarkan dia namtarn, apa kamu tak merindukan masakan ku, ini makan yang banyak" ucap krist sembari mengambilkan namtarn makanan.

Sedangkan singto masih menatap ke arah jari manisnya.

"Sing sudahlah, nanti ku belikan yang baru" ucap krist.

"T-tapi itu cincin dari phi natt" lirih singto.

"Ini kue kesukaan mu" ucap krist mencoba mengalihkan perhatian singto.

"Sudah ku bilang waktu itu off jangan menjadi dokter jiwa, ku lihat kalian berteman dengan orang gila sekarang!" Ucap namtarn sinis.

"Namtarn ucapan mu!" Ucap off.

"Singto tak gila, hanya sedikit sakit" ucap krist.

Krist membersihkan sisa kue disamping mulut singto membuat singto mengingat kejadian tadi pagi, singto terkejut dan melepas tangan Krist di bibirnya.

"Phi krist jahat!!" Ucap singto ketakutan sembari berontak.

"Obatnya" ucap off.

Krist langsung bangkit dan berlari menuju rumahnya untuk mengambil obatnya, sedangkan off menahan tubuh singto, singto masih terus berontak mencoba melepaskan diri dari off.

"Kalian jahat!! Lepaskan aku!!" Teriak singto.

Hanya membutuhkan waktu beberapa menit akhirnya krist datang kembali membawa obat singto, krist menyuntik lengan singto dan beberapa menit kemudian singto kembali tenang.

"Off... Dia kenapa?" Tanya namtarn yang masih tak mengerti.

"Sebaiknya kamu pulang saja" ucap off kepada namtarn.

"Krist bawa singto pulang, biar aku membereskan ini semua"

Krist menggendong tubuh singto membawanya untuk pulang ke rumahnya meninggalkan off dan namtarn.

"Siapa dia sebenarnya? Dimana keluarganya?"

"Entahlah..." Jawab off seadanya.





















Tbc

True love ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang