Part 19

642 71 21
                                    

Hari-hari berlalu, kini keduanya sudah tak pernah bertengkar lagi, singto juga lebih sering pulang awal dan tak pernah lembur lagi, ia meluangkan waktunya untuk anak dan suaminya. Mungkin dirinya sudah mulai menerima pernikahan mereka. Ia juga tak pernah bertemu natt lagi, jadi jika ada keperluan singto menyuruh sekretarisnya.

Singto benar-benar tak mau membuat suaminya salah paham lagi, begitu juga dengan krist, dia membatasi diri berteman dengan apple, ia tahu sepertinya apple menyukai dirinya itu sebabnya ia menjaga jarak, tapi mereka masih sering makan siang bersama, karna di jam istirahat mereka tak pergi hanya berdua. Krist tak mau rumah tangganya kacau lagi seperti waktu itu.

Jika singto mulai berubah dan mengintropeksi diri, dirinya juga harus seperti itu, ia tak mau membuat singto marah dengannya atau mencurigainya mengingat jika akhir-akhir ini singto berubah menjadi sedikit posesif.

Krist tak merasa risih atau apa, bukankah itu berarti jika singto mulai mencintainya?

Setelah ia menyelesaikan perkerjaannya krist beranjak dari tempatnya dan keluar dari ruangannya.

"Mau pulang bersama?" Tanya apple, saat melihat krist.

"Tak usah, aku membawa mobil tadi" ucap krist.

Apple hanya menganggukan kepalanya dan membiarkan krist pergi. Entah kenapa dia merasa jika akhir-akhir ini krist menghindarinya dan sejak kapan krist membawa mobil saat pergi berkerja? Biasanya krist datang selalu menggunakan taxi dan pulangnya selalu bersama dirinya.

Krist masuk ke mobilnya dan keluar dari parkiran, ia memang membawa mobil singto karna singto yang menyuruhnya tadi, jika krist sudah pulang singto memintanya untuk menjemput dirinya di kantornya.

Hanya membutuhkan waktu beberapa menit Krist tiba di kantor singto, ia turun dari mobilnya dan masuk ke dalam menuju ruangan singto, banyak karyawan disana menyapa dirinya dan di balas sapaan ramah juga olehnya. Krist masuk ke dalam lift hingga tiba di lantai atas.

Sebelum masuk ruangan singto ia mengetuk pintu lebih dulu hingga terdengar suara singto yang menyuruhnya untuk masuk baru ia masuk ke dalam. Di lihatnya singto masih berkutat dengan beberapa perkerjaannya.

Krist memeluk singto dari belakang sembari memberikan kecupan kecil di pipinya.

"Apa masih banyak?"

"Iya phi" ucap singto.

"Biar ku bantu" ucap krist.

"Tak usah, phi juga pasti lelah kan"

"Tidak"

Singto berdiri dari kursinya kemudian krist duduk di sana, krist juga menarik tangan singto agar duduk di pangkuannya.

"Jika seperti ini perkerjaan ku tak mungkin selesai" ucap singto.

Krist mulai memperhatikan perkerjaan singto begitu juga dengan singto keduanya mulai berkerja kembali dengan posisi itu, perkerjaan benar-benar akan terlihat mudah jika sudah di kerjakan berdua, apa lagi bersama dengan orang yang di cinta. Setelah perkerjaannya sedikit lagi krist menghentikannya dan membiarkan singto menyelesaikan semuanya.

Krist memeluk suaminya sembari menatap ke arah laptop singto sesekali menggoda suaminya dengan memberi beberapa kecupan di tengkuk lehernya.

"Phi!"

"Hmmm?"

"Jangan seperti ini, aku tak bisa berkonsentrasi"

"Baiklah" ucap krist seadanya kemudian membiarkan singto berkerja kembali.

Beberapa menit kemudian krist memegang pipi singto dan melumat bibirnya membuat singto terpaksa harus menghentikan perkerjaannya dan membalas lumatan suaminya itu, keduanya melumat dengan sangat lembut, singto mengubah posisinya menjadi menghadap ke arah krist dan melingkarkan tangannya ke leher krist memperdalam ciuman mereka.

True love ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang