Part 11

535 77 23
                                    

Hari-hari berlalu, sudah hampir satu bulan keduanya menikah, singto sudah berkerja di perusahaan papanya sedangkan krist masih terus berusaha mencari perkerjaan, karna ia tak ada pengalaman berkerja di sebuah perusahaan itu yang membuatnya sulit untuk di terima di perusahaan mana pun.

papa singto sudah berulang kali menyuruh krist untuk berkerja di kantor yang sama dengan singto, namun lagi dan lagi krist menolak itu, dia hanya malu dengan mertuanya, sudah cukup mertuanya membantu mereka dengan memberi rumah yang begitu mewah dan juga mobil jadi untuk masalah perkerjaan krist akan berusaha sendiri dan tak ingin merepotkan mertuanya lagi.

"Apa kegiatan phi hari ini?" Tanya singto, ia sudah memakai pakaian kerjanya saat ini, di lihatnya krist juga sudah rapi, seperti akan keluar.

"Aku akan melakukan interview lagi" ucap krist.

Sebelum berangkat krist melihat fiat lebih dulu di kamarnya, di lihatnya sang buah hati masih terlelap tidur.

"Maafkan daddy jika nanti saat kamu bangun tak ada daddy" bisik krist, karna biasanya setiap fiat terbangun dari tidurnya krist selalu ada di dekatnya, sekarang fiat lebih dekat dengan krist dari pada singto karna krist yang selalu ada di rumah.
.
.
"Ayo berangkat bersama" ajak singto.

"Tak usah sing, lagi pula tujuan kita berbeda arah"

"Hmm, baiklah" ucap singto.

Krist membukakan singto pintu mobil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Krist membukakan singto pintu mobil.

"Hati-hati" ucap krist.

"Phi juga hati-hati semoga berhasil" ucap singto.

Setelah itu krist menutup pintu mobil dan singto mulai menjalankan mobilnya, tak lama taxi yang di pesan krist tiba, ia juga langsung berangkat.

Hanya membutuhkan waktu 30 menit akhirnya singto tiba di perusahaan papanya.

Banyak tatapan kagum dari karyawan disana namun diabaikan oleh singto, hampir setiap hari seperti itu singto sampai muak di buatnya.

Saat ia hendak memasuki lift di lihatnya ada satu OB juga berada disana.

"Kenapa kamu menggunakan lift? Bukankah ada tangga?" Ucap singto tajam.

"M-maaf tuan" ucap OB tersebut kemudian keluar dari dalam lift.

Sebenarnya semua karyawan disana boleh menggunakan fasilitas lift yang ada di kantor, tuan jack sendiri yang mengijinkan, hanya saja jika ketahuan singto, ia pasti akan menegur siapapun itu, ia juga tak suka jika masuk lift harus bersama dengan karyawan lainnya, jika mereka ingin menggunakan lift sebaiknya tunggu disaat singto tak ada.
.
.
.
.

Di lain tempat, krist tengah melakukan interview kerja saat ini, tangannya terasa begitu dingin, ia merasa kurang percaya diri.

"Terima kasih tuan krist, nanti saya hubungi lagi"

True love ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang