Part 7

634 86 6
                                    

Krist benar-benar menikmati hari-hari terakhir ia bersama singto, ia juga ijin tak masuk kerja seminggu ini agar bisa menghabiskan waktu bersama singto di rumah.

"Singto...." Panggil krist.

Ia baru saja pulang dari minimarket dengan membawa sekantong belanjaan di tangannya.

"Lihat aku bawa apa?" Ucap krist, saat melihat singto yang tengah menonton televisi.

Krist mengeluarkan barang belanjaannya dan memberikan es krim dan coklat kepada singto.

"Terima kasih phi" ucap singto.

"Satu lagi" ucap krist.

Krist mengeluarkan sesuatu dari kantong celananya, kemudian ia mengambil tangan singto dan memasangkan cincin yang di belinya tadi.

"Jaga baik-baik" ucap krist

Singto melihat cincin yang melingkar di jari manisnya.

"Tapi ini berbeda dengan cincin ku kemarin" ucap singto.

Krist terdiam mendengarnya, jelas saja berbeda, cincin singto kemarin mungkin terbuat dari berlian? Dan yang sekarang di belikan krist hanya mas biasa.

"Makan es krim mu sebelum mencair" ucap krist.

Kemudian krist pergi dari sana dan berjalan menuju dapur, ia menata semua belanjaannya di dalam kulkas.

Ini hari terakhir singto bersama dirinya karna saat ini off sedang ke kota untuk menjemput gun, sepupu singto itu.

Jujur saja hati krist sedikit berat untuk melepas singto namun ia sudah berjanji akan merelakan singto ikut bersama gun nanti, tanpa terasa air mata krist menetes dengan sendirinya, hatinya benar-benar perih.

"Phi krist" ucap singto.

Membuat krist menghapus air matanya dan menatap ke arah singto.

"Iya, kenapa?"

"Phi kenapa?"

"T-tidak, apa kamu lapar?"

"Tidak phi" ucap singto.

Tiba-tiba krist memeluk tubuh singto, membuat singto terkejut.

"Phi kenapa?"

"Tidak, aku hanya ingin memelukmu sebentar" ucap krist.

Cukup lama keduanya terdiam di posisi itu, krist memegang wajah singto dan mendekatkan wajahnya, ia mencium bibir singto dengan lembut walau tanpa balasan dari singto, tak lama terdengar suara ketukan pintu, krist menghentikan ciumannya, ia menghapus sisa saliva dibibir singto menggunakan ibu jarinya kemudian mengecup lembut kening singto.

"Ayo kita lihat siapa yang datang" ucap krist.

Keduanya berjalan kedepan, krist membuka pintu dan melihat off dengan seorang pria manis pendek disana.

"Singto" ucap gun sembari memeluk singto, gun menangis sembari memeluk singto dengan erat.

"Siapa?" Tanya singto.

"Aku gun... Apa kamu lupa lagi dengan ku" ucap gun.

"Gun... Phi natt dimana? Apa phi natt tak ikut kesini" ucap singto.

"Tidak... Tapi mama dan papamu sedang menuju kesini sekarang" ucap gun.

Selang beberapa menit tiba 3 buah mobil mewah disana, banyak orang bertubuh besar keluar.

"Singto" ucap seorang wanita paruh baya sembari memeluk anaknya.

"Ma... Apa phi natt tak ikut?" Tanya singto.

"Lupakan dia sing" ucap tuan jack, papa singto.

Mereka berpelukan saling melepas rindu, krist hanya menatap dengan diam, berarti ini detik-detik terakhir dirinya melihat singto lagi.

"Terima kasih sudah merawat anak saya" ucap tuan jack.

"I-iya om" ucap krist seadanya, jika krist berani krist bisa saja meminta kepada orang tua singto agar mereka tak membawa singto, namun nyalinya seakan menciut, menit demi menit berlalu hingga tak terasa sudah 2jam berlalu, gun dan kedua orang tua singto langsung berpamitan untuk pulang.

"Phi krist... Aku pulang" ucap singto.

"Ini...." Ucap krist sembari memberikan sesuatu ke tangan singto.

"Ini cincin pernikahan ku dengan phi natt, terima kasih phi" ucap singto bahagia.

"Iya" jawab krist seadanya.

Krist hanya berharap jika cincin darinya yang berada di jari manis singto tak akan di buang oleh singto.

Setelah melihat mobil singto pergi krist kembali meneteskan air matanya, off memeluk krist dan menenangkannya.

"Jangan sedih"

"Apa aku bisa bertemu singto lagi off? Jika aku merindukannya bagaimana" ucap krist.

"Ku rasa tak bisa karna kata gun orang tua singto akan membawa singto berobat keluar negri" ucap off.

"Kapan?"

"Besok"

"Hiks... Hikss.... A-aku mencintai singto"

"Percaya pada ku, jika kalian berjodoh suatu saat kalian akan bertemu lagi" ucap off sembari menepuk pelan punggung krist.

.
.
Keesokan harinya....

"Sudah siap" ucap gun sembari merapikan pakaian singto.

"Apa phi natt disana?" Tanya singto.

"Iya" jawab gun.

Tak lama pintu terbuka menampilkan seorang wanita paruh baya disana.

"Apa kalian siap gun?" Tanya mama singto.

"Siap tante" ucap gun.

Ketiganya keluar dari kamar dan berjalan kedepan, di depan sudah ada sopir yang tengah memasukan beberapa koper ke dalam bagasi.

"Om titipkan singto padamu" ucap tuan jack.

"Aku akan menjaga singto dengan baik dan aku berjanji singto akan sembuh nanti" ucap gun.

Iya... Hanya gun yang menemani singto berobat keluar negri, karna kedua orang tua singto begitu sibuk, jadi tak memungkinkan untuk mereka ikut kesana.

Setelah salam perpisahan dan berpelukan, singto dan gun masuk ke mobil, kemudian sang sopir mulai menjalankan mobilnya.

"Apa kita akan menemui phi natt?" Tanya singto.

"Iya" jawab gun seadanya.

"Bagaimana hari-hari mu tinggal bersama krist?" Tanya gun.

"Phi krist baik" jawab singto seadanya.

Setelah itu hanya ada keheningan, gun memainkan ponselnya dan mengabari kekasihnya jika mereka sudah berangkat.

"Mereka sudah berangkat" ucap off, sesaat setelah mendapat pesan dari gun.

"Ayolah, life goes on! Kamu tak bisa berdiam diri seperti ini terus, itu juga tak akan mengembalikan singto padamu lagi" ucap off.

Krist hanya mengangguk dengan tatapan kosongan sembari menatap foto dirinya dan singto di ponsel miliknya.



















Tbc.

True love ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang